Tampilkan postingan dengan label Telelet. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Telelet. Tampilkan semua postingan

Selasa, 20 Juli 2021

Puisi Telelet, Namanya!

Beberapa hari ini grup menulis dibanjiri dengan jenis puisi baru. Awalnya jika saya tidak salah menyimpulkan, puisi telelet diposting oleh Ibu Kanjeng. Ibu Kanjeng sempat memposting puisi teleet yang ditulisnya beberapa kali di beberapa grup.

Sampai akhirnya puisi telelet sampai di rumah Lagerunal, kenapa saya sebut rumah? karena grup ini yang memiliki aturan jelas akan postingan yang ingin diinformasikan. Jadi tidak sembarang posting, jika salah posting akan disempriiiiit oleh tim admin.

Ok, kembali ke puisi telelet. Kenapa namanya telelet? Terus terang, saat pertama kali membaca kata telelet, tidak pernah terpikir kata tersebut adalah nama sebuah jenis puisi. Menurut Ibu Anis telelet memiliki arti Tiga Empat Lima Enam Lima Empat Tiga. Ibu Anis menjelaskan hal tersebut pada grup puisi telelet yang dibidani oleh Ibu Aam.

Contoh Telelet buatan Bu Anis


Masih menurut Ibu Anis, Puisi Telelet diciptakan oleh Bapak Dr. Marjuki, M.Pd. Berawal dari beliau ingin menulis puisi dengan kata-kata yang mudah dipahami. Akhirnya beliau mencoba membuat puisi dengan jumlah bait 7 dan memiliki konfigurasi menarik.

Menariknya lagi Ibu Anis menjelaskan, bahwa puisi telelet ini diciptakan khusus untuk pemula. Para pemula yang sulit membuat puisi yang berkualitas dengan nilai satra tinggi. Puisi ini dipilih bahasa sederhana tidak harus tinggi bahasa sederhana yang mudah dipahami tetapi jika dirangkai akan memiliki keindahan sendiri.

Puisi ini mensyaratkan rima akhir kalimat dua huruf yg sama, hal ini tentu berbeda dengan puisi pada umumnya. Rima tidak boleh berasal dari kata yang sama dalam puisi. Namun, kata yang dijadikan rima boleh diulang-ulang di awal atau tengah baris.

Selain itu ada istilah landai serta terjal. Ada-ada saja istilah yang digunakan dalam telelet ini. Saya terus terang bingung mengartikannya, karena memang sulit masuk kedalam logika otak kecil saya. Namun, lagi-lagi Ibu Anis memberikan gambar yang dapat mengartikan rasa bingung saya.

Terus terang saya juga masih bingung dibuatnya. Semoga info tentang telelet bertebaran di dunia maya. Sehingga bisa dipelajari bersama dengan seksama. Pada akhirnya telelet akan menjadi rsalah satu eferensi puisi buatan kita.

Salam kenal
Salam Literasi
Salam Indrakeren
See You Tomorrow


Telelet, mempositifkan Galau

Ini memang sulit, menyuarakan isi hati yang sedang tersakiti. Bagi yang terbiasa, mungkin akan semudah mengepalkan tangan. Namun yang tidak pernah mencoba, akan sesulit mengedipkan mata. Jangan pandang rendah kepada mereka yang sulit menyuarakan hati. Serta jangan jumawa bagi yang mudah menyuarakannya. Sedikit baik Telelet untuk menenangkan hati. Silahkan dicicipi selagi hangat menyelimuti.

Masalah Hati

Oleh : Indrakeren


Hatimu! Dimana letak Hati?

Hati ada di dalam diri sampai mati

Tidak ada mungkin, namun pasti


Aku bertanya, bagaimana rasa hati?

Terkadang hati bisa mengobati

Dengan rasa bahagia penuh arti

Tapi, hati juga bisa menyakiti!


Tersakiti, bukan karena terkena bola kasti

Namun, dengan kata-kata caci maki bak belati

Tajam, menghujam hingga ke sari pati

Hingga sulit hati terobati

Mati, hingga tulang belulang terkuliti


Wahai!!! Orang hidup, namun mati

Jaga mulut dan ucapanmu, hati-hati

Karena ucapan bisa bersemayam dihati

Apalagi ucapan yang menggerogoti

Rasanya seperti digelendoti

Ingatan yang terus menerus diamati


Ayo mulai sekarang kita berempati

Ucapan dan pikiran disiasati

Jika perlu tutup mulut pakai peniti

Agar ucapan jahat bisa berhenti

Berhenti untuk tidak menyakiti


Urasan hati memang tidak pernah habis

Sudah diingatkan tetap tidak tergubris

Karena memang sudah menjadi pemanis

Pemanis ucap yang terkesan manis


Cukup kita saja yang sadar

Menghadapi hati yang berdebar-debar

Dengan kita perbanyak istighfar


Ciledug, 20 Juli 2021


Salam Kenal
Salam Literasi
Salam Indrakeren
See You Tomorrow