Kamis, 31 Maret 2022

Kecebur membangkitkan kreatifitas

Tulisan terakhir yang saya posting pada blog sederhana ini tercatat pada awal bulan Maret 2022. Kalau ada yang tidak percaya silahkan cek sendiri dengan cara membaca tulisan yang berjudul Visi Misi membangun keluarga beriman.

Sebetulnya tulisan tersebut bukan satu-satunya tulisan yang saya tulis. Hanya saja memang blog sederhana ini sedikit terbengkalai di bulan Maret. Sebabnya sederhana, karena saya berpindah kelain hati sejenak. 😁 (sorry blog)

Satu bulan full saya memaksakan jemari untuk merangkai minimal 400 kata setiap hari. Program yang diprakarsai oleh KMO (Komunitas Menulis Online) memacu kreatifitas saya dalam menulis cerita fiksi. Hasilnya tidak mengecewakan (menurut saya), karena 30 judul cerita berhasil dipublikasaikan dalam www.bukulaku.id. Oh yaaa, bagi yang menaruh minat untuk membaca cerita fiksi pertama saya, silahkan bisa membaca cerita tersebut yang saya beri judul Pesan dari Surga.

Kreatifitas sepertinya memang harus dipaksakan. Hal itu saya dapat selama mengikuti pelatihan di KMO. Rasanya malas sekali merangkai cerita karangan secara terus menerus setiap hari. Tapi berkat dorongan peserta lain, kreatifitas itu muncul terus setiap harinya. Postingan teman yang sudah lebih dulu mengudara, membuat saya termotifasi untuk menyelesaikannya juga.

Sedikit mengutip arti dari kreatifitas dari Om Wiki. Daya cipta atau kreativitas adalah proses mental yang melibatkan pemunculan gagasan atau anggitan (concept) baru, atau hubungan baru antara gagasan dan anggitan yang sudah ada. Berdasarkan kutipan tersebut, benar adanya bahwa kreatifitas harus dipaksakan, karena mental untuk melakukannya yang harus dilatih terus menerus.

Salah satu tempat untuk menempa mental agar menjadi kreatif adalah Lagerunal. Ini bukan sekedar promosi tentang grup kece! Namun, memang seluruh kegiatan di Lagerunal dapat memancing kreatifitas para anggotanya. Senin BW, Pantun Bale, Kamis Menulis, dan Sabtu Youtube merupakan program yang bukan saja memancing kreatifitas, namun dapat menghasilkan kreatifitas yang beragam dari Sobat Lage. 

Sudah berapa Kamis Menulis saya lewati, baru kali ini saya menyempatkan jemari untuk menari lagi. Menyusun beberapa kata yang tidak terasa sudah sampai paragraf ketujuh. Entah sudah berapa banyak kreatifitas yang terangkai dalam setiap kalimat. Atau bahkan tidak ada kreatifitas sama sekali, Masa iya! 😨

Dipenghujung tulisan ini, saya kembali melihat judul yang saya sematkan pada tulisan ini. Kata kecebur, rasanya dapat dikulik menjadi ide yang menarik. KECEBUR, hmmm... karena sebentar lagi bulan Ramadhan, mungkin kata KECEBUR bisa saya akronimkan menjadi Keseruan Cerita Bulan Ramadhan. 😋

Ternyata paragraf di atas bukan yang terakhir. Gara-gara kata kecebur, menantang diri saya untuk membuat tulisan selama bulan Ramadhan. Hmmm... semoga akan ada 30 cerita kreatif yang bertemakan Ramadhan di blog sederhana ini. Semoga! (Biasanya hanya ada idenya saja, actionnya tidak pernah ada) 😌

Salam Kenal
Salam Literasi
Salam Indrakeren
See You Tomorrow 😉

Kamis, 03 Maret 2022

Visi dan Misi membangun Keluarga Beriman

Minggu lalu kurir ojek online datang mengantar pesanan buku yang saya beli dari Pak Padil. Buku yang saya beli berjudul Blog at First Sight. Niatnya buku tersebut ingin saya baca, tapi ternyata Pak Padil memberikan bonus buku berjudul Keluarga Samara Sehidup Sesurga. Jadilah buku bonus tersebut saya baca terlebih dahulu.

Buku karangan Imam Nur Suharno, mengingatkan pembacanya untuk membentuk keluarga samara. Karena jika keluarga baik, maka bangsa akan menjadi baik. Lebih jauh lagi agar keberhasilan membangun keluarga yang didasari keimanan dijamin langgeng hingga ke surga. So, siap membentuk keluarga yang samara juga beriman.

Masih dalam buku bersampul hijau yang menyegarkan ini. Penulis mengatakan, keluarga merupakan institusi terkecil dalam masyarakat, namun memiliki pengaruh yang besar terhadap institusi yang lebih besar. Bahkan, maju dan mundur sebuah institusi yang besar seperti bangsa dan negara bergantung dari institusi kecil yang disebut keluarga.

Keluarga tidak hanya sebagai tempat berkumpulnya suami, istri dan anak. Lebih dari itu, keluara memiliki fungsi dan peranan yang penting dan strategis dalam menentukan nasib suatu bangsa. Oleh karena itu, untuk membangun sebuah keluarga yang beriman dibutuhkan visi dan misi yang perlu ditanamkan dan dipraktekkan dalam menjalankan sebuah keluarga.

Visi Keluarga

Kita mulai dari visi. Masih saya kutip dari buku setebal 144 halaman ini. Visi keluarga beriman berkaitan dalam upaya membangun kehidupan di dunia dan sesurga yaitu terwujudnya keluarga beriman di dunia dan di akhirat.

Visi keluarga ini terinspirasi dari firman Allah swt dalam Alquran surat Al Baqarah ayat 201 yang artinya "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa neraka".

Doa dari surat Al Baqarah tersebut senantiasa dilantunkan oleh umat manusia. Kebaikan di dunia meliputi nikmat sehat, rumah yang lapang, rezeki yang luas, ilmu yang bermanfaat, istri yang penuh dengan kebaikan, anak-anak yang soleh dan solehah, serta kebaikan-kebaikan lainnya yang mencakup kebaikan di dunia.

Lain halnya dengan kebaikan di akhirat. Diawali dengan diberikan kemudahan dalam penghitungan amal, tentunya satu kebaikan di akhirat adalah masuk ke dalam surganya Allah swt. 

Dengan visi yang mencakup kebaikan di dunia dan di akhirat. Tentunya keluarga harus mampu memberikan manfaat untuk kehidupan yang sedang dijalani. Dalam kehidupan berkeluarga visi ini harus dapat diimplementasikan oleh seluruh anggota keluarga.

Misi Keluarga 

Misi keluarga tentunya bukan hanya numpang lewat (Misi = Permisi). Misi Keluarga tentunya lebih dari sekedar lewat. Setelah visi keluarga disepakati dan sudah diimplementasikan oleh seluruh anggota keluarga, maka misi keluarga perlu dibangun. Paling tidak ada tiga hal yang perlu diperhatikan pada misi keluarga untuk orang yang beriman , yaitu:

1. Menikah dan memiliki keturunan yang baik.

Dalam Alquran surat An Nisa ayat 1. Firman tersebut menyatakan dengan menikah diharapkan dapat melahirkan keturunan yang akan melanjutkan visi dan misi keluarga.

"Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada TuhanMu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan istrinya, dan dari pada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu" (QS. An Nisa ayat 1)

Pembentukan keluarga adalah untuk memelihara keturunan atau menjaga eksistensi umat manusia agar dapat memakmurkan bumi. Memiliki anak bagi orang beriman, tidak sekedar karena anak itu sendiri, melainkan ada misi yang mulia. Keturunan dapat memberikan manfaat setelah orangtuanya tiada, ladang pahala bagi orangtua melalui pemberian nafkah, ada pula yang mengatakan banyak anak banyak rezeki serta akan menjadi kebanggaan di hari kiamat kelak.

2. Keluarga tempat pendidikan pertama

Keluarga berfungsi sebagai ladang pendidikan pertama, sebagaimana dijelaskan dalam surat At Tahrim ayat 6. 

"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkanNya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan" (At Tahrim ayat 6)

Agar bangunan keluarga dapat bertahan sampai di akhirat, ada sebuah tanggung jawab untuk memelihara dan melindungi keluarga bukan hanya di dunia saja namun juga di akhirat. Maka itu, pentingnya fungsi pendidikan dalam keluarga sehingga hak dan kewajiban dari masing-masing keluarga dapat seimbang.

3. Mampu berperan dalam masyarakat

Membangun keluarga tidak sekedar urusan hubungan biologis atau hanya sekitar isi rumah saja. Namun, keluarga harus mampu memerankan keluarga agar dapat berkontribusi dalam aktifitas dakwah dan kepemimpinan umat. Hal ini tertulis dalam Alquran surat Al Furqan ayat 74.

"Dan orang-orang yang berkata: Ya Tuhan kamu, anugrahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kammi imam bagi orang-orang yang bertakwa"

Keluarga merupakan bagian dari masyarakat. Oleh karena itu, keluarga hendaknya dijadikan sebagai tempat (sekolah pertama) untuk mempersiapkan dan tumbuh berkembang anak sebagai generasi pemimpin di masa depan.

Dengan visi dan misi keluarga beriman yang dituliskan di atas, maka menikah itu menjadi pintu gerbang terwujudnya sesuatu yang berharga dan mulia untuk meraih kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Fiddunya hasanah wa fil aakhirati hasanah.

Penutup

Tulisan sederhana ini dikutip dari buku bonus dari Pak Padil. Saya tuliskan dengan bahasa yang sederhana, agar dapat diserap ilmunya secara sederhana pula. Semoga tulisan dengan tema keluarga akan rilis secara berkesinambungan di hari-hari berikutnya. Hal itu dikarenakan apa yang saya tuliskan baru bagian awal dari sebuluh bab yang ada di buku menarik ini. So, semoga saya tetap komitmen untuk menuliskan kelanjutannya. 

Salam Kenal
Salam Literasi
Salam Indrakeren
See You Tomorrow 😉