Rabu, 29 Desember 2021

Vaksin 6 - 11 Tahun, GOR Seskoal

Jakarta - Setelah berhasil melaksanakan vaksinasi siswa sekolah usia 12 - 17 tahun. Pemerintah mengadakan lagi vaksinasi untuk usia 6 - 11 tahun. Peserta didik kelas 1 sampai 5 sekolah dasar ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.

SDN Cipulir 05 Pagi juga melaksanakan vaksinasi usia 6 - 11 tahun pada hari selasa, 28 Desember 2021.  Kegiatan yang dilaksanakan di GOR Seskoal, Jakarta Selatan tersebut diikuti oleh 372 siswa dari SDN Cipulir 05 Pagi.


Kegiatan yang diketuai oleh Wima Sutega berlangsung dari pukul 6:00 sampai 12:00. Hampir semua guru turun langsung dalam kegiatan tersebut. Dimulai dari area pendaftaran, cek suhu, vaksinasi,penginputan dan observasi dilakukan oleh dewan guru.

Sedikit Catatan

Setiap ada catatan dalam sebuah kegiatan, pasti akan ada sebuah perbandingan dengan kegiatan sebelumnya. Kegiatans serupa, vaksinasi usia 12 - 17 tahun yang diselenggarakan beberapa bulan lalu, dapat dikatakan lebih baik dari kegiatan vaksinasi usia 6 - 11 tahun.

Dilihat dari depan tempat kegiatan yang tidak ada meja pendaftaran. Kemudian kertas pendaftaran yang diberikan nomor setelah diisi. Membuat sirkulasi pendaftaran menjadi bolak-balik atau tidak sederhana.

MissCom juga terjadi ketika penumpukan antrian untuk penginputan data. Hal itu terjadi karena, proses penginputan yang memerlukan waktu. Seharusnya tim pantau yang ada di depan, dapat melihat kondisi penumpukan. Sehingga ada penundaan beberapa saat untuk siswa masuk kembali ke dalam GOR.

Namun, Alhamdulillah situasi tersebut tidak berlangsung lama. Kesigapan panitia dapat segera mengurai ketidak tertiban tersebut dengan baik. 

Kerjasama Tim

Panitia yang bertugas pada hari tersebut dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Ketidak tertiban yang terjadi segera diurai. Sehingga kegiatan dapat tetap berjalan dan kondusif. Dari total 372 siswa yang hadir, 80 % siswa sudah tervaksinasi.

Bagi siswa yang belum melakukan vaksinasi karena tidak hadir atau sakit. Maka, dapat melaksanakan vaksinasi pada hari rabu, 30 Desember 2021 pukul 8:00 hingga 12:00 di GOR Seskoal, Jakarta Selatan.

Salam Kenal
Salam Literasi
Salam indrakeren
See You Tomorrow 😉

Kamis, 23 Desember 2021

Bu



Bu...
Thank you
I Love You 

***
Salam Kenal
Salam Literasi
Salam Indrakeren
See You Tomorrow 😉

Selasa, 14 Desember 2021

Belajar Canva

Selamat Pagi anak-anak hebat. Hari ini kita belajar di blog sederhana lagi yaaa! Semoga kalian tidak bosan belajar disini. 

Anak-anak keren, mari kita awali pembelajaran hari ini dengan berdoa menurut kepercayaan masing-masing. Berdoa mulai.

Apakah kalian masih ingat materi SBdP terakhir yang kita pelajari di kelas VI? Iyaaa benar, kalian memang anak-anak kreatif. Materi SBdP terakhir yang kita pelajari adalah membuat reklame. 

Sudah banyak jenis-jenis reklame yang sudah kalian pelajari. Misalnya poster, logo, banner, spanduk, baliho, buklet dan lainnya. Dari beberapa jenis reklame tersebut kalian sudah mencoba membuatnya dengan cara yang sederhana. Terimakasih yaaa sudah berusaha membuat reklame.

Anak-anak cerdas, hari ini Pak Indra ingin mengajak kalian berkreasi dengan menggunakan media digital. Media digital untuk membuat design dengan menggunakan Canva. Aplikasi berbasis web ini sangat mudah untuk digunakan. 

Agar lebih mudah, Pak Indra sudah membuatkan video tutorial dasar menggunakan Canva. Video tersebut sudah Pak Indra upload di channel youtube. Kalian dapat menyaksikannya dan mempelajarinya.


Bagaimana? Kalian sudah menyaksikannya video tersebut hingga selesai. Pak Indra berharap, setelah kalian menyaksikan video tersebut, kalian dapat membuat design dengan menggunakan canva. Contoh design yang Pak Indra buat di canva dapat dilihat di akun instagram Pak Indra. 

Indrawahyudin (@indrawahyuddin) • Foto dan video Instagram

Ok, anak-anak kreatif sebagai latihan SBdP hari ini. Kalian dapat membuat sebuah design yang menggambarkan diri kamu. Buat design sekreatif mungkin, kemudian posting di instagram kalian. Setelah terposting silahkan kirimkan link tautannya ke google classroom. Selamat berkreasi anak-anak, Pak Indra tunggu design kalian paling lambat pukul 15:00. Terimakasih.


Salam Kenal
Salam Literasi
Salam indrakeren
See You Tomorrow 😉

Kamis, 09 Desember 2021

PPKN : Budaya Antri

Selamat pagi anak-anak hebat. Semoga hari ini kalian dalam keadaan sehat dan semangat untuk belajar di ruang maya. 

Anak-anak cerdas, sudah lama ya kalian tidak datang ke blog sederhana ini. Terakhir kali kalian mampir kesini mungkin pada bulan Agustus. Ada yang masih ingat materi apa yang Pak Indra share disini? Yuppp... bener banget, materinya adalah "Apa sih teks eksplanasi itu?", bagi kalian yang lupa tentang materi tersebut, kalian bisa klik tulisan berwarna biru yaa.

Ok, anak-anak yang selalu ceria, hari ini Pak Indra akan memfasilitasi kalian untuk memahami apa sih Antri itu? Pak Indra yakin, kalian sudah mengetahui tentang itu. Namun, tidak ada salahnya kalian mengetahui lebih dalam lagi tentang apa itu Antri.

Anak-anak kreatif, Pak Indra memiliki salah satu link yang dapat kalian pelajari tentang budaya antri. Link tersebut ditulis oleh kawan maya Pak Indra yang bernama Pak Budi. Pak Budi juga seorang guru seperti Pak Indra. Hari ini pak Budi menshare tulisan yang sangat bagus. Pak Indra yakin, jika kalian membacanya akan banyak hal positif yang dapat kalian dapatkan dan praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Sebelum Pak Indra memberikan link nya. Ada aturan yang harus kalian pahami. Disimak baik-baik yaa aturannya.

  1. Bacalah dengan baik dan cermat cerpen berjudul Kazumi belajar makna budaya antri
  2. Setelah kalian membacanya, apa yang kalian pelajari dari kisah Kazumi?
  3. Buatlah video berdurasi minimal 3 menit yang isinya tentang pelajaran yang kalian dapatkan setelah membaca cerpen berjudul Kazumi belajar makna budaya antri. 
  4. Jika kalian sudah selesai membuat video, kalian dapat mengirimkannya ke Google Classroom.

Nah,,, anak-anak tangguh. Apakah kalian sudah membaca dan memahami aturan pada pelajaran kali ini? Jika sudah, kalian dapat mengklik gambar di bawah ini. Jika belum paham kalian dapat menghubungi Pak Indra untuk bertanya secara langsung.

Selamat belajar anak-anak hebat, cerdas, ceria, kreatif, dan tangguh. 

***

Salam Kenal
Salam Literasi
Salam Indrakeren
See You Tomorrow 😉

Belajar POV (Point of View)


Haduh materi saya ilang semua gegara hp diinstal ulang. 

POV itu sudut pandang. POV ada tiga macam. 

  • Sudut pandang orang pertama. Pakenya "Aku" dia yang bercerita. 
  • Sudut pandang orang kedua. Pakenya dirimu. 
  • Sudut pandang ketiga. Pakenya, dia, dirinya, atau sebut nama. 

Yang paling sering digunakan menulis itu POV 1 dan 3. Untuk POV 1, dia punya keterbatasan. Gak boleh nyeritain lebih dari sepengetahuannya. Kalau POV 3 itu bebas, lebih luas cakupannya.

***

Tulisan saya di atas merupakan hasil copy paste dari citcat di wa grup. Awalnya obrolan sebatas materi tentang materi dasar penulisan. Namun di dalam materi tersebut ada banyak istilah-istilah yang baru bagi saya. Pada akhirnya saya memberanikan diri untuk bertanya tentang hal yang asing bagi saya, yaitu POV.

saya bertanya 😁

Disaat kita ada kemauan, disitulah banyak jalan akan terbuka. Ketidaktahuan saya tentang POV dijawab dengan cepat oleh Kak Kirana Adreena, admin KMO kelompok 10. Tulisan pada awal artikel ini merupakan jawaban dari Kak Kirana, walaupun materinya hilang karena teruninstall, Kak Kirana tetap memberikan jawaban tentang POV. Tapi, emang dasar saya newbie tetap aja bingung... hahhaahahaa, maaf yaa Kak!

Alhamdulillah ada banyak penulis hebat dan berpengalaman di KMO kelompok 10. Beberapa orang teman dunia maya mencoba memberikan pandangannya tentang POV. Sebuah pertanyaan sederhana dari saya atas dasar ketidaktahuan, malah jadi bahan diskusi positif di dalam grup. Terimakasih yaaa, saya jadi banyak belajar. Oh... iya, beberapa jawaban tentang POV saya copy pastekan yaa... 😊 

POV Versi Kak Kirana Adreena

Belajar POV (Point of View) 

POV : Ini kependekan dari Point of view. Ini juga dari Bahasa Inggris yang artinya adalah sudut pandang. 

Orang pertama (POV 1) 

👉 Ini adalah salah satu sudut pandang yang cukup sering digunakan selain sudut pandang orang ketiga. Hal yang menjadi ciri khas utamanya adalah pemakaian kata ganti seperti aku, saya, gue, gua, ana, ane, aye. 

💐Kelebihan : Penulis dapat menggali isi hati karakter (jalan pikiran, keputusan, dan sebagainya) lebih mendalam.

💐Kekurangan : Cerita hanya berpusat pada karakter itu saja, ada kekhawatiran karakter penulis akan tercampur dengan karakter tokoh.

Contoh :🍒 Aku berjalan menelusuri lorong gelap itu. Tak ada seorang pun di sana, tiba-tiba ... sekelibat bayangan hitam besar melintas tepat dihadapanku. 

🍒Aku berdiri di sana menatap senja yang lama menghilang. Sesekali menoleh ke arah gadis yang berdiri di atas bebatuan, aku mengernyit heran, karena gadis itu baru pertama kali terlihat di sana. 

🍒Biasanya, hanya aku sendiri yang menatap lembayung kala malam mulai menarik terang ke peraduan. 

🍒Seketika membuatku merinding. Lalu bertanya, apa itu? 

Orang kedua (Pov 2)

👉Sudut pandang ini dapat dikatakan sebagai yang eksekusinya paling sulit. Tidak sedikit juga penulis fiksi yang salah paham dengan prinsip dasar penggunaan sudut pandang orang kedua. Ciri khas utamanya adalah pemakaian kata ganti seperti, kamu, kau, anda, dan sebagainya.

💐Kelebihan : Melibatkan pembaca ke dalam cerita. Seolah penulis adalah pembuat skenario game visual novel dan pembaca adalah pengendali karakternya.

💐Kekurangan : Sulit untuk digarap.

Contoh PoV 2:

🐾 Kamu berjalan menelusuri lorong gelap itu. Tak ada seorang pun di sana, tiba-tiba ... sekelibat bayangan hitam besar melintas tepat dihadapanmu. 

Seketika membuatmu merinding. Lalu bertanya, apa itu? 

🐾 Kau berdiri di sana menatap senja yang lama menghilang. Sesekali kau menoleh ke arah gadis yang berdiri di atas bebatuan, kau mengernyit heran karena gadis itu baru pertama kali terlihat di sana. Biasanya, hanya kau sendiri yang menatap lembayung kala malam mulai menarik terang ke peraduan. 

🗒 : Saya juga belum begitu paham tentang pov 2 ini. 

Orang ketiga (Pov 3)

Dalam sudut pandang orang ketiga, penulis berperan sebagai “kamera”. Artinya, bertugas menyoroti setiap adegan. Salah satu tips untuk mengasah deskripsi menggunakan sudut pandang ini adalah mempelajarinya dari cara suatu film menyorot adegan. Kak Orizuka menegaskan pentingnya mempertimbangkan alasan memilih sudut pandang orang ketiga, entah karena keseharian karakternya yang dianggap penting atau yang lainnya. Ciri khas utamanya adalah pemakaian kata ganti orang ketiga seperti dia, orang itu, sosok itu, dan sebagainya

Kelebihan : Penulis dapat menceritakan beberapa karakter dan adegan sekaligus

Kekurangan : Penulis tidak bisa mengeksplor karakter lebih dalam seperti dari pemikiran, isi hati, dan sebagainya.

🌿 Contoh :  lelaki itu berjalan menelusuri lorong gelap itu. Tak ada seorang pun di sana, tiba-tiba ... sekelibat bayangan hitam besar melintas tepat di hadapan lelaki itu. Seketika membuat dia merinding. Lalu bertanya apa itu? 

🌿Aliya mengatakan pada Ibunya, jika dia hendak pergi hangout bersama sahabatnya ke sebuah mall yang baru saja diresmikan pengoperasiannya. Namun, seketika saja wajah sumeringah itu berubah, saat dirinya tak mendapatkan izin dari wanita paruh baya itu 

POV versi Kak Merry Heafy

Sudut pandang, atau POV, adalah perspektif dari mana sebuah cerita diceritakan. Sederhananya, POV adalah tentang siapa narator, siapa yang bercerita. Ada tiga opsi POV utama dalam penulisan fiksi:

1.    Pertama Person POV

Mempekerjakan kata ganti "saya" "saya" atau "saya", orang pertama biasanya digunakan POV dalam penulisan fiksi. Karakter "aku" ada dalam cerita, menceritakan pengalamannya secara langsung. Dalam sudut pandang ini, pembaca dapat melihat sekilas perasaan batin dari kegembiraan, kegembiraan, kesedihan, dan frustrasi karakter.

Meskipun orang pertama dapat membuat pembaca merasa terhubung secara emosional dengan penulis dan karakter, itu terbatas pada satu perspektif, satu suara, sehingga dapat dianggap bias dan tidak lengkap.

2.    Kedua Person POV

Orang kedua menggunakan kata ganti "kamu" dan "kamu". Ini adalah POV yang paling sulit untuk dilakukan secara efektif dan bisa sangat menantang bagi penulis yang kurang berpengalaman. Namun, sudut pandang ini dapat membawa pembaca ke dalam tindakan dan menggaet pembaca sejak awal.

Contoh paling sukses dari sudut pandang orang kedua adalah seri Choose Your Own Adventure dan Bright Lights, Big City oleh Jay McInerney.

3.    POV orang ketiga

Orang ketiga menggunakan kata ganti "dia", "dia", "mereka", atau "itu". Narator tidak hadir dalam cerita dan menceritakan kehidupan dan pengalaman karakter.

Sudut pandang ini mungkin merupakan perspektif yang paling umum digunakan karena menawarkan lebih banyak fleksibilitas dan perspektif yang lebih luas daripada dua lainnya. Tergantung seberapa banyak yang diketahui narator, ada tiga jenis sudut pandang ini:

● Orang ketiga terbatas: Narator hanya mengetahui pemikiran dan pengalaman satu karakter. Dan karakter ini umumnya protagonis.     

● Kelipatan orang ketiga: Narator mengetahui pemikiran dan pengalaman beberapa karakter dalam cerita. Contoh tipikal dari sudut pandang ini adalah A Song of Fire and Ice karya George RR Martin .     

● Orang ketiga mahatahu: Narator, seperti Tuhan, tahu segalanya tentang semua orang dalam cerita. Narator yang maha tahu menjadikan sudut pandang ini sebagai yang paling objektif dan dapat dipercaya.

***

Nah itu hasil citcat atau obrolan seru di kelompok 10. Jawaban Kak Kirana dan Kak Merry tidak jauh berbeda. Pada intinya kedua jawaban sama-sama memberikan jawaban yang memuaskan bagi saya yang masih polos ini. 

Walaupun demikian, terus terang saya juga masih bingung sekali tentang POV. Oleh karena itu, materi ini saya dokumentasikan pada blog sederhana ini, agar dapat diingat kembali pada saat penyampaian materi. Selain itu, saya akan coba praktekkan dalam program SarKat setiap hari. 

Terimakasih atas jawabannya saya ucapkan, kepada diri saya "Ayooo... semangat! Pasti bisa kok!". Untuk teman-teman KMO, yuukkk saling memberikan motivasi agar banyak yang berhasil. Aamiin. 

Salam Kenal
Salam Literasi
Salam Indrakeren
See You Tomorrow 😉

Selasa, 07 Desember 2021

Anak Muda untuk Masa Depan

Satu hal yang saya ingat tentang perubahan adalah Satria Baja Hitam. Sedikit nostalgia tidak apa-apa yaaa. Kotaro Minami, seorang anak muda yang diberikan amanat berupa kekuatan untuk melindungi bumi. Kotaro Minami akan berteriak "berubah", kemudian tubuhnya akan mengenakan jubah berwujudkan belalang. Dengan kendaraan motor bernama belalang tempur, Kotaro Minami siap melindungi dunia dari para monster. Kedamaian pun selalu terjaga hingga masa depan yang bahagia.

Paragraf yang baru saja Anda baca, sudah mencerminkan saya sudah bukan anak muda lagi. Anak yang tumbuh di era 90-an dengan tontonan yang iconik pada jamannya. Satria Baja Hitam, Doraemon, Dragon Ball, Shinchan dan masih banyak lagi membuat saya tumbuh dengan menyenangkan.

Lalu apa hubungannya dengan resume ini, jawabannya tidak ada hubungannya! Saya hanya langsung terfokus kepada kata dalam tema pertemuan kali ini. Anak muda berani bikin perubahan untuk masa depan, tema yang diangkat membangunkan alam bawah sadar saya tentang kata "berubah" yang diteriakkan Kotaro Minami. Akhirnya jadilah tulisan yang tidak nyambung ini. Maafkan yaa!

***

Oke, fokus yaaa untuk Anak muda yang berani membuat perubahan untuk masa depan. Saya sudah bukan anak muda, namun jika saya dipanggal bapak muda boleh juga, ngareeep

Sebagai awal resume, saya ingin mengcopy tulisan narasumber pada grup GMLD. "Saya mendaftar di kelas GMLD ini sebagai peserta, ingin belajar tentang literasi digital sekaligus tentang cara memotivasi diri dan orang-orang terdekat, khususnya anak-anak didik saya. Namun, yang terjadi justru saya dimasukkan ke dalam tim/panitia. Selanjutnya, Bapak/Ibu bisa membayangkan apa yang terjadi pada diri saya, seorang guru jadul yang baru mau belajar, ternyata harus memberikan materi yang saya sendiri belum mengerti."

Sudah baca paragraf di atas! Berani-beraninya guru jadul mengambil tantangan menjadi narasumber dari apa yang belum dimengerti. Hmmmm.... Saya jadi mau kenal lebih dekat dengan beliau.

Ibu Rosminiyati nama narasumbernya memberikan bukti bahwa berani dan berubah itu bisa dilakukan. Bisa dilakukan jika ada kemauan untuk belajar dan menangkap kesempatan untuk naik kelas. Ilmu bisa dicari, keberanian untuk menyampaikan bisa dilatih, materi bisa dibuat dan Ibu Rosminiyati sudah membuktikannya, bahwa itu semua bisa dilakukan. 

Bukti jadul bukanlah penghalang, ketidaktahuan bukan membuat minder, namun dijadikan tantangan untuk menaklukkannya. Hebat Bu Ros, Terimakasih sudah memotivasi. 

***

Heeiii... Anak muda, Heeiii... Bapak/Ibu yang memeiliki jiwa muda!! Ayooo berani membuat perubahan untuk masa depan di era digital. Siap membaca resume saya hingga titik terakhir merupakan awal kita berani membuat perubahan, selamat membaca.

Menurut Ibu Ros, berani memiliki arti mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan dan sebagainya atau tidak takut (gentar). arti tersebut Ibu Ros temukan pada KBBI yang ada di internet.

Sedangkan perubahan adalah peralihan atau pertukaran. Tentu saja dalam hal ini adalah perubahan dari keadaan semula menjadi lebih baik dari pada sebelumnya. Lalu mengapa perlu melakukan perubahan digital? Jawabannya simple, karena kebutuhan, hobi, tambahan penghasilan dan berbagi. 

Keempat jawaban tersebut bisa dilakukan jika kita berani untuk melakukan perubahan. Kemudian adakah sesuatu yang dapat mempengaruhi perubahan digital tersebut? Bu Ros memiliki jawabannya, disimak yaa!

Menurut Ibu Ros, hal-hal yang mempengaruhi perubahan di dunia digital adalah tekad, lingkungan, sarana prasarana, kesempatan dan dukungan. Kita semua ditakdirkan untuk menjadi motivator, yang artinya orang (perangsang) yang menyebabkan timbulnya motivasi pada orang lain untuk melaksanakan sesuatu; pendorong; penggerak.

Untuk menjadi motivator perubahan di dunia digital, kita tidak perlu merasa minder atau takut hanya gara-gara melihat karya-karya luar biasa dari orang-orang hebat yang sudah ada di ruang maya. Mereka juga bermula dari bukan siapa-siapa. Namun, karena mereka sudah memulainya, dan tentunya lebih dulu dari kita, serius melakukannya, dan dengan seperangkat kelebihan yang dimiliki, akhirnya menjadi seperti apa yang kita lihat saat ini. Hal ini tidak menutup kemungkinan terjadi pula pada diri kita jika kita melakukan hal yang sama.

Selanjutnya, kita jalani prosesnya dengan sabar, karena tidak ada yang instan. Berpijak pula pada latar belakang pengetahuan dan pengalaman, serta “perangkat lunak” yang ada pada diri kita masing-masing, jangan mengukur capaian kita dengan keberhasilan orang lain. Cukuplah kesuksesan orang lain menjadi motivasi, sebagai pemantik semangat di saat kita lemah. 

Masing-masing kita tahu pondasi kita. Oleh karena itu, berjuanglah sesuai kemampuan. Jika kemarin kita baru bisa mengetik di Word,* dan kemudian hari ini sudah bisa ber-blog* ria, artinya kita sudah melakukan perubahan atau naik kelas. Begitulah seterusnya.

***

Ibu Ros minta izin untuk menyampaikan hal-hal yang bisa kita lakukan dalam gerakan perubahan. Diizinin gak nih.... heheheee

1. Mengubah Mindset

2. Meluruskan niat

3. Berani keluar dari zona nyaman

4. Bergabung dengan Komunitas

5. Kolaborasi

6. MULAI

Nah... keenam hal tersebut merupakan oesan dari Bu Ros kepada kita untuk berani melakukan perubahan. Sekarang, pekerjaan rumah kita sebagai guru adalah bagaimana menularkan ilmu yang kita dapat kepada peserta didik di sekolah. Tentunya bukan hal mudah, karena peserta didik kita sudah lebih mahir menggunakan gawainya. Namun, mereka belum tahu memanfaatkannya lebih dalam lagi. Gawai bukan hanya untuk memainkan games sepanjang waktu. Gawai juga dapat digunakan untuk hal yang lebih positif.

Target kita adalah meluruskan penggunaan media digital pada mereka. Bermain game yang hampir menyita sebagian besar waktu mereka dengan gawai, kita alihkan kepada kegiatan lain yang jauh lebih bermanfaat.

Caranya, Pertama kolaborasi. Kita berada pada komunitas sekolah yang luas. Anak-anak didik kita jumlahnya banyak. Kita tidak mungkin bisa melakukannya sendiri. Oleh karena itu, perlu dibangun kolaborasi di antara sesama guru.

Kedua, Melakukan sosialisai tentang literasi digital. Kita bisa menggunakan materi yang sudah kita peroleh dari pelatihan GMLD ini. Ketiga, Memfasilitasi murid-murid kita melakukan hal-hal positif dalam dunia digital. Terakhir adalah memotivasi.

Bagaimana bapak ibu guru, siap untuk berkolaborasi, mensosialisasikan, memfasilitasi dan memotivasi peserta didik. Jika keempat hal tersebut dapat dilakukan maka akan ada harapan terciptanya peserta didik yang dapat memanfaatkan literasi digital dengan bijak. Berani melakukan perubahan, Berani!

Salam Kenal
Salam Literasi
Salam Indrakeren
See You Tomorrow 😉

Materi Dasar Penulisan Pertama

Belajar lagi, belajar terus dan terus belajar. Belajar disini, belajar disana, belajar dimana-mana. Selama pandemi menjadi pembicaraan warga dunia, kegiatan saya adalah masuk dari komunitas menulis satu ke komunitas menulis lainnya. Kesempatan belajar secara online tidak saya sia-siakan. Selain itu memang ada alasan lain, yaitu GRATIS! 😂

Gratis memang, namun tetap kualitasnya FASNTASTIS. Saya sudah membuktikannya dari beberapa kali ikut pembelajaran online, baik melalui WAG atau zoom. Semuanya saya ikuti dengan sungguh-sungguh, hingga akhirnya ilmu baru saya dapat dari belajar bersama-sama.

Kali ini saya ikut komunitas baru. Saya dapat informasi ini dari Ibu Aam Blogger Inovatif. Awalnya saya hanya komentar di kolom IG nya, namun setelah itu saya diberikan link pendaftarannya. Sampai akhirnya saya sekarang sudah bergabung dalam KMO.

KMO merupakan akronim dari Komunitas Menulis Online. Belum banyak hal yang saya ketahui, saat ini dalam saya hanya melihat dan ikutan berkomentar itupun sesekali saja. Maklumlah saya masih newbie alias amatir banget, jadi saya ngikut aja dulu, siapa tahu berhasil. 😎

Oh... iya, saya sudah dapat materi pertama tenang menulis. Materi tersebut di share oleh admin KMO di WAG. Admin tersebut bernama Kak Kirana Adreena. Kak Kirana memberikan materi pertama tentang Materi Dasar Kepenulisan. 

Materinya saya save di blog sederhana ini, agar terdokumentasi dengann baik. Selain itu agar saya tidak lupa dan manjat-manjat di grup. heheheh... Yukk simak materinya dengan membaca perlahan. Monggo!!!!

🍁Materi Dasar Kepenulisan

Sebenarnya tanda baca hal dasar dalam menulis. Sebelum masuk materi pertama sama Kang Tendi, saya berbagi ilmu sedikit supaya pas kalian ngerjain tugas sudah paham penempatan huruf kapital setelah tanda baca, ya. 

❤️Tanda baca. 

Nah, kebanyakan di sini banyak salah tanda baca, berantakan banget. Termasuk tanda titik yang boros dan tanda koma tidak sesuai tempat. Saya kasih contoh yang benar, ya!

  1. Aku merasa sedih.... Karena teman hantuku itu pergi,, padahal dia baik dan sopan padaku..?
  2. Aku merasa sedih(,) karena teman hantuku itu pergi(.) Padahal dia baik dan sopan padaku(.)?

Nah, tanda baca CUKUP SATU. Jangan banyak-banyak, ya. 

Selanjutnya, setelah tanda baca, beri spasi. Jangan dempet. Contohnya:

  1. Aku pasrah dengan takdir ini,mata batin yang terbuka membuatku menderita.Meski pun begitu aku harus bersyukur. ❌
  2. Aku pasrah dengan takdir ini, mata batin yang terbuka membuatku menderita. Meskipun begitu aku harus bersyukur.✅

Nah, lebih enak dibaca yang mana? Yang kedua, 'kan? Yuk, diubah. 

❤️Huruf kapital. 

Pasti di sekolah sudah diajarkan sedikit tentang kapital, 'kan? Nama orang dan tempat kapital. Awal kalimat dan setelah tanda titik itu kapital. Setelah koma huruf kecil kecuali nama orang dan tempat harus besar. Jangan lupa! Beri paragraf atau jarak. Misalnya:

Kalimat 

Kalimat

Kalimat

Kalimat

Kalimat 

Kalimat

Materi kedua penulisan Dialog 

🍁Penulisan Dialog

Kali ini saya mau memberi materi kepenulisan seputar dialog. Kebanyakan di sini masih salah dan belum paham cara menulis dialog yang benar dan sesuai PUEBI. Yuk, langsung aja disimak supaya tulisan kalian semakin enak dibaca. 

1. Menggunakan Tanda Kutip Dua (") 

Wajib pakai tanda ini, ya, Kak. 

"Aku sakit," kata Alia.? 

Untuk dialog dalam chat atau telepon, kita sepakat pakai kurung siku ([]) 

[Halo, kamu di mana?]

[Di hatimu, eaaaak!]

2. Dialog Tag 

Frasa dialog tag sebelumnya memakai TANDA KOMA, dan frasa TIDAK KAPITAL. Contoh: 

 "Aku benci dia." Kata Dina. 

"Aku benci dia(,)" kata Dina. 

"Mau apa?" Tanya Dila. 

"Mau apa?" tanya Dila.

"Pergi!" Seru Arian.

"Pergi!" seru Arian.

Mengapa harus memakai tanda koma, Kak? Karena frasa 'kata', 'tanya', dan 'seru' masuk dialog tag. Jadi, harus pakai koma dan jangan kapital, ya.  

Berikut jenis frasa dialog tag lain: 

🌱Netral  

kata, ucap, ujar, cetus, tutur, ungkap, tandas, tanya, sapa, panggil, pungkas, tegas, ajak, pinta  

🌱Netral sebagai respon 

balas, jawab, sahut, terang, jelas, sela, tukas, potong 

 🌱Memuat nada emosi 

caci, cerca, sindir, ejek, hina, cela, kelakar, dan canda 

🌱Nada emosi tinggi  

jerit, teriak, seru, raung, dan sergah 

 🌱Nada emosi rendah 

lirih, bisik, dan gumam 

3. Dialog Aksi atau Bukan Dialog Tag 

Nah, kalau dialog aksi pakai tanda apa, Kak? Dialog aksi artinya SELAIN DARIPADA FRASA DIALOG TAG DI ATAS. Jadi, harus pakai tanda titik dan WAJIB KAPITAL. Contoh: 

"Aku rindu." dia menangis di hadapanku.

"Aku rindu." Dia menangis di hadapanku.

"Kamu di mana?" tangannya bergetar.

"Kamu di mana?" Tangannya bergetar.

Lihat perbedaannya, 'kan? Intinya selain daripada frasa dialog tag di atas, penulisan dialog pakai titik dan kapital.  Sudah paham? Kalau belum silakan bertanya!

🍁PARTIKEL DI- DAN KE- 

Penulis Pemula WAJIB BACA! 

Saya mau sharing tentang kesalahan yang paling sering dilakukan penulis pemula. Ini juga berguna buat kalian yang mau menulis artikel, karya non-sastra, atau karya sastra. 

Tentang partikel di-.  Yang harusnya pisah, malah digabung. Yang harusnya gabung, malah dipisah. Apa aja itu? 

1. Partikel Di- 

🌱Jika menunjukkan kata tempat, wajib dipisah. Rumusnya di- + kata tempat = pisah.  

Di mana 

Di rumah 

Di sini 

Di sana 

Di kafe 

Di rumah sakit 

Di samping 

Di bawah 

Di taman 

🌱Jika menunjukkan kata kerja, harus digabung. Rumusnya di- + kata kerja = gabung. 

Dimakan 

Dibuang  

Dijilat 

Dibunuh 

Diminum 

Dimanfaatkan  

Dicairkan 

Dihancurkan 

Dirasakan 

2. Partikel Ke- 

??Jika menunjukkan kata tempat, harus dipisah. Rumusnya ke- + kata tempat = pisah. 

Ke rumah 

Ke mana?

Ke sini 

Ke depan 

Ke belakang 

Ke taman 

Ke kafe  

Ke China 

Ke Hongkong 

🌱Untuk kata kerja, jarang digunakan karena termasuk kata tidak baku dan tidak dianjurkan. Seperti: 

Kemakan 

Kebuang 

Keciduk 

Jadi, lebih baik diganti menjadi: 

Termakan 

Terbuang 

Terciduk 

Lanjut materi ke empat, kebut kejar jam tayang. 

🍁PENGGUNAAN ELIPSIS 

Tanda elipsis (...) digunakan dalam kalimat yang terputus-putus atau menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat ada bagian yang dihilangkan. Biasanya dalam kutipan langsung.  

Aturannya: 

1. Sebelum dan sesudah tanda titik, wajib pakai spasi. Jangan dempet, ya, Kak! 

Mungkinkah...dia mencintaiku?❌

Mungkinkah ... dia mencintaiku?✅

2. Elipsis tengah tiga titik (...), elipsis akhir empat titik (....). Kenapa empat? Yang tiga sebagai elipsis, yang satu sebagai tanda titik penutup kalimat. Jadi, setelah tanda elipsis empat, harus kapital, ya.  Tiba-tiba....? 

Tiba-tiba ....? 

Oh .... aku tidak merasa begitu. ❌

Oh .... Aku tidak merasa begitu.✅

3. Setelah tanda elipsis tiga (...) jangan kapital kecuali nama orang atau tempat.  

Bagaimana ... Hati bak teriris.❌

Bagaimana ... hati bak teriris.✅

Namaku ... Andriana.❌

Hotelnya bernama ... Alisha. ✅

4. Elipsis dialog tag pakai tiga titik ditambah satu tanda baca frase dialog tag. "Aku harus pergi ...," ucapnya sendu.? 

"Ke mana ...?" tanyanya malas. 

"Pergi, aku muak ...!" bentaknya emosi.

"Aku benci ...." Ia menggenggam kedua tanganku.

Dialog terakhir itu elipsis + dialog aksi jadi kapital.  

Saran: 

Jangan terlalu banyak memakai elipsis, ya. Gunakan hanya ketika dialognya terjeda atau terpotong. Kalau masih bisa diganti memakai tanda koma, jangan pakai elipsis.   

Oh ... ternyata dia begitu. 

Lebih baik diganti menjadi: 

Oh(,) ternyata dia begitu.? 

🍁Penggunaan huruf kapital 

1. Sebagai Huruf Pertama pada Kalimat 

(M)ereka telah meninggalkan kampung setelah Merapi meletus.  

2. Sebagai Huruf Awal Gelar Keturunan atau Gelar Agama 

(S)unan Amangkurat II 

(P)aus Yohanes Paulus  

Apabila gelar tidak diikuti nama orang dan tidak berada di awal kalimat, maka penulisannya tetap diawali dengan huruf kecil.  

Banyak (p)angeran yang pergi meninggalkan istana.  

3. Sebagai Huruf Awal Gelar Jabatan 

(P)residen Joko Widodo 

Apabila tidak diikuti nama orang dan tidak berada di awal kalimat, maka penulisannya tetap diawali dengan huruf kecil.  

Pekan depan ada kunjungan (b)upati di kampungku. 

4. Sebagai Huruf Awal Nama Jabatan atau Institusi 

Rapat dipimpin oleh (D)irektur Bank Indonesia.  

Huruf kapital tidak digunakan untuk jabatan yang tidak merujuk nama orang, instansi, atau tempat.  

Banyak orang bercita-cita menjadi (m)enteri.  

5. Sebagai Huruf Awal Nama Orang 

Huruf kapital selalu digunakan sebagai huruf awal nama orang, contoh: Helena Wulandari, Seno Gumira, Aji, Wendaka. Terdapat beberapa pengecualian huruf kapital sebagai berikut: 

a. Penulisan kata binti atau bingung dalam sisipan nama orang ditulis dengan huruf kecil.   

Hasan bin Muhammad 

Fatimah binti Ali Mahmuddin 

b. Penulisan sisipan pada bentuk bahasa lain di antara nama juga ditulis dengan huruf kecil. 

Vasco da Gama 

Alexander van Humbold 

c. Huruf kapital tidak digunakan untuk nama yang telah menjadi ukuran jenis atau volume tertentu.  

300 ampere 

mesin diesel 

6. Sebagai Huruf Pertama dalam Kalimat Kutipan Langsung 

"(L)usa kita harus bertemu," kata Kirana. 

"(A)pa yang sedang kaupikirkan?" tanya Adreena. 

7. Sebagai Huruf Pertama dalam Penulisan Judul Naskah 

MAHIR BERBAHASA INDONESIA 

Lelaki yang Kucemburui Masa Lalunya 

8. Sebagai Huruf Awal Setiap Kata dalam Penulisan Sub Judul 

Tanda Baca 

Jenis Kata Gramatikal dan Leksikal 

🍁 Dialog Hiks 

Untuk pembuka, kita langsung ke unek-unek aja. Pernah nggak, sih, kalian enak-enak baca cerita yang bagus, alurnya mengalir, eh jadi hilang selera karena di dialog ada kata 'HIKS'? Kalau iya, kita satu server. Meskipun nggak semua orang merasa terganggu, tapi bagiku itu merusak feel ke hati pembaca. Kok bisa? 

Kata 'hiks' termasuk bunyi-bunyian, 'kan? Suara orang terisak atau menangis sesenggukan. Nah, sangat kurang indah dibaca bila diletakkan dalam dialog, sejajar dengan perkataan tokoh. Lebih baik, kata 'hiks' dijadikan narasi aja. Selain lebih terdeskripsi, feel ke pembaca juga lebih dalam. Contoh: 

"Papa jahat, hiks. Kenapa kayak gini, hiks. Bukannya aku juga anak papa? Hiks hiks hiks," kata Dian. ? 

Kita ubah menjadi: 

"Papa jahat! Kenapa jadi begini, sih? Bukannya aku juga anak papa?" kata Dian sambil menangis sesenggukan/terisak. Bulir-bulir air mata berlomba-lomba membasahi pipinya. Jika teman-temannya menangis karena cinta, ia justru sakit karena pertengkaran orang tua. 

Nah, bandingkan. Lebih mendalam yang mana? Usahakan juga kalau buat dialog, sertai aksi tokoh supaya gak monoton. Okey?  

🍁Dialog Telepon dan Chat. 

Kalau telepon pakai tanda petik dan kurung siku. Yang tanda petik sebagai kita?tokoh utama?yang tanda kurung siku sebagai lawan bicara. Ini untuk POV orang pertama. (Ini materi lama ada banyak versi soal ini. Aku pribadi kalau telepon pakai kutip 2 dengan keterangan kalau dia lagi nelpon.) 

Contoh: 

"Halo?" sapaku.  

[Iya?] balasnya di sana. 

Untuk POV orang ketiga, pakai tanda petik semuanya. Diberi keterangan layaknya dialog tag atau dialog aksi. Contoh: 

Disya pun mengangkat telepon. 

"Halo?" sapa Disya. 

"Sya, kamu gak kenapa-napa, 'kan?" tanya Syifa khawatir. 

Dialog Chat: 

Pakai kurung siku semuanya, di aplikasi bisa diatur posisi seakan-akan kayak chat beneran. Nah, di FB gimana? Kalian bisa pakai beberapa cara ini: 

A. Keterangan tokoh di atas sebelum dialog. 

@chaaa 

[Woy, ke mana lu?] 

@rizzzka 

[Sabar, njir! Belom siap gw] 

@kara01 

[Astaga, Ukhty, pap dong!] 

@rizzzka 

[Dasar mesum ??] 

B. Keterangan tokoh dialog tag/aksi 

[Woy!] Aldi mengirim pesan. 

[Sabar, masih pembuangan.] Dela tertawa di sana. 

🍁Alur/Plot

 Dari segi keilmuan di bidang sastra alur/plot cerita terbagi 3: 

1. Alur maju/lurus

Artinya cerita berurutan dari awal hingga akhir 

Contohnya: kisah seorang tokoh sejak lahir, sekolah, hingga menikah. 

2. Alur mundur(masa lalu/flashback)

Artinya cerita dimulai dari bagian akhir kisah lalu kembali menuju awal. 

Contohnya: kisah sepasang kakek nenek yang mengenang kembali masa mudanya. 

3. Alur bolak-balik(sunsang/maju mundur)

Ini jarang dipakai, karena membutuhkan kekuatan tokoh, alur, dan karakter tepat, agar pembaca tidak bingung dengan ceritanya. 

🍁MULTI POV 

Kalian gak boleh campur aduk POV dalam satu part. Bukannya gak boleh, sih. Lebih tepatnya saran, jangan dicampur. Misalnya setengah part POV Dina, setengahnya lagi POV author. Bikin bingung pembaca. Mending satu part Dina, satu part sisanya author.  

Kalau boleh saran juga, sih jangan kebanyakan POV. Maksimal tiga. Author POV (sudut pandang ketiga), pemeran utama, pemeran pendamping utama. Misalnya author POV, istri POV, suami POV. Jangan tetangga, anak, teman online kau jadikan POV semua. Pusyiiiing!  

🍁SKAP, SKIP! 

Nih, yang paling gak suka. Simak, ya. Banyak pastinya nemu cerita yang tengahnya ada bacaan *skip kantin *skip *percepat *skip sekolah dsb. Itu SALAH. Salah banget. Seharusnya bisa diubah jadi narasi, kenapa di-skip? Dikira lagi nonton drama? * 

Sesampainya di kantin sekolah, mereka pun berbincang-bincang. Bla bla bla. Bla bla bla. Bla bla bla. Bla bla bla. Bla bla bla. 

Sekian, jika ada yang ditanyakan silakan! 

Yuppp, banyak banget yaa materinya. Materinya banyak, tentunya manfaatnya banyak. Materinya bisa dijadikan modal untuk menulis cerita yang lebih baik. Semga saya bisa istiqomah untuk terus berkomitmen dalam menyelesaikan tantangan demi tantangan di KMO. 

Salam Kenal
Salam Literasi
Salam Indrakeren
See You Tomorrow 😉

Minggu, 05 Desember 2021

Meningkatkan Potensi di Dunia Digital

Dunia Digital! Apa yang terbayang jika membaca dua kata pertama pada tulisan ini. Dulu jika membayangkan dunia digital, tentunya akan terbayang tentang film matrix. Sebuah film yang menggambarkan pertarungan dunia fantasi dalam dunia digital. Namun, saat ini dunia digital benar-benar nyata hadir dalam genggaman.

Internet merupakan taman dunia digital sesungguhnya. Jarak yang jauh bisa menjadi dekat dengan dunia digital yang diciptakan dalam internet. Apapun dapat ditemukan dalam dunia digital yang luas. Dengan hanya menggunakan jemari yang menuliskan kata kunci, kita akan diarahkan kepada sumber ilmu yang melimpah.

Dengan luasnya sumber ilmu yang ada di Internet, tentunya akan menimbulkan potensi bagi setiap pelaku dunia digital. Sebelum menuju apa saja potensi dunia digital, sebaiknya kita perlu mengetahui apa itu dunia digital.

Menurut Ibu Helwiyah, Dunia Digital adalah ketersediaan dan penggunaan alat digital untuk berkomunikasi di internet, perangkat digital, perangkat pintar serta tekhnologi lainnya. Sedangkan arti dari potensi adalah kemapuan yang memiliki kemungkinan untuk dikembangkan dengan kekuatan, kesanggupan dan daya dalam mewujudkan sesuatu.

Nah, setelah kita mengetahuin arti dunia digital dan potensinya. Maka, sekarang perlu dicari tahu bagaimana memantik potensi di dunia digital agar memunculkan hal yang positif. Ada Tiga aspek yang harus dipahami untuk meningkatkan potensi digital, terutama dimasa pandemi.

1. Work From Home

Market Place, Media Social, email, Chat aplication

2. Learn From Home

Google Meet, Zoom Meet, Google Classroom, Cisco Webex, Whatsapp, Youtube

3. Syarat Penggunaan Digital

Membutuhkan divice tambahan, Membutuhkan kuota internet, Membutuhkan listrik, Membutuhkan digital skill, Membutuhkan tools pendukung

Dari ketiga aspek tersebut sangat menentukan peluang kita untuk mengembangkan potensi. Apa yang sedang kita alami di masa pandemi sekarang ini adalah peluang untuk mengembangkan potensi diri. Bisa memulai bisnis online, bisa memperbanyak konten dan semuanya harus didukung dengan keterampilan kita menggunakan digital sehingga potensi yang sebelumnya tidak kita dapatkan pada masa normal ternyata kita mampu mengembangkannya di masa pandemi. 

Setiap dari kita pasti memiliki potensi yang bisa kita maksimalkan di dunia digital, misalnya pada pandemi ini memicu kemampuan para ibu-ibu yang sedang menjalani work from home berpotensi memiliki keterampilan dalam berdagang baik makanan mau pun yang lainnya. Dagangan ini biasanya banyak dijajakan pada media sosial FB, instagram, twitter, story WA. tik tok, dll

Tentunya dalam melakukan semua itu kita perlu memanfaatkan handphone, laptop, tablet yang terkoneksi dengan jaringan dan semua itu pastinya memerlukan listrik untuk mengoperasikannya.

Kemampuan kita dalam memanfaatkan dunia digital pun sangat berpengaruh dalam memaksimalkan potensi dalam digital word ini. Ada tujuh (7) cara ampuh untuk memaksimalkan potensi di dunia digital yaitu:

1. Mindset

Semua bermula dari niat yang baik, maka kebaikan akan kembali keada kita. Mulai saja dari yang sederhana dan kecil, namun memiliki manfaat untuk orang banyak. Contohnya resume ini, sebuah tulisan yang didapat dari beberapa peresume hebat yang saya tuliskan kembali. 

2. Target Market

Dalam menarik pembaca terhadap konten yang dibuat, maka perlu diperhatikan target audiense-nya. Jika kita sebagai seorang guru, maka konten yang tepat adalah pembuatan konten pendidikan. Konten tersebut akan tepat bagi peserta didik yang sedang kita ajarkan. Atau konten lainnya yang sesuai dengan lingkungan kita tinggal, yang dibuat sesuai passion dan punaya banyak manfaat.

3. Menghargai karya orang lain

Anda mau dihargai, maka hargai dulu orang lain. Begitu juga dengan konten yang bertebaran di dunia digital. Konten yang ada mungkin dapat kita gunakan, namun perlu diperhatikan copyright nya jika ingin kita gunakan. Paling tidak cantumkan sumbernya disetiap postingan yang kita gunakan. 

4. Posting 

Konten yang kita buat tentunya harus diposting agar dapat diketahui. Komitmen adalah kata kunci dalam hal posting. Semakin banyak atau sering kita memposting konten tentunya akan berdampak positif bagi kita pembuat konten.

5. Hindari Hoax

Menerima atau membuat hoax merupakan dua hal yang perlu dihindari. Dunia digital yang semakin dekat dan cepat, sangat memungkinkan penyebaran konten sampah bertebaran. Oleh karena itu, kita harus meningkatkan literasi digital untuk menghindari hal tersebut.

6. Update Skill

Seperti halnya aplikasi di gawai yang kita miliki, pengetahuan manusia juga perlu diupdate sesuai perkembangan jaman. Meningkatkan kompetensi dengan cepatnya perubahan digital sangat diperlukan. Cara termudah untuk mengupdate diri ada dengan terus memacu diri untuk belajar hal baru. Belajar bisa dilakukan dengan cara bertanya kepada teman atau mencari sendiri dengan berselancar di dunia digital.

7. Konsisten.

Sebuah kata yang mudah dituliskan, namun sulit untuk dijadwalkan. Sering sekali kata tersebut dikalahkan demi sebuah alasan. Alasan yang terkadang dibuat oleh otak reptil untuk meninggalkan kebiasaan yang sedang dibangun. Membuat jadwal adalah cara agar konsistensi dapat diterapkan. Atau terus mencari ide disetiap waktu senggang, kemudian dituliskan disebuah buku catatan.

***

Pada akhirnya kehati-hatian ketika dalam dunia digital menjadi penting. Niat positif akan meningkatkan potensi digital secara positif pula, begitu juga sebaliknya. Kedua bijak dalam penggunaan media sosial akan melatih kita untuk menyaring informasi yang kita dapatkan sebelum kita sharing. Mbah Google memang banyak tahu, namun kita juga tidak langusng menelan bulat-bulat informasi yang di dapat dari internet. Selamat meningkatkan potensi diri dalam dunia digital.

Salam Kenal
Salam Literasi
Salam Indrakeren
See You Tomorrow 😉

Sabtu, 04 Desember 2021

Jalan-jalan di Dunia Digital

Jalan-jalan enak nih! Apalagi jika jalan-jalan bersama keluarga. Tentunya banyak persiapan yang harus disiapkan. Mulai dari isi perut hingga benda-benda untuk menutupi perut... heheheh. Untuk yang memiliki anak kecil tentunya lebih banyak lagi perintilan yang harus disiapkan. Hadeeehhh.... seru sih!

Namun sayang seribu sayang, pandemi hadir di muka bumi. Datangnya pandemi mengakibatkan aktifitas jalan-jalan jadi terbatas. Kesana gak boleh, kesini gak boleh, prokes.. prokes.. prokes.. menjadi keharusan. Sabar, ini ujian!

Sebagai ganti jalan-jalan, lebih baik kita berselancar. Bukan berselancar sesungguhnya, namun ini berselancar di internet atau jalan-jalan di dunia maya (digital). Tenang saja, untuk jalan-jalan di dunia digital tidak perlu mempersiapkan yang ribet-ribet. Karena untuk jalan-jalan di dunia digital, modalnya hanya jari dan kuota, gawai juga perlu yaaa!

Dunia dalam genggaman

Seperti yang kita ketahui alam media digital yang kerap kali kita gunakan adalah aplikasi sosmed berupa WA, IG, FB, Twitter serta perangkat google dengan segala produknya. Oleh karena itu modal dasar yang perlu dimiliki pelancong di dunia digital adalah memahami 4 pilar literasi digital.

Jika membaca subjudul di atas, mungkin kita seperti Tanos yaaa. Tau kan Tanos, tokoh antagonis yang ada di serial Avenger. Dengan sekali menjentikkan jarinya, Tanos dapat menghilangkan separuh manusia di bumi, gokil Tanos!

Percaya atau tidak setiap hari kita sudah jalan-jalan di dunia digital. Tanpa disadari kita merupakan bagian dari dunia digital. Alam maya dapat membawa kita dengan mudah berpindah-pindah secara cepat dalam mendapatkan informasi dari satu tempat ke tempat yang lainnya ke seluruh penjuru dunia. Oleh karena itu, diperlukan literasi media digital, agar kita mampu menggenggam dunia dengan cara yang benar.

Menjelajah alam digital/alam maya merupakan sebuah alam yang memberi koneksi antara satu individu dengan individu lainnya (jauh menjadi dekat) lewat kecanggihan sebuah teknologi.

Empat Pilar dalam mengembangkan Literasi Digital:
1. Digital Culture,
Cakap bermedia digital dengan memanfaatkan media digital sebagai alat untuk menghubungkan satu koneksi menuju seluruh dunia
2. Digital Safety,
Cakap dalam melindungi diri dan aset digital ketika sedang berada di dunia digita.
3. Digital Ethics,
Etis dalam menggunakan dunia digital dengan tidak mengalahgunakan alat digital sebagai penyebar informasi hoaks
4. Digital Skill,
Cakap secara tehnologi dalam menggunakan piranti digital sebagai alat untuk meng up grade pengetahuan.

Adapun kecakapan dalam hal ini perlu meliputi 8 kecakapan diantaranya : Cakap dalam memakai ilmu Coding, Collaboration, Cloud software, Word Processing software, Screen Casting, Personal digital archiving, Information Evaluation, Use of social media.

Nah dengan keempat ilar tersebut, ditambah lagi dengan 8 kecapapan digital yang harus dimiliki, maka kita sekarang sudah bisa jalan-jalan lebih jauh lagi di luasnya dunia digital. Are you ready Guys!

Kendaraan bernama Sosial Media

Tidak ada motor, mobil, kereta atau pesawat yang dapat kita gunakan untuk berpergian di dunia digital. Hanya Ibu Jari yang setia menemani kita dalam perjalanan nanti. Oleh karena itu Ibu Jari harus didukung oleh kemampuan literasi digital dari pemilik Ibu Jari. Seperti apa kemampuan literasi yang perlu dimiliki dalam berselancar di dunia digital. Kemampuan tersebut dibagi menjadi lima multiliterasi yang perlu kita ketahui sebagai wisatawan di dunia maya. sebagai berikut

  1. Perhatian
    Kemampuan untuk mengidentifikasi ketika dibutuhkan fokus perhatian dan mengenali ketika multitasking bermanfaat. Perhatian dapat dicapai dengan memahami bagaimana pemikiran orang. Akan sulit untuk memfokuskan perhatian karena pikiran kita cenderung berjalan acak.
  2. Partisipasi
    Mengetahui kapan dan bagaimana partisipasi merupakan hal penting. Partisipasi memberikan pengguna pengalaman berbeda saat menjadi produktif. Partisipasi dalam media sosial dibedakan menjadi dua yaitu netizen aktif dan netizen pasif. Netizen aktif merupakan pengguna media sosial yang ikut memberikan post di media sosial. sedangkan pengguna pasif merupakan pengguna media sosial yang hanya membaca lini masa media sosial tanpa memberikan posting-an.
  3. Kolaborasi
    Pengguna dapat mencapai lebih dengan bekerja sama dibandingkan dengan bekerja sendirian. Melalui kolaborasi, redudansi dapat dihilangkan dan pekerjaan dapat didistribusikan. Adanya kolaborasi memungkinkan masyarakat berbagi sumber daya dan membangun ide lain.
  4. Kesadaran jaringan
    Jaringan sosial saat ini diperluas dengan adanya teknologi. Saat ini masyarakat dapat menjadi anggota dari newsgroup, komunitas virtual, situs gossip, forum dan organisasi lainnya. Pemahaman mengenai sosial dan jaringan teknis.
  5. Pemakaian secara kritis
    Pemakaian secara kritis adalah evaluasi tentang apa dan siapa yang dapat dipercayai. Sebelum mempercayai, mengkomunikasikan, atau menggunakan apa yang ditulis oleh orang lain, ada baiknya melakukan identifikasi. Cek klaim yang terdapat dalam informasi tersebut, lihatlah latar belakang penulis, sumber daya dan keakuratannya.

Makin lengkap nih bekal untuk jalan-jalannya. Siap menuju kendaraan favorit bernama Instagrm/Facebook/Twitter/Social media lainnya. Ingat kendaraan tersebut akan baik jika ditangan yang baik, sebaliknya kendaraan tersebut akan menjadi boomerang jika penggunanya memiliki niat tidak baik. Hal itu sejalan dengan pemikiran Taylor & Francis Online pada tahun 2014, mereka membuat akronim sosial media yang dapat digunakan sebai panduan dalam bersosial media, sebagai berikut

Sharing views
Optimizing Knowledge
Collaborating on projects
Investigating new ideas
Advocacy for your service provision
Learning from others
Making new connections
Enhancing your practice
Debating the future
Inspirational support
An essensial tools for your information toolbox.

Sayangnya animo masyarakat yang tidak bertanggung jawab dan tidak didukung dengan kecakapan digital membuat informasi yang menyebar menjadi simpang siur, sementara itu Negeri kita sedang dihadapkan dengan persiapan generasi emas ditahun 2045.

Hati-hati di dunia digital

Penggunan internet di Indonesia sangat beragam. Mulai dari anak-anak hingga dewasa atau lolita (lolos lima puluh tahun) juga menjadi pengguna Internet. Namun pengguna Internet usia muda atau remaja menjadi pengguna yang paling rentan. 

Usia remaja adalah usia menjadi tumbuh dewasa, masa peralihan dari anak-anak menjadi dewasa. Masa remaja mengalami tiga tingkatan yang perlu perhatian, yaitu masa pra-remaja (10-12 tahun), remaja awal (13-16 tahun) dan remaja akhir (17-21 tahun).

Sistem pendidikan yang serba komputerisasi pada masa pandemi. Mengharuskan peserta didik untuk beradaptasi dan harus dibekali pengetahuan yang cukup untuk menjelajah dunia digital sendirian.

Pemahaman literasi digital yang buruk dapat mengakibatkan dampak psikologis yang buruk pula. Keinginan tinggi remaja yang didasarkan suasana hati, akan menjadi bumerang bagi para remaja tersebut. Depresi, iri, berbicara tidak sopan, menghina orang lain bahkan merendahkan diri sendiri menjadi penyakin remaja di dunia digital.

Oleh karena sebab itu, apabila mengalami banyaknya komunikasi negatif di dunia digital, ditakutkan akan mengalami digital fatigue. Digital fatigue merupakan terlalu sering menggunakan piranti digital yang mengakibatkan beberapa dampak, seperti.

  • Perasaan lelah, bosan, malas, dengan berbagai kegiatan digital seperti zoom meeting, webinar, media sosial, dan berbagai platform digital lain.
  • Mata terasa sakit, lelah, dan perih.
  • Mata terasa sakit, lelah, dan perih.
  • Sakit kepala dan migrain.
  • Nyeri otot leher, bahu, atau panggung.
  • Sensitif terhadap cahaya.
  • Gangguan pada fokus, konsentrasi, dan memori.
  • Merasa putus asa dan tidak berdaya.
  • Kewalahan menghadapi situasi yang berulang.
  • Badan terasa lemah, lesu, tidak bertenaga, dan malas bergerak.
  • Muncul perilaku yang aneh dan tidak wajar.

Antisipasi serangan dunia digital

Untuk mengurangi dampak dari digital fatigue peran guru di sekolah sangatlah penting. Guru dapat mengarahkan peserta didik tentang kecakapan berselancar di dunia digital. Peserta didik perlu menguasai 5 kecakapan berliterasi digital, yaitu.

  1. Kemampuan untuk membaca dan menyimpulkan informasi dari dunia digital
  2. Kemampuan untuk menggunakan teknologi digital untuk menciptakan karya baru.
  3. Kemampuan untuk berhasil menavigasi di media non-linier dari ruang digital
  4. Kemampuan 4M, yaitu menemukan, mencari, menilai dan mengevaluasi informasi dari internet
  5. Kemampuan untuk bersosialisasi secara emosional di dunia digital.

Selain 5 kecakapan berliterasi digital. Ada hal yang dapat meningkatkan kewaspadaa teradap konten negatif di media digital. Seperti kultural, kognitif. konstruktif, komunikatif, kepercayaan diri, tanggung jawab, kreatif dan kritis. Hal-hal tersebut dapat digunakan untuk mengembangkan literasi digital.

Syarat cerdas berliterasi digital adalah memiliki karakter kebangsaan yang perlu dijunjung tinggi dan harus menjadi poin utama dalam berbagai aspek. Beberapa nilai-nilai karakter yang perlu ditanamkan diantaranya: Kejujuran, semangat, kebersamaan, kepedulian, sopan santun, persatuan dan kesatuan, kekeluargaan serta tanggung jawab.

Dipenghujung jalan-jalan di dunia digital. Perlu diingat, kita semua bertanggung jawab atas meningkatkan keterampilan di dunia digital. Agar pada masa yang akan datang masyarakat lebih hati-hati dalam berliterasi digital.

Salam Kenal
Salam Literasi
Salam Indrakeren
See You Tomorrow 😉