Sabtu, 31 Oktober 2020

Krupuk "Miskin" Warna Warni

Assalamu'alaikum Warrohmatullahi Wabarokatuh

Silaturrahmi itu menambah rezeki, Amin

Selamat Pagi para Pejuang Pendidikan, semoga selalu sehat, semangat, dan bahagia dalam melakukan aktifitas setiap hari serta selamat berwisata membaca di blog sederhana ini.


Sepulang dari Cikampek, Karawang, Cilamaya kami menyempatkan diri untuk membeli buah tangan. Salah satu buah tangan yang kami beli jika ke daerah tersebut adalah kerupuk miskin. Entah alasan apa yang membuat kerupuk yang identik dengan warna warni ini dinamakan kerupuk Miskin. Sebenarnya ada juga yang menyebutkan dengan nama kerupuk warna warni, namun lebih familiar sebutannya adalah kerupuk miskin. Saya berusaha mencari tahu  dari beberapa sumber kenapa kerupuk ini dinamakan kerupuk miskin.

Ada sejak Indonesia belum merdeka

Kerupuk miskin ini sudah ada sejak tahun 1920-an. Tepatnya saat bangsa Indonesia sedang mengalami masa penjajahan dan perekonomian belum stabil. Berkat alasan itu pula krupuk ini dinamakan kerupuk miskin, karena saat itu harga minyak sangatlah tinggi, sehingga tidak bisa dibeli oleh masyarakat golongan kelas bawah.

Asli Cirebon

Panganan warna warni yang dijajakan pada jalur pantura ini merupakan panganan asli Cirebon. Panganan ini bisa kita beli dengan harga bekisaran Rp. 10.000 - Rp. 15.000, jika pandai menawar harga tersebut bisa berkurang hampir 50%-nya. Kerupuk ini selain memanjakan mata ketika melihat warnanya, rasanya juga gurih, apalagi jika ditambah sambal pecel ketika memakannya, pastinya tambah cihuyyy. 

Dimasak dengan Pasir

Keunikan kerupuk dari Kota Udang ini adalah pada cara menggorengnya yang masih tradisional. Kerupuk digoreng dengan pasir, bukan minyak. Mungkin karena metode memasaknya yang masih tradisional disebut kerupuk melarat (miskin). 

Meskipun terkesan tidak higienis tapi kenyataannya kerupuk ini digoreng dengan pasir yang bersih. Pasir yang digunakan adalah pasir gunung yang berwarna hitam. Pasir-pasir tersebut harus disangrai lalu dijemur sebelum digunakan agar kering dan bersih. Setelah dijemur, baru pasir akan dipanaskan dalam wajan lebar untuk dimasak menjadi pegganti minyak goreng.

So, jadi siapa yang sudah pernah mencicipi panganan warna warni ini? atau malah punya cerita tersendiri dengan si krupuk miskin. hiihihihihiii 😂

Salam Literasi, Salam Indrakeren

Jangan lupa klik link bonus ini yaa, teman-teman!!!!

#Day25AISEIWritingChallenge

#100katabercerita
#30hariAISEIbercerita

#AISEIWritingChallenge#warisanAISEI#pendidikbercerita 

Kata "Aamiin"

Assalamu'alaikum Warrohmatullahi Wabarokatuh

Silaturrahmi itu menambah rezeki, Amin

Selamat Pagi para Pejuang Pendidikan, semoga selalu sehat, semangat, dan bahagia dalam melakukan aktifitas setiap hari serta selamat berwisata membaca di blog sederhana ini.

Selamat Pagi itu Good Morning, hehehe. Namun bukan itu ilmu yang saya dapat dari Jidah pagi ini. Ilmu yang diberikan Jidah hari ini tentang penulisan yang benar tentang sesuatu. Apa sesuatu itu ? Sesuatu itu adalah Aamiin.

Penulisan kata Aamiin ternyata eh ternyata memiliki arti yang berbeda jika salah menuliskannya. Contohnya :

aamiin” (= kabulkanlah doa kami)

amin”  (= aman)

aamin” (= meminta perlindungan)

amiin” (= jujur, terpercaya)

Mari kita pahami bersama, hal tersebut bukan perihal benar atau salah, namun mana yang baku dan tidak baku jika menyangkut penulisan kata dalam berbahasa dalam pedoman penulisan Bahasa Indonesia. Jika rujukannya kaidah tata bahasa Indonesia, maka cara menulis kata amin yang benar adalah amin.

Sekali lagi, bahasa lisan beda dengan bahasa tulisan, cara pengucapan sering beda dengan cara penulisan, dan tata bahasa Arab beda dengan bahasa Indonesia (Latin). So, mana yang ingin kalian pakai setelah mengetahui perbedaannya. Monggo dipilih yaa.... semoga bermanfaat 😊

Salam Literasi, Salam Indrakeren

Jangan lupa klik link bonus ini yaa, teman-teman!!!!

#Day24AISEIWritingChallenge

#100katabercerita
#30hariAISEIbercerita
#AISEIWritingChallenge#warisanAISEI#pendidikbercerita


Kamis, 29 Oktober 2020

Bapak gak Ikut!

Assalamu'alaikum Warrohmatullahi Wabarokatuh

Silaturrahmi itu menambah rezeki, Amin

Selamat Pagi para Pejuang Pendidikan, semoga selalu sehat, semangat, dan bahagia dalam melakukan aktifitas setiap hari serta selamat berwisata membaca di blog sederhana ini.

Suasana dalam kendaraan

Perjalanan yang dinanti-nantikan dimulai. Setelah Lama menunggu selama tujuh bulan karena ada penyakit yang sedang Trend saat ini. Selain penyakit tersebut memang baru kali ini kami semua bisa mengatur jadwal libur bersama.

Kita semua itu siapa saja?. Ada saya bersama keluarga kecil yg selalu ceria (Mia istri, Kaka Athar dan dede Luana), adik perempuanku bersama keluarganya (Ayah Rahman, Bunda Erni, kaka Izza dan Ade Zaky), ada juga penganten baru Om Irfan dan Tante Rara beserta sepupunya. Mbah Uti tidak ketinggalan untuk ikut pergi bersama juga .

Bapak atau Mbah Akung gak bisa ikut bersama kami hari ini.  Padahal Mbah Akung yang merencanakan perjalanan bersama keluarga besar ini sejak tujuh bulan yang lalu. Bahkan, Mbah Akung merencanakan perjalanan ke Purwokerto saat itu, bukan hanya ke Cilamaya seperti sekarang ini. Namun rencana tinggal rencana tepat tujuh bulan yang lalu Mbah Akung kami, Bapak kami telah berpulang kepangkuannya. 

Semoga cita cita beliau telah terkabulkan hari ini dan semoga hal yang kami lakukan saat ini bisa kami lakukan bersama kembali pada kesempatan yang lainnya. 

Pak, kami berangkat Assalamualaikum. Al Fatihah. 

Salam Literasi, Salam Indrakeren

Jangan lupa klik link bonus ini yaa, teman-teman!!!!

#Day23AISEIWritingChallenge

#100katabercerita
#30hariAISEIbercerita
#AISEIWritingChallenge#warisanAISEI#pendidikbercerita


Rabu, 28 Oktober 2020

Kisah si Sabun Batang

Assalamu'alaikum Warrohmatullahi Wabarokatuh

Silaturrahmi itu menambah rezeki, Amin

Selamat Pagi para Pejuang Pendidikan, semoga selalu sehat, semangat, dan bahagia dalam melakukan aktifitas setiap hari serta selamat berwisata membaca di blog sederhana ini.

Sabun batang vs Sabun Cair


Pagi ini si sabun cair habis. Akhirnya ku pergi ke warung untuk membeli isi ulangnya. Tragis!!!, ternyata sabun isi ulang sedang habis di warung langganan tersebut. Akhirnya dengan terpaksa ku beli sabun batang agar tetap ada sabun yang dibawa pulang. 

Sesampainya di rumah, ku langsung menuju kamar mandi untuk mandi pagi. Tak lupa ku bawa serta sabun batang ke kamar mandi. Tidak seperti sabun cair yang langsung pencet akan terasa mudah dibasuh ke seluruh tubuh. Pemakaian sabun batang cukup menyita waktu disaat kita sedang mandi. 

Sabun batang harus kita genggam secara erat, kemudian kita putar secara perlahan diantara kedua tangan hingga keluar buih sabun. Buih sabun yang sudah banyak baru bisa kita gunakan untuk membersihkan tubuh. Ternyata tidak semudah itu menggunakan sabun batang. Saat sabun batang dibasuh ke tubuh, kita melakukannya harus dengan satu tangan, karena tangan yang satunya menggenggam sabun batang, sungguh terasa tidak nyaman. 

Jika kita mandi dengan menggunakan shower tentunya akan menimbulkan keribetan baru. Dengan adanya sabun batang di tangan, kita jadi tidak bebas berdiri di bawah di shower karena lagi lagi gara gara si sabun batang harus selalu kita genggam. Belum lagi saat sabun batang tidak sengaja terjatuh. Aduuuuhhh.... Sabun batang akan penyok disatu sisinya, atau ada kotoran yang menempel di tubuh si sabun batang. 

Itulah kisah saya dan sabun batang pagi ini. Semoga ibunya anak anak nanti pulang membeli isi ulang si sabun cair. Agar mandi terasa lebih mudah, karena si sabun cair tinggal di pencet, basuh kemudian bilas. Segaaaarrrrr!!!

Salam Literasi, Salam Indrakeren

Jangan lupa klik link bonus ini yaa, teman-teman!!!!

#Day22AISEIWritingChallenge

#100katabercerita
#30hariAISEIbercerita
#AISEIWritingChallenge#warisanAISEI#pendidikbercerita

Selasa, 27 Oktober 2020

7 Kunci mengoptimalkan "Pandemi" Teknologi

 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata Pandemi berarti wabah yang berjangkit serempak di mana-mana, meliputi daerah geografi yang luas. Jika kita analogikan Teknologi adalah wabah yang sedang menjangkit pada pelaku pendidikan yaitu guru, siswa serta orang tua, maka bisa diartikan kita sedang terkena pandemi teknologi secara serempak dan bersama-sama, meliputi seluruh jenjang pendidikan dimulai dari pendidikan usia dini hingga perguruan tinggi.

Sama seperti Pandemi Covid-19 yang sedang tersebar di Nusantara. Pandemi Teknologi juga menyebar tanpa pilih kasih. Pandemi Teknologi benar-benar menyentuh seluruh golongan masyarakat, terutama sektor pendidikan yang mau tidak mau harus beradaptasi dengan situasi ini.

Wabah Teknologi yang menjangkit di seluruh pelaku pendidikan menimbulkan dampak positif dan negatif bagi para pelakunya. Dampak positif dari wabah teknologi pada sektor pendidikan diharapkan dapat meningkatkan kompetensi para pelaku pendidikan terutama Guru yang merupakan pemilik gerbang ilmu untuk mencerdaskan anak bangsa.

Seperti dua sisi mata uang, jika ada positif maka tentunya akan ada sisi negatif. Sisi negatif wabah teknologi terletak pada kesenjangan social bahkan insfratuktur serta letak geografis yang selalu menjadi kambing hitam sebagian besar rahyat Indonesia. Oleh karena itu untuk mengatasi hal-hal yang dikambing hitamkan tersebut, kita memerlukan 7 kunci dalam menghadapi pandemi teknologi. Tujuan 7 kunci tersebut untuk memperoleh hasil belajar yang optimal  dalam pembelajaran daring dan luring masa kini, 7 kunci tersebut yaitu :

Proaktif

Proaktif berarti harus berinisiatif. Dalam arti para pelaku pendidikan dapat berfikir ke depan dan melakukan sesuatu sebelum terlambat, mengendalikan keadaan dan bukan dikendalikan oleh keadaan serta yang paling penting adalah memikirkan cara untuk membuat keadaan menjadi lebih baik tanpa disuruh. Maka, guru harus mau mencoba hal hal baru dalam memberikan pembelajaran dalam daring dan luring dengan teknologi yang dapat mempermudah dan dapat membantu pemahaman materi pembelajaran kepada peserta didik.

Apa yang bisa kita lakukan kita bisa kembangkan dan kita sebar luaskan, kemudian yang belum bisa kita lakukan harus kita pelajari, agar guru bisa terus meningkatkan kompetensi diri dalam penggunaan teknologi.
 

Amati

Proses pembelajaran dalam masa seperti sekarang ini patut mendapatkan pengamatan sebagai bentuk pengawasan bahwa pembelajaran tetap berlangsung sesuai dengan kesepakatan yang telah ditetapkan bersama. Dalam mengamati proses pembelajaran daring atau luring bisa dilakukan dengan adanya social present dalam pembelajaran.

Dengan adannya social present guru bisa mengamati secara langsung pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik. Dengan hal tersebut juga dapat dijadikan solusi dari permasalahan yang sedang dialami saat itu juga.

Bayangkan jika dalam pembelajaran hanya tampilan teks saya yang bertuliskan kerjakan halaman sekian. Apakah hal tersebut dapat menjadi bahan pengamatan dalam proses pembelajran. Dengan demikian untuk mencegah hal tersebut luput dari pengamatan, maka harus adanya social present dalam setiap pembelajaran.

Hal-hal yang bisa dilakukan guru dalam social present dengan menggunakan teknologi, yaitu :

  1. Video, Sesuatu yang harus dilakukan guru dimasa pembelajaran daring adalah selalu muncul dalam bentuk video disetiap awal pembelajan, jika memungkinkan akan jauh lebih baik dalam satu jam pelajaran guru benar benar mengajar seperti halnya sekolah luring. 
  2. Audio, Jika video menjadi sebuah kendala, maka bisa dicoba dengan memberikan materi dan intruksi dengan menggunakan voice note atau pesan suara.
  3. Teks, atau bila video dan juga audio terasa masih sulit. Berikan materi dalam bentuk teks yang dipantau sampai pembelajaran selesai. Jika saya boleh menjadikan refernsi dan contoh seperti kegiatan belajar menulis di WAG bersama OmJay
  4. Agar lebih canggih lagi, bisa menggunakan platform aplikasi googleclassroom, google meet atau bisa juga zoom, agar social present benar benar bisa dirasakan secara langsung oleh guru, siswa serta orangtua yang mendampingi di rumah. 
Hal-hal tersebut bisa digunakan sebagai bahan pertimbangan pengamatan dalam proses pembelajaran daring maupun luring dengan pemanfaatan teknologi.

Niat

Guru harus memiliki keikhlasan niat dalam memberikan bimbingan kepada siswa sepanjang waktu. Sikap guru sangat menentukan masa depan peserta didiknya. Demikian juga tempat pendidikan tidak hanya terbatas kelas saja. Dimanapun seorang guru harus bisa memberikan atau memainkan peran seorang tauladan sejati yang memiliki niat baik. Agar guru dapat memiliki niat serta tauladan yang baik, menurut David Taraja dalam hetanews.com mengataa bahwa guru yang memiliki niat mendidika perlu memiliki hal berikut, yaitu :
  • Mendidik dengan ketulusan
  • Mendidik adalah panggilan jiwa dengan kasih sayang
  • Mendidik sebagai amanah dan tanggung jawab
  • Mendidik dengan penuh rasa syukur
  • Mendidik dengan berfikiran maju
  • Mendidik dengan kecerdasan
  • Mendidik dalam meningkatkan kreatifitas

Jika niat serta sikap tersebut ada dalam diri setiap guru maka terciptanya peserta didik  yang cerdas, ceria, kreatif serta tangguh dalam menghadapi persaingan global ke depan akan benar-benar terwujud. 

Dedikasih

Guru, siswa serta orang tua yang berdedikasi akan mencarikan jalan keluar agar kegiatan belajar mengajar tetap berjalan sebagaimana mestinya. Hal tersebut dapat dilakukan jika adanya koordinasi dan komunikasi yang baik dari pelaku pendidikan tersebut. 

Komunikasi yang baik juga bisa mengatasi persoalan letak geografis yang belum terjangkau sinyal internet di daerah 3T di Indonesia. Tidak sedikit guru melakukan jemput bola datang ke rumah peserta didik agar dapat tetap memberikan pembelajaran kepada peserta didik tersebut. 

Belum lagi tingkat kesenjangan social serta infrastruktur yang belum menjangkau seluruh wilayah Indonesia. Guru harus bisa melakukan terobosan baru serta kreatif dalam memberikan pembelajaran setiap harinya dengan cara memberikan dedikasihnya dalam mengajar.

Elaborasi

Elaborasi memungkinkan siswa untuk mampu mencermati dan menganalisis berbagai kemungkinan dari informasi yang telah ia dapatkan saat proses pembelajaran. Pada tahap elaborasi, siswa dapat mengasah kemampuan kognitifnya dengan melakukan penalaran untuk menarik kesimpulan dari apa yang telah ia eksplorasi. Jika hasil temuannya pada tahap elaborasi tidak dapat diterima secara nalar, seorang siswa pasti akan terdorong untuk melakukan percobaan atau eksplorasi ulang. 

Dalam tahap elaborasi, seorang guru memiliki peran yang sangat penting. Hal yang dilakukan guru dalam kegiatan elaborasi adalah mendampingi siswa supaya proses elaborasi tidak melenceng dari proses eksplorasi sebelumnya. Guru berkewajiban untuk mengarahkan siswa, namun bukan berarti siswa menjadi “disetir” oleh guru. Guru harus bisa memberikan pengalaman langsung kepada siswa pada tahap elaborasi. Hal ini berguna supaya siswa lebih mudah memahami apa yang ia pelajari di tahap elaborasi.

Tahap elaborasi memungkinkan seorang guru mengetahui bagaimana cara berpikir dan daya analisis siswanya. Pada tahap elaborasi ini, seorang guru juga mampu menilai apakah konsep dasar yang dipelajari oleh seorang siswa sudah tepat atau masih kurang.

MAU

Mengutip kata MAU dari Mr Bams, saat mengikuti webinar MAU beberapa waktu lalu. MAU disini sangat penting dipraktekkan dalam mengoptimalkan Teknologi daring dan luring saat ini. MAU yang disebar luaskan Mr Bams sebagai berikut :
  • Motivasi, Motivasi dalam segala hal aktivitas yang kita lakukan harus dilandaskan Motivasi diri untuk melakukan hal tersebut. Motivasi dilakukan agar kita komitmen tentang apa yang ingin kita kerjakan. 
  • Aksi, Motivasi tanpa Aksi bagaikan sayur tanpa garam. Mengapa demikian, karena Motivasi yang belum dilakukan hanya akan jadi sebuah angan kosong. Oleh sebab itu Aksi untuk mewujudkan Motivasi juga harus dipraktekkan.
  • Unggul, Jika Motivasi dan Aksi sudah dilakukan maka akan muncul generasi unggul yang siap menyambut masa depan yang berteknologi.
Jadi apakah kita sudah MAU untuk menggali potensi diri sebagai guru yang berteknologi. Jangan sampai Teknologi sudah masa depan, namun pembelajarannya masih masa lalu. Semoga tidak seperti itu ya rekan-rekan guru.

Instropeksi (Refleksi)

Terakhir tentunya Instropeksi diri terhadap apa yang dilakukan tentunya perlu dimasukkan dalam 7 kunci mengoptimalkan Pandemi Teknologi ini. Mari kita renungkan bersama disaat peringatan Sumpah Pemuda esok. Apa yang sudah guru lakukan dalam masa pendidikan berteknologi sekarang dan masa depan. 

Tentunya apa yang sudah dilakukan masih sebatas kulitnya saja. Guru harus siap berubah mengikuti kecepatan teknologi yang terus berkembang. Benar yang dikatakan Omjay "Teknologi memang tidak bisa menggantikan posisi guru. Namun guru yang tidak menguasai teknologi akan tertinggal". Dari kutipan tersebut dapat diartikan guru tidak boleh berhenti belajar dan menginstropeksi dirinya agar menjadi guru yang memiliki kompetensi yang berteknologi. Itulah arti dari belajar sepanjang hayat. Guru yang mampu terus belajar untuk beradaptasi dengan perubahan. Tentunya akan disenangi peserta didik serta selalu dinanti tentang hal baru apa yang akan diajarkan kepada peserta didik.


Sebagai penutup tulisan ini, penulis ingin mengajukan pertanyaan. Apakah siap mengoptimalkan 7 Kunci PANDEMI Teknologi dalam proses pembelajaran daring maupun luring. Semakin optimalnya PANDEMI 
(Proaktif, Amati, Niat, Dedikasi, Elaborasi, MAU serta Instropeksi) maka diharapkan akan tercipta pembelajaran daring serta luring yang menyenangkan.

Salam Literasi
Salam Indrakeren

Dilahirkan di kota Jakarta, 35 tahun yang lalu, pada tanggal 23 September 1985. Merupakan anak pertama dari 3 bersaudara. Terlahir dari pasangan H. Abdullah Ubaid dan Yusrawati. Menghabiskan masa sekolahnya di daerah cileduh, dimulai dari SD N Pondok Bahar 4, SLTP N 3 Tangerang, SMU Budi Mulia Ciledug. Kemudian melanjutkan ke perguruan tinggi UIN Syahid Jakarta mengambil jurusan Teknik Informatika. Penulis merupakan guru SD di SDS KeenKids Jakarta, karena memiliki passion sebagai pendidik maka pada tahun 2016 penulis meneruskan pendidikan di Universitas Kusuma Negara Jakarta mengambil jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Penulis memiliki hobbi Futsal bersama teman teman, jika sendiri penulis lebih suka memelihara ikan dan menulis sebagai hobbinya. Motto hidupnya simple yaitu belajar, belajar, belajar. 
 
#PGRI #KOGTIK #EPSON #KSGN



Bunga ini untuk donasi

 Assalamu'alaikum Warrohmatullahi Wabarokatuh

Silaturrahmi itu menambah rezeki, Amin

Selamat Pagi para Pejuang Pendidikan, semoga selalu sehat, semangat, dan bahagia dalam melakukan aktifitas setiap hari serta selamat berwisata membaca di blog sederhana ini.


Hari minggu saat sedang jalan jalan santai bersama keluarga. Tiba-tiba dihampiri oleh dua wanita muda yang sangat ramah menyapa.  Dua wanita muda bukan hanya menyapa, namun juga memberikan sekuntum bunga. Bahagia dan juga waswas dihati, karena ada mantan pacar beserta dua bocah kecil mengawasi. 

Setangkai bunga diterima beserta sepucuk surat menambah romantis suasana pagi itu. Masih menahan waswas karena istri terus memperhatikan dengan sangat jeli. "Kakak mohon bantuan ikhlasnya yaa, bunga ini untuk kakak dan ditukar dengan donasi seikhlasnya" kata dua wanita muda tersebut. Donasi ini akan disalurkan untuk anak penderita kanker Tangerang.

Bunga donasi diterima beserta selembar uang warna hijau diberikan ke dua wanita muda. PAgi pagi mendapatkan bunga untuk donasi, membuat hati sempat waswas. Waswas takut ada sesuatu yang terjadi. Namun itu semua hanya perasaan diri. Semoga donasi yang sedikit ini ada manfaatnya untuk pasien kanker Tangerang. Amin. 

Salam Literasi, Salam Indrakeren

Jangan lupa klik link bonus ini yaa, teman-teman!!!!

#Day21AISEIWritingChallenge

#100katabercerita
#30hariAISEIbercerita
#AISEIWritingChallenge#warisanAISEI#pendidikbercerita

 

Senin, 26 Oktober 2020

Teknologinya masa depan, Cara belajarnya masa lalu

 Assalamu'alaikum Warrohmatullahi Wabarokatuh

Silaturrahmi itu menambah rezeki, Amin

Selamat Pagi para Pejuang Pendidikan, semoga selalu sehat, semangat, dan bahagia dalam melakukan aktifitas setiap hari serta selamat berwisata membaca di blog sederhana ini.

ekspole aplikasi WA

Dengan adanya Pandemi yang mengganggu aktifitas kita. Otomatis aktifitas kita selalu bergandengan dengan teknologi. Khususnya dari sisi seorang guru saya melihat, seharusnya guru, siswa dan orangtua akan jauh melek dengan teknologi. Teknologi yang sudah menjadi soulmate kita dimasa pandemi, seharusnya bisa membuat pembelajaran menjadi lebih berkualitas.

Namun yang terjadi baru saja, disalah satu sekolah yang saya kunjungi hari ini. Saya melihat seorang guru memberikan materi dengan cara difoto dari buku LKS. Foto tersebut kemudian di share di group WA dan tidak ada pemberitahuan apapun lagi. Apakah itu salah ? tidak salah memang, hanya saja sangat disayangkan dengan kecanggihan teknologi yang ada dalam genggaman, namun pemberian materi masih dengan menggunakan "kulit" teknologi.

Padahal jika mau sedikit meluangkan waktu untuk meningkatkan kreatifitas. Aplikas WA sangat bisa mengakomodir kreatifitas kita sebagai pengajar. Aplikasi dengan warna hijau yang sangat familiar kita buka setiap hari banyak sekali fitur yang bisa kita gunakan. Misalkan seperti :

  1. Voice Note : Memberikan materi pembelajaran dalam bentuk voice note akan menambah variasi kita dalam memberikan pembelajaran.
  2. Video Call : Memang fitur ini sangat terbatas, namun bisa dicoba sebagai social present antara siswa dengan gurunya.
  3. Recording Video : Jika Video Call memiliki keterbatasan dalam hal jumlah siswa, maka Recording menjadi solusi agar siswa bisa bertemu guru dalam pembelajaran lewat daring.
  4. Kirim file : Berbeda dengan mengambil foto dan langsung dikirim ke group WA. Kirim File disini guru sudah mempersiapkan terlebih dahulu materi yang ingin dikirimkan, bisa dalam bentuk Jpeg, doc, powerpoint atau bahkan pdf.
  5. Kirim link : Hal ini bisa dicoba guru untuk menambah kreatifitasnya dalam mengajar daring.
Kelima hal tersebut, bisa dijadikan variasi dalam mengajar daring dari aplikasi WA. Itu baru menggunakan aplikasi WA, belum lagi aplikasi lain yang sangat sangat memanjakan kita sebagai guru untuk berkreasi. 

Mari kita gunakan teknologi untuk mengembangkan kreatifitas kita sebagai pengajar. Teman-teman teknologi adalah alat, jangan sampai kita menggunakan Teknologi namun belajarnya masih metode masaa lalu. So, Come On Teacher, be creative!!!!

Salam Literasi, Salam Indrakeren

Jangan lupa klik link bonus ini yaa, teman-teman!!!!

#Day20AISEIWritingChallenge

#100katabercerita
#30hariAISEIbercerita
#AISEIWritingChallenge
#warisanAISEI
#pendidikbercerita

Apa Sumpah Mu untuk Indonesia ?

 Assalamu'alaikum Warrohmatullahi Wabarokatuh

Silaturrahmi itu menambah rezeki, Amin

Selamat Pagi para Pejuang Pendidikan, semoga selalu sehat, semangat, dan bahagia dalam melakukan aktifitas setiap hari serta selamat berwisata membaca di blog sederhana ini.

Yakin jiwamu masih Muda ?

Udah kasih apa untuk Indonesia ?

Jangan-jangan ngurus diri sendiri aja masih minta sama Orangtua !!!

Lalu, Apa Sumpah Mu untuk Indonesia ?

@graciellaa.sanjaya


Empat kalimat yang dikirimkan @graciellaa.sanjaya di akun instagramnya menarik perhatian saya kemarin. Graciella Nadryastiti Putri Sanjaya atau biasa disapa Lala merupakan murid saya di SDS KeenKids lima tahun lalu. Lala merupakan sosok anak yang cerdas, ceria, kreatif serta tangguh untuk ukuran anak seusianya dan yang paling saya suka kepadanya adalah kemandirian dalam memanage keperluannya. Itu sedikit deskripsi tentang Lala 😊. 

Kembali ke tulisan Lala yang ditulis dari sudut pandangnya. Sembilan Puluh  Dua tahun yang lalu masing masing organsasi pemuda datang dengan benderanya masing-masing, ada Jong Java, Jong Sumatra, Jong Celebes, Jong Ambon dan lain-lain yang menginginkan Indonesia bersatu, bersatu dalam keberagaman. Sehingga mereka mencetuskan sebuah sumpah yang biasa kita kenal sebagai Sumpah Pemuda.  

Jika sumpah pemuda itu manusia, mungkin sekarang sumpah itu sudah tua bahkan mungkin sudah tiada. Akan tetapi Sumpah Pemuda adalah sebuah janji yang terus abadi dikalangan Pemuda Indonesia. Janji tersebut akan selalu kita peringati setiap tahunnya. Sebuah pertanyaann muncul untuk sumpah pemuda masa kini "Apa Sumpah Mu untuk Indonesia?".

Disaat Tawuran merajai jalan, bullying menjadi ancaman, serta media social yang disalahgunakan untuk menyebar kebencian dimana-mana dengan cara menyebar berita hoax dan provokatif. Apakah itu ciri pemuda masa kini ?

Apakah Itu sumpah pemuda Mu ? Jika iya, apakah sumpah itu sudah kau ingkari ? Apakah sumpah tersebut hanya berupa kumpulan teks yang tertuang dalam selembar kertas lalu kalian bacakan ?. Apakah sumpahmu yang biasa kita ucapkan setiap tahunnya di upacara peringatan sumpah pemuda sudah menjadi sampah sekarang ?  Sudah cukup seperti itu tanpa kalian realisasikan !!!

Come on !!! Pemuda adalah tulang punggung bangsa. Didadamu tersemat masa depan bangsa ini. Kalian merupakan pewaris bangsa ini. Mari bangkit bersama, jadilah pemuda yang bermanfaat yang selalu dirindukan kehadirannya.

Di hari sumpah pemuda mari kita bangkitkan rasa nasionalisme kita. Kembali bersemangat untuk menjadi pemersatu bangsa, semangat untuk tidak terbawa opini yang menyesatkan. Semangat untuk kembali bangga bertanah air satu, berbahasa satu, berbangsa satu yaitu Indonesia. 

Salam Literasi, Salam Indrakeren

Jangan lupa klik link bonus ini yaa, teman-teman!!!!

#Day19AISEIWritingChallenge

#100katabercerita
#30hariAISEIbercerita
#AISEIWritingChallenge
#warisanAISEI
#pendidikbercerita


Sabtu, 24 Oktober 2020

Istighfar Putra Mahkota, di ruang IGD !

 Assalamu'alaikum Warrohmatullahi Wabarokatuh

Silaturrahmi itu menambah rezeki, Amin

Selamat Pagi para Pejuang Pendidikan, semoga selalu sehat, semangat, dan bahagia dalam melakukan aktifitas setiap hari serta selamat berwisata membaca di blog sederhana ini.

dok. Pribadi

Darah yang banyak membuat saya panik, karena ini merupakan kejadian pertama dalam hidup saya setelah menikah. Melihat putra mahkota kepalanya bercucuran darah benar benar membuat dengkul lemas. Untungnya saat saya dekap dan gending putra mahkota, putra mahkota langsung tenang dan tidak menangis lagi.

Kepanikan tersebut membawa saya berangkat ke Klinik untuk mendapatkan pertolongan. Jujur saja dengan luka yang sangat besar dan berada di daerah kepala mengharuskan saya untuk bertindak hati hati. Apalagi di rumah sedang tidak ada istri, kebetulan istri belum pulang dari tempat kerjanya. Jadilah saya membawa putra mahkota ke Klinik terdekat.

Sesampainya di Klinik, putra mahkota langsung masuk ke ruang IGD dan ditangani oleh seorang dokter serta seorang perawat. Putra mahkota sangat tenang dan tidak menangis sambil memegangi lukanya dengan masker, membuat saya juga ikut tenang.

"Pak, karena ini lukanya cukup besar, harus kita lakukan tindakan dengan cara menjahitnya" kata dokter memberi tahu perihal luka putra mahkota. "gak bisa diobati saja dok?" tanyaku. "bisa pak, tapi bapak harus menandatangani surat perjanjian!" kata dokter lagi. "Memang lukanya seberapa parah dok?" tanyaku memastikan. "Jika dilihat lukanya cukup lebar dan kira kira kedalamnnya mencapak 1 cm, jadi penanganan yang paling baik adalah di jahit Pak" dokter menjelaskan. Lemas rasanya dengkul ini mendengar penjelasan dari dokter, yang membuat tambah lemas adalah luka tersebut harus dijahit pula.

Saya mencoba menelepon Ibu putra mahkota, namun tidak kunjung diangkat. Ibu Putra Mahkota mungkin sedang sibuk karena banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. "Baik dok, lakukan yang terbaik saja untuk putra mahkota" kataku kepada dokter.

"Ade, namanya  siapa" tanya dokter ke putra mahkota. "Athar" jawab putra mahkota. "sakit gak lukanya" tanya dokter lagi. "Nggak" jawab putra mahkota lagi. "kenapa bisa berdarah kepalanya" tanya dokter. "Jatoh keserempet motor saat mau nyebrang" jawab putra mahkota lagi. "merem yaa Athar, jangan membuka mata sebelum dokter bilang buka matanya" perintah dokter. "Iya" jawab Athar singkat.

Menurut info yang saya dapat Athar sedang menyebrang jalan komplek. Saat menyebrang ada mobil yang melintas, karena terkejut Athar reflek menghindar hingga terjatuh. Sayangnya saat mau bangkit dari jatuh, kepala Athar kepentok stang motor yang sedang terparkir. jadilah kepala Athar berdarah hingga harus dijahit.
Di ruang IGD, Dokter mulai menyiapkan peralatan untuk menutup luka putra mahkota. Saya pegang tangan puta mahkota untuk menenangkan, namun yang terjadi malah saya yang nangis tidak kuasa menahan sedih. Putra Mahkota dengan tenangnya terus mengucapkan istighfar dengan pelan. "Athar takut" tanya dokter. "Nggak" jawab Athar mantap. "Bapak kalo gak kuat bisa tunggu diluar saja" tanya dokter yang melihat saya menangis dari tadi. "Nggak usah dok, saya disini saja" jawab saya. 

Bius mulai disuntikkan "Aduh" Athar meringis. "Maaf ya athar, agak sakit sedikit seperti digigit semut" kata dokter. Setelah bius dirasa sudah masuk dan menimbulkan efek kebal. Cairan dingin di guyurkan perlahan ke luka di dahi untuk mebersihkan darah dan kotoran yang mungkin masih ada di dalam luka. "Sakit gak Athar" tanya dokter. "Nggak" jawab Athar. 

Jarum masuk menembus kulit putra mahkota, kemudian menembus kulit yang ada disebrangnya. Tarikan benang dikulit putra mahkota membuat saya ngilu melihatnya. Air mata terus keluar dari mata saya. "Astagfirullah ..Astagfirullah ..Astagfirullah .." lirih putra mahkota selama proses dijahitnya dahi yang terluka.

"Pinter ya Athar, gak nangis! Ini satu kali lagi ya jahitannya yaa!!" kata dokter. Hanya istighfar yang keluar dari mulut putra mahkota, yang menandakan ketenangan dalam dirinya tetap terjaga. "Udah selesai yaa Athar, hebaat banget Athar tidak menangis dan berani dijahit sebanyak empat jahitan. Baru kali ini saya menjahit anak berusia kurang dari lima tahun tidak menangis dan selalu beristighfar sepanjang proses dijahit lukanya" kata dokter menahan haru. 

"Ayah kenapa nangis, Athar aja gak nangis, Athar berani!! Ayah penakut, Ayah cengeng" kata putra mahkota bangga sambil meledek Ayahnya yang nangis karena sedih sepanjang proses dijahitnya dahi di ruang IGD.

Peristiwa ini menjadi pelajaran berharga buat saya. Ketenangan yang ditunjukkan Athar merupakan keyakinan bahwa kesulitan yang sedang dilaluinya (dahi bocor), Pasti akan ada kemudahan (kesembuhan) setelahnya, karena ada Ayah Ibu yang selalu mendokanannya dan selalu ada didekatnya dikala kesulitan datang. 

Alhamdulillah sekarang Athar sudah berkatifitas seperti biasa dengan perban yang menempel di dahinya. "Maafkan Ayah ya Kak" kataku sesekali saat menemaninya bermain. Jawaban putra mahkota hanya singkat "Iya Ayah, tenang aja nanti juga sembuh kok, kan ada Ayah sama Ibu, Terimakasih ya" 

Salam Literasi, Salam Indrakeren

Jangan lupa klik link bonus ini yaa, teman-teman!!!!

#Day18AISEIWritingChallenge

#100katabercerita
#30hariAISEIbercerita
#AISEIWritingChallenge
#warisanAISEI
#pendidikbercerita

Kepala Putra Mahkota Bocor!!

Assalamu'alaikum Warrohmatullahi Wabarokatuh

Silaturrahmi itu menambah rezeki, Amin

Selamat Pagi para Pejuang Pendidikan, semoga selalu sehat, semangat, dan bahagia dalam melakukan aktifitas setiap hari serta selamat berwisata membaca di blog sederhana ini.

putra mahkota (dok. pribadi)

"Kak, Ayah mau beli listrik dulu yaa" izinku kepada putra mahkota. 
"Ayah, Athar aja yang beli. Kemarinkan Athar bisa beli listrik. Athar seneng kalo bisa bantuin Ayah sama Ibu" ucap putra mahkota.

Sebagai orangtua rasanya senang sekali jika putranya ingin memberikan bantuan. Akhirnya uang 50.000 berserta catatan nomor meter diberikan kepada Kaka Athar. "Hati-hati ya Kak, nyebrangnya dan gak usah lari" pesanku kepada putra mahkota. "Siap Ayah" kata putra mahkota  (dengan tangan kanan diletakkan di dahinya).

Lima menit berlalu terdengar samar samar tangisan anak kecil. Semakin didengarkan dengan seksama, semakin saya mengenal tangisan tersebut. Buru-buru saya keluar rumah dan benar saja, saya melihat putra mahkota menangis dengan lumuran darah yang sudah membuat merah sebagian wajahnya. 

Langsung saya gendong dan bawa masuk ke dalam rumah. "Tenang kak, istighfar... istighfar" kataku panik sambil membawa putra mahkota masuk ke dalam rumah. Kubukakan bajunya yang sudah terkena darah. Kubersihkan mukanya dengan cara dibilas dengan air bersih. Benar saja tepat di tengah dahi ada robekan yang cukup lebar kira kira satu ruas jari yang belum bisa saya pastikan seberapa tingkat kedalamannya.

"Astagfirullah...Astagfirullah...Astagfirullah...Astagfirullah..." suara lirih putra mahkota yang sudah tidak menangis. Saat darah yang dimuka sudah bersih dan darah sudah tidak terlalu banyak keluar dari dahi, maka segera saya bawa ke klinik terdekat. Sesampainya di Klinik, Kaka Athar segera dibawa ke ruang IGD dan diberikan tindakan.

Sepuluh menit kemudian kepala putra mahkota sudah diperban dengan empat jahitan sebagai proses penanganan luka di dahinya. "Ayah cengeng banget, Athar aja gak nangis" kata putra mahkota setelah keluar dari ruang IGD. "Alhamdulillah Kak" kataku dalam hati seraya tersenyum.

Salam Literasi, Salam Indrakeren

Jangan lupa klik link bonus ini yaa, teman-teman!!!!

#Day17AISEIWritingChallenge

#100katabercerita
#30hariAISEIbercerita
#AISEIWritingChallenge
#warisanAISEI
#pendidikbercerita

Sah .!!!! Alhamdulillah

Assalamu'alaikum Warrohmatullahi Wabarokatuh

Silaturrahmi itu menambah rezeki, Amin

Selamat Pagi para Pejuang Pendidikan, semoga selalu sehat, semangat, dan bahagia dalam melakukan aktifitas setiap hari serta selamat berwisata membaca di blog sederhana ini. 


Ijab Kabul (doc. Pribadi)

Pagi ini saya menemukan foto 5 tahun lalu (kurang lebih). Foto yang menandakan saya melepas masa lajang di usia 29 tahun. Perasaan grogi menyelimuti diri sebelum mempelai wanita duduk disisi. Dikelilingi sanak saudara yang hadir untuk menemani acara sakral seumur hidup sekali ini.

Penghulu datang sebagai pertanda acara akan segera dimulai. "Sudah pernah menikah?" pertanyaan pertama pak penghulu pertama kali. Saya jawab dengan sigap "belum". Alhamdulillah kata pak penghulu dengan para hadirin yang hadir secara berbarengan. "Siap menikah sekarang?" kata pak penghulu lagi. Saya jawab "insyaallah siap".

Saya diperintahkan untuk beristighfar tiga kali serta dilanjutkan dengan mengucapkan dua kaliamat syahadat. "Salaman sama bapak (bapak calon mertua)" kata pak penghulu. Jantung rasanya mau copot, deg degan gak karuan. Tak terasa keringat sudah membasahi dahi yang mengakibatkan bedak yang dikenakan sedikit luntur. "jangan tegang-tegang kak, tegangnya nanti malam aja... heheheh" masih ada saja keluarga yang berusaha membangkitkan tawa para hadirin  disaat saya sedang grogi tingkat tinggi.

"Indra, saya nikahkan kamu dengan putri saya yang bernama Mia Zikriani dengan mas kawin tersebut di bayar tunai" Bapak Mertua mengucapkan akad nikah, yang langsung saya jawab dengan satu tarikan nafas. "Saya terima nikah dan kawinnya Mia Zikriani binti Edi Suriadi dengan maskawin tersebut dibayar tunai" Alhamdulillah. "Bagaimana Sah... Para saksi" suara pak penghulu meminta jawaban dari para saksi. "Sah...Sahh.. Sahh... Alhadulilah" kata para saksi dan para hadirin yang hadir menyaksikan.

Semoga pernikahan ini selalu menjadi pernikahan yang membawa keberkahan dan kebahagian. Selalu bersama melewati segala cobaan, selalu memberikan ketenangan dan menjadi tempat menggugurkan rasa letih ketika seharian bekerja diluaran. Serta tidak lupa semoga diberikan keturunan yang soleh serta solehan indah dipandang mata penuh ketakwaan terhadapmu. Amin

Salam Literasi, Salam Indrakeren

Jangan lupa klik link bonus ini yaa, teman-teman!!!!

#Day16AISEIWritingChallenge

#100katabercerita
#30hariAISEIbercerita
#AISEIWritingChallenge
#warisanAISEI
#pendidikbercerita


Kamis, 22 Oktober 2020

MENERBITKAN BUKU GRATISS!!!! MAU....

Assalamu'alaikum Warrohmatullahi Wabarokatuh

Silaturrahmi itu menambah rezeki, Amin

Selamat Pagi para Pejuang Pendidikan, semoga selalu sehat, semangat, dan bahagia dalam melakukan aktifitas setiap hari serta selamat berwisata membaca di blog sederhana ini. 


Pasti kita semua suka dengan sesuatu yang GRATIS. Apalagi yang GRATIS kali ini adalah menerbitkan buku. Timbul pertanyaan bagaimana caranya bisa menerbitkan buku secara gratis? yang masih penasaran, silahkan pantengin terus tulisan ini sampai akhir dan jangan lupa tulis komentar pada kolom komentar.

Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD)

Ada apa dengan yayasan tersebut ? Yayasan didirikan atas inisiatif Bundo Kanduang (Almh) AKBP (P) Hj. Husna Darwis binti Hj. Dahlan, SH. Beliau seorang Mantan Polisi Wanita dan Notaris yang ber kantor di Bogor memiliki keinginan kuat untuk meningkat kan kegemaran membaca dan menulis keluarga besar Petokayo dan masyarakat.

Niat tersebut diwujudkan dalam bentuk mendirikan Perpustakaan Kasidah di Jambi tempat dibesarkan untuk masyarakat umum Tempino dan sekitarnya. Almarhumah Bundo Kanduang memiliki koleksi buku yang cukup banyak terdiri dari berbagai Ensiklopedia dan Majalah Intidsari serta buku buku hukum serta buka agama.

Semua buku tersebut disimpan di Perpustakaan Husna di Perumahan Taman Cimanggu Bogor. Sebelum wafat Uni Husna mewasiatkan dan mewakafkan sebagian dana untuk kegiatan Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan yang fokus menerbitkan buku ber ISBN Tanpa Biaya.

YPTD bergerak di bidang sosial kemasyarakatan khususnya bidang pendidikan. YPTD fokus membantu para penulis menerbitkan buku ber lisensi Barcode ISBN Perpustakaan Nasional Tanpa Biaya.

Kegiatan ini dilakukan mengingat selama ini para penulis terkendala dalam menerbitkan buku karena tidak diterima oleh Penerbit Major (besar) sedangkan Naskah Buku sudah tersedia. Disamping itu keinginan menerbitkan buku secara indie (pribadi) melalui perusahaan jasa penerbit memerlukan biaya yang cukup besar.

Oleh karena itu YPTD bertekad membantu para penulis memiliki master buku sebagai Mahkota seorang Jurnalis. Sejak kegiatan di canangkan pada tanggal 19 Agustus 2020 YPTD telah membantu menerbitkan 36 Buku para penulis. Tentu saja kegiatan ini merupakan bagian tak terpisahkan turut serta dalam upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas Literasi Indonesia.

Orang Arab Tidak Suka Sendok

Mukti Ali merupakan penulis pertama yang bukunya diterbitkan secara GRATIS oleh YPTD. Buku pertama ber-ISBN yang terbit tersebut berjudul Orang Arab Tidak Suka Sendok.

Sejarah mencatata pada tanggal 19 Agustus 2020 berkumpul 20 orang penulis pada sebuah kafe di daerah Depok. pada hari tersebut berkumpul 20 orang penulis yang bertukar Ide untuk membuat gerakan menerbitkan buku ber-ISBN GRATIS.

Para penulis segera mensosialisasikan Gerakan menerbitkan buku ber-ISBN GRATIS keberbagai media sosial. Seketika tanggapan dari para penulis yang telah memiliki sedemikian banyak tulisan cukup positif dan bergabung ke YPTD.
 
Program Penerbitan Buku

Untuk dapat menerbitkan buku GRATIS ada program yang harus dipilih para penulis, seperti :

Program A : Penulis telah mempunyai naskah buku segera  kirim ke email thamrindahlan@gmail.com

Program B : YPTD menerbitkan Buku dari Para Penulis posting di website terbitkanbukugratis.id setelah terkumpul naskah 150 – 200 halaman.

Program C : Penulis posting di website YPTD terbitkanbukugratis.id sampai 40-50 artikel kemudian buku diterbitkan YPTD


Proses Penerbitan Buku

Selain program menulis yang sudah ditetapkan, para penulis juga diharuskan melalui proses seperti yang telah diurutkan di bawah ini :

1.   YPTD menerima Nahkah Buku Penulis via email thamrindahlan@gmail.com lengkap dengan Judul, Daftar Isi, Cover depan belakang Buku dan Kata Pengantar.

Ketentuan Standard baku Buku terbitan YPTD

a.       Ukuran A5

b.      Font 12

c.       Margin 1.5/1/1/1

d.      Huruf Times News Roman

e.       Spasi 1.5

f.        Ketebalan 150 – 200 Halaman 

2.   Tahapan selanjutnya setelah naskah memenuhi standard baku, Admin YPTD setiap hari Senin mengajukan permohonan Lisensi Barcode ISBN (International Standard Book Number) ke Perpustakaan Nasional. 

3.     Setelah Barcode ISBN di keluarkan Perpustakaan Nasional,  Admin meng - informasi kan kepada para penulis melalui  WA Group terbitkanbukugratis agar para penulis melakukan editing atau persiapan buku sebelum naik cetak. 

4.     Admin YPTD menyiapkan Kata Pengantar Penerbit, Halaman Judul dan Nomor Urut terbit serta Barcode ISBN. 

5.      Penulis memasukkan point (4) kedalam buku yang akan diterbitkan. 

6.    Selanjutnya setiap hari Rabu 2 (dua) pekan sekali Admin YPTD mencetak buku. Seluruh biaya cetak ditanggung YPTD.  Rata rata biaya cetak buku Rp 250.000 (duaratus lima puluh ribu rupiah) per judul. Buku dicetak  di Buring Digital Print Jalan Magonda Raya 393 Pondok Cina Depok. 

7.      Setiap Judul Buku dicetak 5 buah dengan aturan distribusi

a.       2 buku untuk Perpustakaan Nasional

b.      1 buku untuk Penulis berikut soft copy (flash disk)

c.       1 buku untuk Penyandang Dana

d.      1 buku untuk YPTD 

8.   Buku untuk Penulis berserta soft copy dikirim by logistic transportation.  Secara resmi seorang Penulis memiliki Mahkota ketika telah memiliki Buku Perdana. Seandainya  ingin memperbanyak buku untuk dipromosikan kemudian dijual atau untuk hadiah Penulis bisa mencetak Buku secara mandiri menggunakan soft copy di percetakan mana saja. 

9.     Buku buku untuk Sponsor akan dikirimkan ke alamat by Go Send sesuai  jumlah buku ke alamat Penyandang Dana berserta ucapan terima kasih telah mendukung Gerakan Menrbitkan Buku ber ISBN Tanpa Biaya. 

10.  Setiap hari Rabu 2 bulan sekali YPTD menyerahkan secara langsung Buku Buku yang telah diterbitkan ke Perpustakaan Nasional sesuai Regulasi ISBN.  Buku buku para penulis menjadi milik dan koleksi Negara tersimpan abadi di Perpustakaan Nasional 

11.  2 Pekan sekali YPTD minimal mencetak 10 buku sehingga target  menerbitkan 200 buah buku selama satu tahun sampai 29 Juli 2021 tercapai.


Penutup


YPTD Turut berperan Serta Mengorganisir Gerakan Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Literasi Indonesia focus menerbitkan buku.  Buku adalah Mahkota seorang Penulis. Secerdas dan sepintar apapun seseorang apabila belum menulis apalagi menerbitkan buku maka ilmunya akan hilang sia sia.


Komitment Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan membantu para penulis dari berbagai profesi untuk memiliki Buku ber Lisensi ISBN Tanpa Biaya perlu dukungan semua pihak.  


Bersama kita bisa membantu Pemerintah Republik Indonesia dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa melalui profesi masing masing.  Membaca kemudian menulis  adalah kegiatan mulia, 


Menerbitkan buku muara dari menulis.  Kehadiran penulis abadi sepanjang masa ketika Bukunya menjadi asset Negara tersimpan di Perpustakaan Nasional. 


Terima kasih Om Jay dan Rekan Rekan Guru atas partisipasi. Silaturahmi menambah teman dan menambah wawasan serta memberikan kebahagiaan untuk kemaslahatan bersama


Pengabdian Ikhlas Tak Perlu Tanda Jasa Bersebab Tidak ada jasa yang paling tinggi dan layak untuk sorang guru ketika  anak didik  menjadi Presiden.


Thamrin Dahlan

Ketua Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan

Hp. 0815 9932 527

Website YPTD :  terbitkanbukugratis.id

Email : thamrindahlan@gmail.com


Salam Literasi, Salam Indrakeren