Senin, 31 Oktober 2022

Hallo Generasi Z

"Dra, anak jaman sekarang suka banget nyautin gurunya yaa" tanya seorang rekan sejawat di sekolah.
"Namanya juga anak-anak, Bu" jawab saya singkat, hahahaha.
"Tapi anak jaman dulu jauh lebih sopan, tidak seperti itu, Ndra! " balasnya.
"Ya, gak bisa disamakan apel to apel, Bu. Beda generasi mungkin, Bu!" sambil ikut memikirkan dengan serius.

Dari obrolan singkat di atas, membuat saya ikut berpikir juga, kenapa ya?. Bahkan setelah diresapi lebih dalam obrolan tersebut, ternyata bukan hanya sikap anak yang suka nyauitin gurunya ketika sedang belajar. Namun ternyata ada juga anak yang masa bodoh dan susah diatur di dalam kelas. Bengong, sampai tertidur di kelas juga terkadang dapat ditemukan. 

Semakin dipikirkan menjadi semakin penasaran saja. Jika mundur ke belakang, serta memikirkan tentang perubahan generasi ke generasi sebelum saat ini, kira-kira apa yang akan kita temukan!. Menurut Graeme Codrington mencetuskan sebuah teori yang diberi nama Generation Teory. Agar tidak lagi penasaran dengan generasi saat ini, tidak salahnya kita mengetahui teorinya, let's go!

1. Baby Boomer

Generasi pertama sering disebut Baby Boomer. Generasi ini hidup pada rentanga tahun 1946-1965. Mereka memiliki jasa yang cukup besar, karena hidup pada masa perang. Kiprah mereka yang begitu besar melahirkan generasi pejuang kemerdekaan yang tangguh dan pantang menyerah, walaupun mengajar dengan segala keterbatasan. Namun, dibalik keterbatasan tersebut, generasi ini telah menjadi guru bangsa yang tetap menginspirasi sampai kini.

2. Generasi X

Mereka yang masuk ke generasi X, lahir dalam rentang 1965 - 1980. Generasi ini belum menikmati teknologi. Bahkan dalam mengajar, kebanyakan dari mereka masih menggunakan alat peraga seadanya. Namun, mereka sangat berdedikasi melahirkan manusia hebat untuk generasi selanjutnya.

3. Generasi Y

Sepertinya saya masuk ke generasi ini, hehehehe. Generasi Y atau bisa disebut generasi millenial, lahir pada rentang 1981 - 1993.  Generasi ini hidup di awal-awal teknologi belum sepesat sekarang. Ledakan internet sendiri merupakan salah satu indikator generasi Y disebut dengan generasi millenial. Guru yang masuk dalam generasi millenial, saat ini menghadapi tantangan yang lebih besar dari pada generasi sebelumnya.

Tantangan yang besar itu meliputi, materi pembelajaran yang lebih komplek. Karakter siswa yang beragam sesuai dengan perkembangan jaman. Belum lagi hantaman teknologi yang masuk lewat gawai yang digenggam peserta didik, menjadi kawan sekaligus lawan bagi guru millenial.

4. Generasi Z 

Hii Generasi Z, genarasi ini lahir dari rentang 1995 - 2015. Generasi ini sering disebut juga dengan generasi internet. Pada dasarnya generasi ini sebelas duabelas dengan generasi sebelumnya. Namun yang membedakan adalah multitasking, misalnya mereka bisa chatting sekaligus melakukan browsing tugas sekaligus mendengarkan musik dengan menggunakan gawai mereka. Mereka sangat dekat dengan dunia maya dan mereka tidak bisa jauh dari gawainya. Hal itu tidak bisa disangkat, karena mereka memang hidup disaat teknologi sudah berkembang sangat pesat. Generasi inilah yang sedang guru hadapi di sekolah.

5. Generasi Alfa

Generasi terakhir adalah generasi anak saya. Generasi ini lahir pada rentang tahun 2015 - 2025. Generasi ini masih belum memiliki dampak dalam kehidupan, karena sebagian besar dari mereka masih diusia balita. 

Dari kelima generasi yang dibahas, topik utama kita tertuju kepada generasi Z. Kenapa generasi Z, apa yang salah dengan gen Z? jawabannya adalah tidak ada yang salah, hanya saja kita sebagai guru sedang menghadapi atau mengajarkan generasi yang hidup di era digital. Oleh karena itu cara menghadapinya/mengajarinya/menanganinya juga perlu menggunakan pendekatan yang sesuai dengan mereka.

Susah donk! ya memang susah jika dihadapi dengan keluhan. Memang susah jika tidak mau belajar. Serta pasti akan susah jika generasi selalu dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Move On yuk!!

Berinteraksi dengan siswa generasi Z sangatlah labil. Gen Z terbiasa dengan sesuatu yang instan dengan kecanggihan teknologi yang serba cepat dan mudah. Kondisi seperti ini cenderung membuat gen Z terlihat malas. Gen Z yang dilahirkan di kota besar, tentunya mendapatkan fasilitas yang serba wah dan berbagai kemudahan. Mereka ingin menyelesaikan segala sesuatunya dengan cepat, walaupun hasilnya kurang maksimal. Lalu apa nilai positif dari Gen Z?

Dengan kecanggihan teknologi, maka tingkat pencarian ilmu atau pengetahuan akan lebih cepat. Gen Z dapat melakukan hal tersebut, terlebih Gen Z sangat terbuka dalam hal yang bersifat baru atau perubahan cepat. Gen Z juga disebut generasi multitasking yang memudahkan mereka untuk memproses beberapa informasi pada waktu yang bersamaan. Selain itu gen Z sangat up to date dengan tren yang ada. Oleh karena itu guru yang mengajar generasi ini dituntut untuk terus meningkatkan kompetensi sesuai dengan perkembangan yang ada. 

Kemampuan yang dimiliki gen Z perlu diarahkan, oleh karena itu generasi Z perlu dibekali skill dalam mengarungi kehidupan. Keterampilan dalam bersosialisasi, tanggung jawab serta kepemimpinan perlu dimiliki sebagai skill utama bagi generasi Z. Disinilah peran guru dalam membimbing generasi Z ke arah yang positif.

Guru harus memiliki modal dengan cara terus belajar, sehingga dapat mengintegrasikan pembelajaran dan perkembangan jaman. Guru juga harus memaksakan diri untuk menggunakan teknologi dalam pembelajaran, serta mampu mendorong siswa agar terlibat dalam pembelajaran tatap muka di kelas. Di sisi lain, peran guru juga tetap menanamkan nilai-nilai karakter yang benar dalam diri gen Z yang tidak didapat dari dunia maya, agar mereka tidak terbawa arus hal-hal yang tidak baik dari dunia internet.

Kini waktunya kita bergerak, beradaptasi dan berusaha masuk menyesuaikan diri dengan kondisi jaman generasi Z. Semoga kita para guru tetap semangat, sehingga dapat memberikan modal kepada peserta didik untuk menaklukkan impian mereka di masa yang akan datang.

#salam kenal
#salam literasi
#salam indrakeren
#see you tomorrow 😉

Selasa, 23 Agustus 2022

Cuma punya akun Kompasiana!

Setelah lama tidak menulis, kemarin saya putuskan menulis lagi. Tulisan saya sebar luaskan di grup Lagerunal, tempatnya guru ngeblog bersatu ngobrolin apa aja. Program senin BW saya jadikan tempat untuk memulai lagi hobi menulis yang lama tenggelam. Ada sebanyak 12 penulis yang ikut serta dalam program senin BW tersebut. 

bikin sendiri di Canva

Dari ke 12 penulis, saya amati banyak penulis yang menggunakan akun di Kompasiana. Kompasiana memang sering berseliweran dibeberapa grup menulis yang saya ikuti. Namun di grup Lagerunal kini banyak sekali yang memiliki akun Kompasiana. Hal itu membuktikan saya tidak update tentang perkembangan grup Lagerunal. Heheheee.... 

Apa Kompasiana? saya jadi kepikiran pertanyaan tersebut. Kompasiana itu apa yaa? untuk menjawab pertanyaan tersebut saya perlu meminta bantuan google. Kompasiana merupakan sebuah platform blog dan publikasi online yang dikembangkan oleh Kompas Cyber Media sejak tahun 2008. 

Bagaimana cara menulis di Kompasiana? setiap penulis yang ingin menulis di Kompasiana cukup mudah, bahkan sangat amat dimudahkan. Jadi setiap orang yang ingin menulis di Kompasiana hanya perlu memiliki akun di Kompasiana. Cara untuk mendapatkan akunnya pun cukup mudah, hanya mengisi form yang disiapkan dan menunggu data diverifikasi olah admin Kompasiana.

Kenapa Kompasiana? Kenapa banyak sobat Lage yang punya akun di Kompasiana? Jawabannya adalah karena keunikan yang terletak pada sisi pengelolaan konten yang dilakukan secara simultan. Setiap konten yang dibuat Kompasianer (sebutan penulis di Kompasiana) dapat langsung tayang dan dapat direspon oleh pembaca.

Kompasiana yang awalnya memiliki slogan "sharing adn connecting" kini mengusung slogan baru "Beyond Blogging". Slogan baru ini merupakan semangat dan tekad menghadirkan sesuatu yang lebih bermakna untuk khalayak blogger. Dengan slogan ini, diharapkan lebih mudah dikenal masyarakat tentang Kompasiana yang merupakan produk media sosial buatan Indonesia. 

Yang istimewa dari Kompasiana adalah platform yang sudah menjadi wadah bagi siapa saja untuk membuat konten yang positif. Selain itu Kompasiana telah menghubungkan banyak produk yang diproduksi dan berinteraksi dengan para Kompasianer. Beragam kegiatan online dan offline seperti kompetisi blog, kompasiana nangkring, visit, blog trip, dan sebagainya.

Ndra, sudah punya akun Kompasiana belum? jawabannya gak perlu tanya google, cukup saya jawab sekarang. Sudah punya, tapi belum pernah menulis disana. Akun Kompasiana yang saya miliki, saya gunakana hanya untuk memberikan komentar atau memberikan reaksi terhadap konten yang diposting oleh Kompasianer.

Besar harapan saya, agar saya dapat juga memberanikan diri untuk menulis di platform nasional tersebut. Bukan hanya sekedar memiliki akun untuk BW disetiap ada link yang disebar di grup. Namun, aktif seperti teman-teman di grup Lage.

Salam Kenal
Salam Literasi
Salam Indrakeren
See You Tomorrow 😉


Senin, 22 Agustus 2022

Bolehkah saya menulis lagi!

Bolehkah saya menulis lagi! Kalimat itu yang sedang terpikir oleh saya saat ini. Saya ingin menulis lagi, tapi... ide terasa jauh. Padahal banyak hal yang saya lalui dan pasti dapat dijadikan bahan tulisan yang menarik. Tapi, tidak saya tuliskan! Sungguh bingung saya memulainya.

design sendiri, pakai canva

Apakah kemampuan menulis saya menghilang? Atau memang kemauan menulis yang tidak ada. Jika saya mundur kebelakang, ketika pandemi menyerang. Aktifitas menulis sangat mengalir, apa yang saya lihat bisa saya tuliskan, apa yang saya dengar dapat saya tuangkan dalam tulisan, bahkan apa yang saya rasa bisa juga rangkai menjadi bacaan yang menarik. Apa saja bisa saya jadikan tulisan yang panjang. Kini! Sulit sekali rasanya.

Sibuk! Lagi-lagi kata tersebut yang terbesit di kepala. Sesibuk apa sih ndra? sepertiya tidak sibuk-sibuk banget, waktu yang tersedia sama 24 jam. Bahkan waktu bekerja/mengajar, kini lebih singkat dan memiliki waktu luang yang cukup longgar. Tapi, kenapa menulis menjadi berat saat ini? Padahal ide banyak, sumber ada, alat pendukung canggih dan dukungan juga mengalir. Namun, kenapa menulis menjadi berat? Why!

Dari keresahan yang saya rasakan tentang menulis. Saya menemukan beberapa hal yang menjadi tembok besar dalam kegiatan menulis, sehingga kegiatan menulis menjadi buntu. 

  • Menunda
"Nanti pada saat jam istirahat ingin menulis ah". Namun pada kenyataanya keinginan hanya tinggal keinginan, sehingga kegiatan menulis pada akhirnya tertunda lagi. "Nanti aja deh, setelah sholat isa baru menulis lagi". Pada kenyataannya tidak jadi menulis lagi. Ditunda terus, ditunda lagi, hingga tidak ada keinginan untuk menulis sama sekali.
  • Pola pikir
Apa yang kita pikirkan, itu adalah apa yang akan kita lakukan. Begitu pula dengan kegiatan menulis. Pola pikir kita untuk melakukan kegiatan menulis akan hilang, jika kita menggiring pola pikir kita untuk tidak melakukannya. "Saya tidak ada waktu untuk menulis". Pada akhirnya, kita benar-benar tidak ada waktu untuk menulis. Sehingga pola pikir kita akhirnya membuat kita tidak akan ada waktu untuk menulis.
  • Kondisi badan
Lelah fisik, lelah otak. Seakan-akan membuat kita sudah tidak ada gairah lagi unuk membuka laptop atau sekedar mengandai-andai apa yang ingin dituliskan. Tenaga sudah diporsir untuk melakukan kegiatan lain, selain menulis!
  • Banyak alasan
Izinkan saya tertawa dulu yaa, hahahahhahhaa! Mungkin tembok yang paling besar pada diri saya adalah banyak alasan untuk tidak menulis. Ada saja bisikan atau bahkan ajakan untuk dijadikan alasan agar tidak menulis.
  • Beban pekerjaan
Mungkin ini tembok yang paling tidak tepat bagi saya, karena saya tidak menganga pekerjaan sebagai beban yang harus diselesaikan. Tapi, hal ini mungkin bisa menjadi tembok bagi orang lain untuk menulis. 
  • Bingung memulai
Sudah ditulis, dihapus lagi. Ditulis lagi, dihapus lagi. Pada akhirnya tombol shut down pada laptop diklik dan tidak lama kemudian laptop mati. Bingung mau memulai tulisan dari mana, bingung mau menulis apa, dan akhirnya bingung banget.
  • Lingkungan
Tidak ada teman yang se-frekuensi. Ya, hal tersebut memang sangat mempengaruhi semangat menulis. Disaat rekan sejawat tidak ada target untuk menulis. Pada akhirnya kita juga merasa tidak harus melakukan kegiatan menulis tersebut. 
  • Tidak dituntaskan
Saya menulis kok, sungguh saya menulis, akan tetapi tulisan tidak selesai dan tidak dipublish. Ketika ingin menuliskan lagi untuk diselesaikan, ternyata ide sudah hilang, moment sudah berganti, pada akhirnya tulisan yang sudah disimpan di delete.
  • Minder
Masa iya saya minder. Serius, apa benar saya minder.? Jika iya, minder saya siapa ya...! Banyak tulisan yang disebar pada grup WA dan tulisannya bagus-bagus. Apakah itu yang menjadi saya minder? Jika iya, berarti ada yang salah dalam diri saya. Hahahahaa.

Tembok-tembok penghambat sudah dituliskan, seharusnya harus segera dirobohkan. Sehingga tidak ada lagi kata menunda dalam menulis. Luruskan pola pikir yang positif, agar aktifitas menulis bisa mengalir manis. Tidak ada lagi alasan demi alasan yang menghantui pikiran. Beban dan bingung tidak harus menjadi perdebatan, tulis saja! jangan banyak dipikirkan!

Ayo, Ndra! Saya menyemangati diri saya sendiri. Bolehkah saya menulis lagi? jawabannya boleh! sangat boleh! tuliskan sebanyak-banyaknya, sesering-seringnya, sehingga tulisan semakin bagus dan enak dibaca. Ayo, Ndra bisa yokkk!

Salam Kenal
Salam Literasi
Salam Indrakeren
See You Tomorrow 😉

Selasa, 12 Juli 2022

11 Negara ASEAN

Kamu pasti sering mendengar kata ASEAN, nah sekarang di sini kita akan mengetahui negara apa saja sih yang termasuk ke dalam anggota ASEAN. Mungkin kalian sudah banyak yang tahu dan tidak asing lagi dengan negara-negara ini, salah satunya adalah Indonesia dan Malaysia. Tahu kah kamu apa ibu kota dari Indonesia? Yap betul sekali Jakarta. Bagaimana dengan Malaysia? Nah, inilah list 11 anggota Negara ASEAN beserta ibukotanya.


    1. Indonesia dengan Ibukotanya Jakarta
    2. Malaysia dengan Ibukotanya Kuala Lumpur
    3. Singapura dengan Ibukotanya Singapura
    4. Brunei Darusalam dengan Ibukotanya Bandar seri Begawan
    5. Thailand dengan Ibukotanya Bangkok
    6. Filipina dengan Ibukotanya Manila
    7. Kamboja dengan Ibukotanya Phomn Phen
    8. Vietnam dengan Ibukotanya Hanoi
    9. Myanmar dengan Ibukotanya Naypyidaw
    10. Laos dengan Ibukotanya Vientiane
    11. Timor Leste dengan Ibukotanya Dili

Pahamilah negara-negara ASEAN beserta Ibukotannya. Jika Pak Indra tanya tentang mata uang setiap negara ASEAN, apakah kalian bisa mengetahuinya? Tuliskan dibuku catatan IPS kalian yaaa...

Terimakasih

Salam Kenal
Salam Literasi
Salam Indrakeren
See You Tomorrow 😉


Kamis, 02 Juni 2022

Masuk ke Rumahku

Selamat pagi, hari ini saya akan mengajak Sobat Lage untuk masuk melihat-lihat isi rumah saya. Rumah sederhana yang sudah ditempati sejak tahun 2018 bersama keluarga kecil saya. Rumah berukuran 107 meter ini menghadap ke arah utara. Rumah saya berlokasi di Kampung Pleret, Karang Tengah, Ciledug, Tangerang.


Yukk... Kita mulai Sobat, silahkan masuk!

Pagar berwarna hitam didorong menandakan kita siap berpetualang. Sekarang kita sedang berada di teras rumah, halaman minimalis yang digunakan untuk meletakkan beberapa moda transportasi keluarga. Dua sepeda motor dan dua sepeda, sudah sangat cukup menyesakkan halaman teras minimalis ini. Dipojok kiri teras diletakkan beberapa pot tanaman seadanya untuk memberikan kesan hijau menyegarkan. 

Masih di teras yang sama, namun kini kita akan berjalan ke pojok sebelah kanan. Sebuah lorong terlihat, lagi-lagi ada beberapa barang yang terlihat di sepanjang lorong. Rak sepatu dan dua kandang burung love bird tertata rapih di sebelah kanan dan kiri lorong. Ohh.. ya, diujung lorong ada pintu berdaun satu yang bisa digunakan untuk masuk ke dalam rumah.

Waktunya masuk ke dalam rumah!

Tepat sejajar dengan pagar hitam, terdapat pintu utama berdaun satu. Setelah dua langkah pertama melewati pintu utama, tepat ke arah jam 12 tertata rak permanen dari kayu. Rak tersebut digunakan sebagai pemisah ruang tamu dan dapur. Ada beberapa tanaman plastik yang menghiasi rak kayu tersebut.

Ruangan pertama yang sobat injak sekarang merupakan ruang tamu merangkap ruang kerja Ayah. Terlihat tiga kursi tamu beserta meja sederhana yang biasa menyambut tamu yang berkunjung. Selain kursi dan meja tersebut, ada pula meja berukuran cukup besar yang biasa digunakan Ayah untuk bekerja.

Sebelum ke arah dapur, mari kita putar tubuh kita ke arah jam 9. Nah, tepat dihadapan kita sekarang adalah ruangan yang biasa digunakan untuk bersantai dengan keluarga. Mari dibawa santai saja, ada dua kasur palembang yang biasa digunakan untuk bersantai sambil menonton tv. Di ruangan ini ada sebuah bupet berwarna putih panjang yang memiliki 10 tempat penyimpanan tanpa pintu. Di bupet tersebut tersusun buku, boneka dan mainan anak, agar tambah sejuk, disiapkan sebuah kipas angin di sudut ruangan.

Sebelum kita memutar tubuh 180 derajat. Masih dari ruang keluarga, disebelah kanan dan kirinya ada dua kamar. Kamar sebelah kanan merupakan kamar utama dan sebelah kiri rencananya akan digunakan sebagai kamar anak-anak, namun saat ini kamar sebelah kiri masih digunakan sebagai ruang serbaguna.

Putar badan 180 derajat, sekarang!

Sekarang saya mau mengajak sobat Lage ke tempat sumber energi. Sebuah tempat yang sudah sibuk sejak pukul 4 pagi. Ok, tempat tersebut adalah Dapur, yeeyyy. Dapur terletak di balik rak permanen yang tadi kita lihat pertama kali ketika masuk dari pintu utama. Di balik rak ada sebuah meja makan merangkap bupet besar di bawahnya. 

Saat kita menghadap ke selatan dan berada di tengah-tengah dapur. Benda pertama yang terlukiskan pada arah pukul 12 adalah kompor gas dua tungku, biasanya di salah satu tungkunya terdapat panci untuk memasak air. Pada sisi kiri dapur tertata secara berurutan alat penanak nasi, pemanggang roti, blender mini, kulkas dan dispenser dengan galon di atasnya. Sisi terakhir dapur sebelah kanan berdiri kokoh washtafel. Pasangan washtafel pasti rak piring.

Ruangan Terakhir

Kini kita menghadap ke arah washtafel. Tepat di sebelah kanan washtafel ada kongliong yang akan mengarahkan kita ke tempat paling berair di rumah saya. Keluar dari kongliong, tepat dihadapan sobat Lage sudah ada mesin cuci dua tabung. Di atas mesin cuci terjuntai ketat dua tali rapiah untuk meletakkan pakaian basah. Arah pukul 9 dari kongliong ada pintu yang jika dibuka, kita akan berada di dalam kamar mandi. Keluar dari kamar mandi, sobat Lage akan melihat lorong yang diujungnya ada pintu mengarah ke teras yang ada kandang burung love birdnya.


Terimakasih sobat Lage sudah mampir ke Rumahku Syurgaku, sudah berkenan mampir dan masuk untuk sekedar melihat-lihat rumah sederhana saya secara virtual. Semoga nanti akan ada waktu sobat Lage berkunjung ke rumah sederhana saya.

Salam Kenal
Salam Literasi
Salam Indrakeren
See You Tomorrow  ðŸ˜‰