Kamis, 28 Oktober 2021

Kemarin Hari Blogger Nasional

Awal Agustus sampai ketemu Agustus lagi ditambah dua bulan. Jika dihitung hari, maka sudah 454 hari saya menulis di blog. Setelah saya cek secara sengaja, ternyata sudah ada 392 tulisan yang sudah mengudara di blog sederhana ini. Hmmm, delapan tulisan lagi akan bulat menjadi 400 tulisan. Ternyata penulis ecek-ecek ini sudah banyak juga menulis di dunia maya.

Namun amat disayangkan dua bulan belakangan ini, keinginan menulis sedang terjun bebas. Jika ditanya kenapa, pasti jawabannya hanya alasan saja, hehehehe. Ketika saya lihat, memang pada bulan september dan oktober, saya hanya menulis 60 artikel, namun angka nol nya gelinding entah kemana, hadeeehh! Kok bisa yaa, ya bisalah! Kenapa ya? paling jawabannya beralasan lagi. 😋

Hari Blogger di lagerunal

Dua paragraf awal yang saya tulis merupakan kondisi literasi saya saat ini. Dua paragraf tersebut terlihat pasang surut kegiatan literasi saya. Oleh karena itu, Katanya kemarin hari blogger nasional, serius! Jika iya, berarti selama ini saya sudah dua kali mengalami hari blog nasional, keren banget ya saya! Apa sih Ndra! 😂

Ok, serius sekarang! Bertepatan dengan hari blogger kemarin saya bertekad untuk on lagi ngeblog, bisa gak yaa!! Keinginan saya tersebut berjalan beriringan dengan grup WA kesayangan Lagerunal yang riuh dengan chat yang beragam. Keriuhan tersebut membicarakan tentang hari blogger nasional. Terus terang walaupun saya sudah melewati dua kali hari blogger nasional, saya baru ngeh kemarin. Tahun lalu sepertinya gaungnya tidak sampai di nomor WA saya. Sepertinya saya kurang jauh mainnya. hehehehe 😅

Semakin serius sekarang! Setelah saya membaca postingan Pak D dan Bu Pitosaurs (saya kali ini tidak mencari di google, karena di Lagerunal sudah ada) ternyata menurut postingan mereka berdua (cieee...) pada tahun 2007 diadakan ajang bertajuk Pesta Blogger 2007 yang berhasil menarik minat Iebih 500an blogger dan komunitas blogger di seluruh Indonesia serta mendapatkan dukungan penuh dari menkominfo, Muhammad Nuh. Secara spontan pada pidato pembukaanya Menkominfo mendeklarasikan tanggal 27 Oktober sebagai Hari Blogger Nasional. (tulisan bercetak miring tersebut saya dapat dari blog mereka berdua, cieee...).

Kopdar (Katanya akronim dari Kopi Daring)

Dari keriuhan di wa grup lagerunal, tercetuslah ide untuk bertatap maya antar anggota di hari blogger nasional kemarin. Keriuhan atas ide tersebut ditangkap dan difasilitasi oleh Pak ketua lagerunal dengan janji akan disiapkan link kopdarnya. Muncullah harapan untuk bertemu sobat lage dari seluruh penjuru Indonesia di layar maya. Pasti seru kan!! gak sabar jadinya nih!!

Saya sempat melirik jumlah anggota lagerunal, ternyata jumlahnya hampir 200 orang. Jumlah yang banyak untuk sebuah grup yang usianya hampir satu tahun. Penasaran gak sih, kapan ulang tahun Lagerunal! Lagerunal lahir pada tanggal 21 November 2021 (ini juga saya lihat di blog Bu Pipit), jadi bulan depan Lagerunal ulang tahun, yeeeyyy... hmmm ayoo siapkan kado untuk Lagerunal.

Baiklah, mari kita serius lagi! Dari jumlah anggota yang hampir 200 orang, ternyata anggota yang hadir kemarin malam juga hampir 20 orang. heheheh! lumayanlah! Padahal besar harapan saya untuk bertemu sobat lage lebih banyak, namun ya sudahlah! ini kenyataanya, nikmati saja.

Obrolan bebas, namun hangat!

Pada bagian ini saya akan tuliskan tentang apa yang kami bicarakan semalam. Tidak ada rahasia, ini semua jujur saya bercerita untuk anda. So, fokus! stay read

Diruang google meet kami berjumpa, bertatap maya dengan sobat lage nusantara. Dari sumatera hingga sulawesi hadir untuk bersilaturahmi. Saling sapa dan saling guyon menjadikan suasana malam yang dingin jadi sedikit hangat. Hampir 20 peserta saling menyapa, hingga keramaian terasa. Namun, cukup lama juga guyon tanpa arah terlaksana. Sampai akhirnya Pak Ketua membuka acara.

Topik random dimulai dengan dijadikannya hari blogger nasional tema kamis menulis. Suasana agak kaku diawal-awal acara, mungkin karena acara dadakan (seperti tahu), maka harap dimaklumi. Untungnya ada lemparan pertanyaan dari Pak D (Ups!), tentang sulitnya menghidupkan komunitas blogger di daerah padahal sudah ratusan guru dilatih membuat blog pada tahun 2020.

Lemparan pertanyaan dari Pak D berhasil membuat ruang maya bergairah kembali. Beberapa anggota lage yang hadir memberikan respon positif atas pertanyaan Pak D. Respon dari sobat lage secara lengkap bisa dibaca pada postingan Pak D. Heheehee... silahkan blogwalking.

Harapan dan Sayonara

Setiap perjumpaan pasti ada perpisahan. Hal itu pula yang terjadi semalam. Pertemuan dadakan harus segera diakhiri, karena acara sudah berlangsung 2 jam lebih. Sungguh terasa menyenangkan bertemu maya dengan sobat lage semua, yang tulisannya sering saya baca di senin blogwalking, kamis menulis dan saling subscribe, like and share link Youtube. 

Saya harapkan pada ulang tahun lagerunal dapat dibuat acara semacam ini. Tentunya dengan konsep yang lebih matang dan tema yang juga menarik untuk diperbincangkan. Selanjutnya mungkin saya boleh berharap lebih kepada anggola lage yang tidak hadir semalam, yukkk belajar bareng-bareng di lagerunal dengan cara aktif menulis. Mungkin ada dari sobat lage yang lain memiliki ilmu yang bisa dishare kepada anggota lage. Saya tunggu gerakannya, ini serius!

Salam Kenal
Salam Literasi
Salam Indrakeren
See You Tomorrow 😉


Senin, 25 Oktober 2021

Ide yang terlewatkan (Bertemu Mereka)

Segera tuliskan jika ide datang. Kalimat tersebut sering dijumpai saat kita mencari ide di mesin pencari. Sebenarnya ada beberapa cara yang dapat menjadi pilihan, namun kalimat "segera tuliskan jika ide datang" hampir pasti ada disetiap tautan link yang keluar pada halaman pertama google.


Blog sederhana ini yang biasanya menjadi teman menumpahkan uneg-uneg, kini jarang sekali dikunjungi pemiliknya, "sorry blog". Padahal banyak sekali ide tulisan yang ingin ditumpahkan. "Kok gak dituliskan" entahlah, sudah banyak alasan yang dijadikan bemper. Padahal memang tidak mau menulis saja yang membuat ide tulisan menguap, bagaikan uap air mendidih yang terlihat sesaat dan akhirnya hilang entah kemana, "maaf blog".

Malam ini pemilik blog memaksakan diri untuk menuliskan ide yang terlewatkan. Sempat tidak mau dituliskan, namun setelah dipikirkan kembali, sepertinya ide ini menarik untuk dituliskan dan dibagikan. Semoga ide yang terlewatkan ini dapat menjadi pemicu hadirnya ide-ide lain yang juga sempat terlewatkan untuk dituliskan. Mari terus membaca tulisan ini pada paragraf selanjutnya, karena akan ada kejutan! hehehee...

Bertatap muka dengan mereka.

Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang sudah dilakukan pada awal bulan oktober, memberikan semangat baru bagi saya dalam mengajar. Sebelumnya saya juga semangat, namun dengan adanya PTM membuat semangat saya meningkat berlipat-lipat.

Hal terpenting dengan diperbolehkannya PTM adalah bertemu dengan peserta didik untuk pertama kali, iya pertama kali. Terus terang saya ini guru baru di sekolah baru, baru pada tahun ajaran 2021/2022 saya mengajar di sekolah baru. So, pastinya saya belum mengenal peserta didik sebelumnya, kecuali mengenal mereka dari layar 14" atau dari layar smartphone.

PTM yang dibagi menjadi dua sesi, tidak menyurutkan semangat saya dan peserta didik untuk hadir di sekolah kembali. Setelah berhari-hari belajar dari rumah, akhirnya pada bulan oktober kami dapat bertatap muka "betulan", tanpa dibatasi oleh kuota yang terkadang loading atau delay. huffff....

PTM sesi pertama

Rabu, 6 Oktober 2021, yaaa... hari itu merupakan hari dimana jantung berdebar lebih cepat. Rasanya sudah tidak sabar menunggu satu per satu peserta didik melewati pintu kelas dan menyapa selamat pagi pak. Ahhh.... suara yang sudah lama sekali tidak terdengar secara langsung.

dokumen pribadi

Astiyani, yaa Astiyani siswi yang hadir pertama kali hari itu. Diikuti Aira dan Haruko beberapa menit kemudian. Kemudian Dipo, Adisty, Haikal, Arya, dan Rizky menjadi rombongan peserta didik berikutnya yang hadir. Fikky dan Fauzan datang hampir berbarengan. Terakhir yang datang ke sekolah saat itu adalah Arum, yaa Arum melengkapi pembelajaran tatap muka sesi pertama hari itu. Perlu diingat, mereka datang ke sekolah dengan prokes lengkap. Masker, faceshield dan mungkin hand sanitizer ada di dalam tas/saku baju mereka.

Akhirnya bertemu dengan mereka, "Assalamualaikum, selamat datang kembali ke kelas nyata" kalimat pertama yang meluncur dari mulut saya. Lagu Indonesia Raya dikumandangkan pagi itu, sebagai penanda kami semua masih NKRI. hehehehe...

Oh iyaa... ketua kelas pada hari itu Astiyani. Tidak ada alasan yang jelas penunjukkan Astiyani sebagai ketua kelas, saya menunjuk karena Astiyani datang paling pertama. Tohh... pada akhirnya Astiyani tidak berkeberatan untuk menjabat ketua kelas dadakan. Terimakasih Astiyani...

PTM sesi kedua

Satu minggu kemudian, tepatnya Rabu, 13 Oktober 2021. Rombongan peserta didik kelas 6 hadir kembali ke sekolah, tentunya dengan wajah yang berbeda. Tidak ada lagi Astiyani dan kawan-kawan yang hadir minggu lalu, kali ini wajah-wajah lain yang tidak kalah semangat untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka sebenarnya.

dokumen pribadi

Nurfaiza, Nur Aulia, Nashwa dan Khaerunnisa duduk di barisan depan, karena mereka berempat datang paling awal, bahkan lebih dulu dari pada saya. Hadeeehh,... keduluan saya! Barisan kedua ditempati oleh Nadia, Syahrul, Wildan dan Pasah. Lanjut keurutan bangku belakang, ada Yuslim, Rafha, Zami serta Revan. Berbeda dengan minggu lalu yang dihadiri hanya 11 peserta didik, pada sesi kedua peserta didik yang hadir ada 14 anak. Dua peserta didik lainnya yang melengkapi pembelajaran tatap muka hari itu adalah Raya dan Amel.

Berbeda dengan pemilihan ketua kelas minggu sebelumnya, ketika itu saya memilih ketua kelas berdasarkan kedatangan siswa paling awal. Pada sesi kedua, ketua kelas dipilih berdasarkan siswa yang tidak membawa tugas (ada tugas yang diberikan melalui google classroom, dan harus dikumpulkan saat PTM). 

Yuppp... akhirnya ketua kelas pada sesi kedua adalah Nadia. Yeeeeyyy!!!! karena pada hari itu yang tidak membawa tugas hanya Nadia saja (walaupun akhirnya Nadia tetap mengumpulkan tugas setelah pulang sekolah). Terimakasih Nad!

Terimakasih saya ucapkan

3 x 35 menit waktu yang sedikit, namun memberikan kesan semangat belajar yang berbeda. Interaksi secara nyata, bertanya secara langsung serta mengajar dengan bertemu memang tidak dapat diganti dengan apapun. 

Terimakasih pada kalian yang sudah hadir pada PTM sesi satu dan dua. Bagi yang belum dapat berkesempatan hadir PTM karena ada beberapa halangan, jangan khawatir mungkin hari esok atau nanti kita dapat bertemu bersama tanpa dibatasi oleh sesi satu dan sesi dua. Semoga disegerakan, Aamiin!

Tidak lupa, ucapan Thanks saya ucapkan kepada koordinator kelas dan orangtua murid yang memberikan dukungan, sehingga PTM dapat terlaksana dengan baik, berstandar dengan prokes yang diharuskan. Terimakasih!

Salam Kenal
Salam Literasi
Salam Indrakeren 
See You Tomorrow 😉

Sabtu, 09 Oktober 2021

Meramaikan Program Pendidikan Guru Penggerak

Program Pendidikan Guru Penggerak yang diluncurkan oleh Kemendikbud pada tahun 2020, merupakan program yang bertujuan untuk mengembangkan profesi guru secara berkelanjutan melalui pelatihan dan kolektif guru. Diharapkan, guru yang mengikuti program ini akan memiliki kepribadian kuat, serta cerdas, ceria, kreatif dan tangguh dalam melaksanakan kepemimpinan di lingkungan sekolah. Sehingga terwujudnya perasaan nyaman dan bahagia peserta didik di lingkungan sekolah mereka masing-masing.


Paragraf di atas merupakan sepenggal informasi tentang program pendidikan guru penggerak yang saya dapatkan dari berbagai sumber di mesin pencari. Hal itu saya lakukan karena ada rasa ingin untuk mencoba mengikuti program tersebut. Namun, kesempatan dan keberanian belum ada saat itu. Saat itu, saya masih merasa minder, malu serta tidak percaya akan kemampuan diri. 

Banyak hal yang saya lakukan untuk memantaskan diri, sehingga dapat mengikuti program tersebut. Dimulai dengan mengaktifkan diri lebih banyak di lingkungan sekolah, mencari metode yang berbeda namun tetap sesuai dengan kondisi peserta didik, serta banyak belajar dan bertanya kepada guru senior atau guru yang lebih berpengalaman tentang keprofesionalan menjadi seorang guru.

Datangnya pandemi yang tidak diundang, menjadi "berkah" untuk saya. Banyak sekali kesempatan belajar yang dilakukan secara daring. Webinar yang biasanya mahal, selama pandemi dilakukan secara gratis. Seminar yang dilakukan di tempat yang jauh, selama pandemi cukup dilakukan di depan layar HP atau laptop. Hal-hal tersebut membuat saya semakin semangat lagi untuk meningkatkan kompetensi sebagai seorang guru. Terimakasih pandemi! Loh...

Pelatihan gratis juga tidak saya lepas. Bukan hanya mendapatkan sertifikat, namun ilmu yang luar biasa juga saya dapat. Mulai pelatihan menulis, pelatihan google, pelatihan microsoft for education, pelatihan quizizz, serta banyak lagi pelatihan yang saya ikuti. Pelatihan-pelatihan tersebut sedikit banyak menambahkan rasa percaya diri saya. Semua kegiatan tersebut saya tuliskan dalam blog sederhana ini sebagai jejak digital untuk masa yang akan datang.

Lalu bagaimana dengan kepercayaan diri saat ini! Apakah saya sudah berani untuk mengikuti program pendidikan guru penggerak? Ahhh... mari mulai dari memotivasi diri untuk menjadi Guru Penggerak? Apa yang harus dilakukan dalam mewujudkan motivasi tersebut?

Salam Kenal Salam Literasi Salam Indrakeren See You Tomorrow

Jumat, 08 Oktober 2021

Mereka kembali ke Sekolah

Pagiku cerahku matahari bersinar. 
Ku gendong tas merahku di pundak. 
Slamat pagi semua, Ku nantikan dirimu. 
Di depan kelasmu menantikan kami.

Siapa yang tidak tahu lirik lagu di atas? rasanya akan banyak yang menjawab tahu dari pada sebaliknya.

Lirik lagu di atas, pada minggu ini terdengar lagi. Anak-anak kembali ke sekolah setelah sekian lama belajar dari rumah. Rasa kangen yang sudah membuncah, hilang seketika ketika melihat mereka datang satu persatu. Sapaan, senyum, keluguan atau apapun tingkah mereka, membuat suasana sekolah minggu ini kembali hidup dan penuh semangat.

Yaa... Pelajaran Tatap Muka kembali diperbolehkan, walaupun masih terbatas dan harus mematuhi protokol kesehatan yang sangat ketat. Masker, Face shield, hand sanitizer, jaga jarak dan tidak berkerumun menjadi syarat wajib dalam penerapan pembelajaran tatap muka terbatas.

Meskipun serba protokol kesehatan yang ketat, tetap saja antusias guru, orangtua dan juga siswa tidak bisa tertahankan. Jauh sebelum jam yang sudah ditentukan, sudah ada beberapa siswa yang datang melepas kerinduan untuk belajar kembali di sekolah.

"Assalamualaikum Pak Guru dan Ibu Guru" sapa mereka, membuat hati yang mendengarnya senang tiada dua. Hampir dua tahun sudah sapaan tersebut hanya dapat terdengar dari depan kamera. Namun hari ini, ucapan tersebut jelas terdengar di depan mata, sambil melihat senyum mereka yang menyapa.

Memang banyak aturan yang harus siswa patuhi. Semua itu dibuat untuk memastikan siswa tetap aman ketika belajar di sekolah. Mulai dari mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir, mengecek suhu tubuh jangan samapi terlewat dari 37,3 derajat celcius. Berjalan berjaga jarak di lorong menuju kelas. Hingga protokol kesehatan yang harus dikenakan selama berada di sekolah.

Bapak Ibu guru tidak kalah patuhnya terhadap protokol kesehatan. Sama dengan siswa, Bapak Ibu guru juga melakukan apa yang siswa lakukan selama berada di sekolah. 

Kegiatan di dalam kelas tidak kalah semangat. Walaupun hanya diberikan durasi 35 menit x 3 selama belajar di sekolah, namun antusias siswa dan guru dalam melaksanakan pembelajaran patut diacungi jempol.




Ahh... senang sekali melihat mereka kembali ke sekolah. Terimakasih untuk para crew yang terlibat. Terimakasih kepada orangtua murid yang koperatif dalam mempersiapkan anaknya untuk mengikuti pembelajaran tatap muka. Terimakasih anak-anak yang selalu menggunakan protokol kesehatan selama berada di dalam sekolah. Terimakasih banyak, sehat selalu dan tetap semangat untuk semua.

Salam Kenal
Salam Literasi
Salam Indrakeren
See You Tomorrow

Kamis, 07 Oktober 2021

Vaksin Literasi

Mengeluh dan menyalahkan kesibukan, merupakan dua hal yang sering mengelilingi pikiran. Malas dan lelah selalu menjadi kata yang dipilih untuk beralasan. Menulis sedikit lalu ditinggalkan, bahkan lama kelamaan akan menjadi draf yang akan dihilangkan. Apalagi ketika melihat postingan yang terus berseliweran di beberapa grup, fiiuuuhhh... benar-benar menjadi beban.

Mungkin komitmen literasi juga harus divaksinasi. Berbagai alasan yang muncul dalam berkegiatan literasi membuat jemari dan otak terasa terpapar. Terpapar dengan alibi kesibukan, padahal seharusnya bisa meluangkan waktu sedikit kepada jemari untuk menari. Menari merangkai kata agar komitmet terus ditepati. Namun, ahhh... lagi-lagi alasan datang menahan jemari untuk berkreasi.

Seperti hal nya virus yang kasat mata yang datang kepenjuru bumi. Alasan juga kasat mata bahkan dapat merusak komitmen berliterasi. Perlahan namun pasti, istilah sarang laba-laba kembali muncul disudut-sudut blog menjadi pelipur diri. Yaa... sarang laba-laba datang karena blog lama sekali tidak diisi.

Seharusnya vaksinasi bisa menjadi solusi. Persis seperti tubuh yang divaksinasi akan menimbulkan kekebalan dalam diri. Apakah literasi dapat divaksinasi? semoga! 

Seperti artinya vaksin merupakan "senjata" biologis yang digunakan untuk membantu sistem imun manusia melawan penyakit. Apakah alasan juga merupakan penyakit? mungkin, karena cara kerja vaksin adalah menyuntikkan cairan ke dalam tubuh, kemudian tubuh akan mendeteksi sebagai penyakit yang akan menyerang tubuh. Seketika imun akan memberantas penyakit tersebut dan imun akan selalu mengingat penyakit yang baru saja terdeteksi ke dalam database imun.

Vaksin Literasi

Bagaimana vaksin literasi bekerja? 

Tentunya vaksin ini tidak bekerja seperti vaksin pada umumnya. Tidak perlu juga vaksin literasi disuntikkan ke dalam tubuh. Hahahaa... apa kata imun nanti jika vaksin literasi disuntikkan ke dalam tubuh, Imun pasti bingung mendeteksinya!

Menurut saya vaksin literasi itu ada lima. Kelima vaksin ini dapat meningkatkan kembali semangat berliterasi yang sudah terikat dengan sarang laba-laba, semoga!

1. Berhenti menulis sejenak

Kok berhenti! Tentunya bukan berhenti selamanya, namun cukup berhenti sejenak untuk menghilangkan kejenuhan dengan rutinitas menulis yang padat. Sesekali jemari perlu juga diistirahatkan, asalkan jangan kebablasan dan kegiatan menulis menjadi terlupakan. Wassalam.

2. Membaca buku

Cara kedua asik juga, walaupun minat membaca rakyat Indonesia rendah. Namun hal ini patut dicoba sebagai salah satu vaksinliterasi

3. Cari suasana baru

Hmmm.. Apakah point nomor tiga harus pergi ke suatu tempat? mungkin iya, namun suasana baru juga dapat dilakukan dengan merubah posisi meja dan kursi agar mendapatkan suasana duduk yang berbeda.

4. Mendengarkan lagu

Lagu apa yang kamu suka? silahkan dengarkan sejenak lagu-lagu lawas atau lagu kenangan yang dapat membangkitkan gairah menulis.

5. Menonton film

Nah ini yang pasti seru. Menonton film dapat dijadikan salah satu referensi untuk menulis lagi. Film baru apa yang sedang dipputar di bioskop, mungkin bisa dilakukan diakhir pekan bersama keluarga.

Setelah menuliskan artikel ini, rasanya jemari sudah mulai lincah menari. Otak pun lancar menuangkan ide untuk dirangkai menjadi tulisan yang menarik. Sepertinya vaksin literasi berhasil mengatasi alasan yang selalu datang bertubi-tubi. Sekarang saatnya mempertahankan komitmen yang sudah bangkit kembali. Apa iya bisa? dicoba saja, semoga esok hari, lusa atau nanti akan ada artikel baru setiap hari.

Salam Kenal
Salam Literasi
Salam Indrakeren
See You Tomorrow