Rabu, 14 April 2021

Nikmati Prosesnya

Alarm pada gadget sudah berbunyi. Nyaring sekali bunyinya. Tidak seperti hari biasa, kini alarm gadget bunyi lebih awal. Pukul 03.00 pagi alarm sudah berbunyi. Bukan kebetulan alarm bunyi sepagi itu, namun memang disetting agar tidak kesiangan untuk makan sahur pertama di bulan Ramadhan.

"alhamdulillahilladzi ahyana ba'dama amatana wa ilaihin nusyur" kata pertama yang terucap setelah bangun dari tidur, sambil tangan menggapai gadget yang masih berbunyi.

Athar dan adiknya masih tertidur, namun jangan ditanya soal Ibu. Ibu pasti sudah bermain-main di dapur dengan berbagai perabot rumah tangganya. 

Benar saja, suara penggorengan terdengar karena bersinggungan dengan sodet yang digunakan Ibu, srreeengg....srrreeeenggg begitu kira-kira bunyinya.

"Assalamualaikum cantik" sapaku kepada istriku yang sudah beraroma masakan

"Walaikumsalam, gombal banget Ayah pagi-pagi. Mengigau yaaa Ayah" ledek istriku setelah menjawab salam dariku.

"Iyaa, Ayah ngigau. Ayah tidur lagi yaaa" candaku.

"Ayah awas aja tidur lagi...., cuci muka, trus tolong bangunin kakak ya. Semalam Kakak bilang mau ikut sahur" balas istriku.

Jadi teringat obrolan kami sebelum tidur semalam. Kakak bilang ingin ikut puasa hari ini. Jika benar ikut puasa, berarti hari ini akan menjadi puasa pertama kakak Athar. 

***

3.10 wib

"Kak, jadi ikut puasa" ucapku ditelinga Athar lembut. Ternyata bisikanku belum menyadarkan Athar dari tidurnya. Aku buka laptop sambil menunggu masakan Ibu matang dan menunggu Athar bangun. Lumayan sambil bisa membaca beberapa tulisan di grup wa literasi yang aku ikuti.

"Ayah, disuruh bangunin kakak malah buka Laptop! bukannya sholat tahajud" ucap istriku yang tiba-tiba masuk ke kamar, niatnya mau memastikan Athar sudah bangun atau belum, ehhh... malah ditambah menegurku.

***

3.25 wib

Setelah menyelesaikan sholat tahajud yang dikerjakan akibat teguran dari istri. Athar coba ku bangunkan kembali. Kasihan juga membangunkan anak berusia 5 tahun untuk ikut sahur. Namun jika tidak dilatih mungkin akan ada penyesalan dikemudian hari.

"Kak, ayooo Ibu sudah buatkan ayam goreng untuk makan sahur" ucapku yang kedua kalinya, tidak lupa ditambah kata-kata ayam goreng sebagai pancingan. Ternyata pancingan ayam goreng berhasil menggerakkan tabuhnya dan terdengar ucapak iya walaupun masih dengan mata tertutup.

"Ayoo kak, mau ikut puasa gak? Ayooo bangun" kali ini ucapanku dibarengi dengan belaian tangan di wajahnya.

"ikuutt!" jawabnya dengan suara pelan dan mata yang masih tertutup.

"Alhamdulillah sudah bangun" pikirku.

Sambil menunggu masakan dihidangkan. Televisi dihidupkan, sebenarnya mau menghidupkan laptop lagi, namun Aku urungkan, takut kena tegur lagi. Tayangan di televisi kebanyakan program sketsa talk show. Tidak heran memang program seperti itu yang ditayangkan, selain memang rettingnya bisa mendongkrak penghasilan televisi dan pemainnya benar-benar bisa menyegarkan mata.

"Ayah..." tiba-tiba suara Athar sudah di belakang. Guling, selimut ditambah mata yang masih mengantuk Athar berhasil melewati proses pertama dalam ibadah puasa yaitu bangun sahur.

"Hebaaattt kakak sudah bangun" suara Ibu terdengar dari arah dapur, mungkin Ibu melihat Kakak dari dapur.

Masih dengan mata yang 5 watt, mengambil istilah lampu yang tidak terlalu terang Ayah menggambarkan kondisi Athar yang kini masih memeluk selimut kesayangnya. Namun Ayah membiarkannya, hari pertama sahur pasti berat untuknya.

***

3.40 wib

Aroma masakan Ibu sudah semakin dekat. Hidangan sahur sederhana siap disantap. Ada tiga piring yang disiapkan Ibu. Seperti di warung padang Ibu sudah memporsikan setiap piring dengan Nasi serta sayur dan lauknya. Segelas teh manis hangat serta segelas air putih hangat menjadi pelengkap hidangan sahur pertama ini. 

Kami menyantap hidangan yang sudah disiapkan. Kakak Athar belum memulai memakan hidangan sahurnya, kakak Athar masih leyeh-leyeh menahan kantuk yang masih menggelantung dikedua matanya.

"Kak... Ayooo cuci muka dulu" ucap Ibu yang sudah menyelesaikan makan sahurnya. Seperti biasa Ibu selalu mengambil porsi yang sedikit, padahal masaknya banyak. Selalu diet yang menjadi alibi kuatnya sehingga tidak bisa dibantah oleh Ayah.

Kali ini kakak sudah siap menyantap makan sahur. Duduk bersila dan tidak melakukan apa-apa. Aku yang melihatnya hanya tersenyum sambil mengingat apakah dahulu aku seperti itu ketika makan sahur pertama?.

"Kak, sini Ibu suapi saja biar cepet makan sahurnya, takut nanti keburu imsak" ucap Ibu sambil mengambil piring Athar dan mulai menyuapinya.

***

"Ayah, imsak itu apa?" tanya Athar setelah menyelesaikan suapan terakhirnya.

"Imsak itu batas sahur" jawabku, sambil melirik ke Athar untuk memastikan apakah pertanyaan lanjutannya.

"batas sahur! biar gak berebut sama Luana." tanyanya lagi, seakan kurang puas dengan jawabanku. 

Salahku juga menjawab dengan satu kata "batas". Otak kecil Athar yang sedang berkembang dengan cepat merespon kata batas dengan batas yang aku buat ketika mereka sedang bermain. Batas yang Aku buat dengan menggunaan lakban hitam, tujuannya agar tidak memperebutkan wilayahnnya masing-masing. Seakan-akan seperti perang memang ketika Athar dan Luana sedang bermain.

"Imsak itu batas kita untuk berhenti makan sahur Kak, jadi jika sudah Imsak kita sudah mulai untuk berpuasa dan tidak boleh makan serta minum hingga waktu berbuka tiba" kataku menjelaskan perihal imsak kepada Athar dengan bahasa yang sederhana.

"sekarang sudah Imsak belum Ayah?" tanya Athar setelah mendengar penjelasan dariku. Dari sudut matanya bisa diartikan dirinya memahami, walaupun pasti akan ada pertanyaan baru di otaknya yang akan coba ditanyakan lagi.

"sebentar lagi kak" jawabku.

"emang jam berapa imsaknya? tanya Athar lagi seakan berburu tanya kepadaku.

"..." Aku tidak menjawab, hanya memberikan jadwal imsakiyah yang kuambil dari masjid semalam setelah sholat taraweh.

Athar mengambil dan melihatnya. Athar bingung pasti, karena memang ia belum bisa membaca dengan lancar, Proses membaca Athar baru sampai huruf konsonan bertemu vokal (KVKV).

"kertas apa ini Ayah" tanya Athar penuh rasa ingin tahu.

"ini jadwal imsakiyah namanya kak, kita bisa lihat kapan waktu imsak selesai. Kakak bisa melihat deretan kotak yang pertama, nah angka-angka ini merupakan jam waktu imsaknya kak" jelasku kepada Athar

"Ayah kasih tahu aja deh ke Kakak, kapan waktu imsaknya. Athar bingung bacanya" ucap Athar sambil tertawa.

Mendengar perkataan Athar membuat kami tertawa berdua. Jika dipikir betul juga kata Athar yaaa. Kenapa Aku tidak memberitahukan langsung saja waktu imsak hari ini. hehehehe.

***

4.25 wib

"Ayah, Kakak ayo minum terakhir, waktu imsak sudah masuk, trus siap-siap ke Masjid" kata Ibu yang dari tadi mendengar percakapan kami dari dalam kamar.

"Iya" jawab kami berdua berbarengan, sambil menghabiskan air yang ada di dalam gelas.

***

"Ayah, rame banget yang sholat subuh di Masjid" tanya Athar dalam perjalanan kami dari Masjid.

"Iya kak, semua orang berlomba-lomba dalam kebaikan. Sekarang kan Ramadhan segala kegiatan yang wajib dilipat gandakan pahalanya" jelaskku kepadanya sambil menggandeng tangnnya menyusuri jalan berkomblok.

***

Sesampainya di Rumah, Athar ku suruh tidur kembali. Kasihan pikirku jika tidak tidur lagi. Mungkin dengan tidur 1 atau 2 jam bisa mengganti waktu tidurnya yang berkurang. 

"Athar tidur lagi sana" pintaku kepadanya.

"Ayah kenapa gak tidur lagi" tanyanya kepadaku ketika melihat aku malah duduk di meja kerja yang ada di ruang tengah.

"Ayah mau ngaji dulu kak, sehabis ngaji Ayah akan nyusul ke kamar" jawabku singkat dan memulai bacaan Ta'awudz.

Anak laki-laki berusia 5 tahun itu masuk ke kamarnya sambil membaca selimut biru kesayangan. 

***

"Ayah bangun, tolong Ibu keluarkan motor." suara Ibu membangunkanku, karena memang sudah jam 7.00 waktunya Ibu berangkat. Motor yang ada di ruang tamu sulit dikeluarkannya karena motornya terhalang dengan motorku.

"Siap grak!" jawabku sigap, karena sedari tadi tidak tidur hanya merem-merem ayam saja, bagaimana mau tidur jika setiap 10 menit sekali harus ke toilet untuk bunag air kecil.

Ibunya anak-anak memang melakukan kegiatan di luar rumah dari pagi hingga sore hari. Ibu bekerja di Puskesmas di dekat rumah. Bekerja di Puskesmas memang tidak ada kenal covid, tidak seperti saya yang berprofesi seorang guru. Ibunya anak-anak dari awal covid datang ke Indonesia sampai sekarang tidak ada istilah WFH dalam pekerjaannya. Semoga Ibu selalu dijaga kesehatannya oleh Allah swt. Aamiin

***

"Ayah... Ade mau pake baju sama Ayah" suara cadel Luana meminta dipakaikan baju oleh Ayah membuat mba yang jaga jadi bingung.

"Ade, sama Mba aja. Ayah lagi kerja" ucap Mba sambil menggapai Luana yang siap menerjang laptop yang sedang Aku gunakan untuk meulis tantangan.

Yaa.. Selama pandemi Aku betah berlama-lama di depan laptop. Menulis menjadi kegiatanku di masa pandemi ini. Ada saja yang dituliskanku, yang rutin adalah membuat materi atau soal untuk siswa-siswaku. Jika Challenge merupakan kegiatan menulis yang diadakan oleh grup wa yang diikutiku.

"Nggak mau, Ade pake baju sama Ayah ajaaah" ceriwis Luana, kita sambil memasang muka mewek andalannya.

Mbanya tetap berusaha menenangkan Luana yang memang sudah mulai menggeliat tubuhnya, berusaha melepaskan diri dari gendongan Mba.

"Ayoo de, sini sama Ayah pakai bajunya" ucapku, sambil mengambil pakaian yang sudah disiapkan Mba.

"Ayah, Ade main kelual dulu yaa. Ayah jangan mana-mana yaa" ceriwis Luana setelah selesai dipakaikan pakaiannya.

"Ade bilang apa sama Ayah" kata Mba mengingatkan akan suatu hal kepada Luana.

"maaci Ayah" ucap Luana lalu pergi keluar bersama Mba.

"Iya Ade, mainnya jangan lama-lama ya de" jawabku kepada Luana yang sudah di teras rumah.

"Apa Ayah, Ayah panggil Ade?" ucap Luana yang kembali lagi masuk ke dalam rumah menanyakan sesuatu kepadaku.

"Nggak de, Ayah cuma bilang jangan lama-lama mainnya" jelasku.

"O..." 

Luana balita berusia 2 tahun. Sekarang sudah banyak sekali gayanya. Mulai suka memilih sendiri baju yang ingin dipakainya. Makan tidak mau disuapi, namun berantakannya luar biasa jadinya. Luar biasanya lagi adalah ocehannya yang sudah "pentes" jelas dan banyak kosa kata yang dimilikinya. Hal itu membuat kami selalu mendapatkan hiburan dari setiap tingkahnya.

***

"Ayaah... Athar haus" ucap Athar yang sudah rapih setelah mandi pagi. 

"kata Ibu semalam, kakak boleh buka puasa zuhur" Athar menambahkan ucapannya.

Athar memang baru hari ini berpuasa ramadhan. Ibunya mengatakan kepadanya bahwa saat adzan zuhur boleh buka puasa, kemudian melanjutkan lagi sampai magrib. Hal itulah yang menjadi dasar permintaannya kepadaku. 

"Iya kak, nanti jam 12.00 yaaa buka sementaranya" jawabku.

"Emang sekarang jam berapa" tanya Athar lagi.

"Coba lihat jam, sekarang ada diangka berapa?" tanyaku lagi.

"Hmmmm.... jam satu satu" jawabnya sambil terbata, Athar memang baru belajar membaca jam, menulis angkanya juga baru sampai angka 10 belum sampai angka sebelas. Jadi Athar mengucapan satu satu untuk angka sebelas.

"Iya benar kak, jam sebelas itu namanya" jelasku.

"O... sebelas itu satu satu yaaa Ayah, berarti sebentar lagi jam satu dua yaa Ayah" jawab Athar perihal tentang waktu yang sedang dipelajarinya tanpa disengaja ini.

"Iya kak, satu jam lagi, masih semangat ya Kak" jawabku serta menyemangatinya.

Athar menjawab dengan mengacungkan kedua jempolnya di depan mukanya, sambil mengucapkan "siap Ayah".

***

"Ayah... Ayah... sudah adzan zuhur" teriak Athar kegirangan.

Wajahnya berubah seketika dari murung menahan haus sekarang sudah sumringah. Anak 5 tahun yang baru belajar puasa ini begitu antusias mengikuti proses berpuasa.

"Iya kak, selamat berbuka sementara yaa" ucapku, sambil menyajikan makan siang kepada Athar.

Makanan yang disajikan dimakan lahap olehnya. Tidak sampai 10 menit makanan di piring sudah berpindah ke dalam perutnya. Tidak ketinggalan segelas milo untuk ronde ke dua. Senang melihat Athar bisa sabar berpuasa di hari pertamanya.

"Ayah.. Athar sudah selesai. Ayoo sholat di Masjid" ucapnya semangat. 

"Ayo..." jawabku singkat.

Panas sekali perjalanan menuju Masjid. Sampai-sampai Athar harus meletakkan sajadahnya di atas kepalanya. Semangat Athar kembali lagi setelah berbuka sementara tadi. Lapar dan dahaganya hilang, berganti dengan semangat menikmati proses puasa hari pertamanya. Saya yang menemaninya menaruh rasa bangga kepadanya.

***

"Assalamualaikum" teriak Athar dari luar pintu. 

Selepas menembus teriknya matahari dalam perjalanan pulang dari Masjid. Tubuh Athar langsung direbahkan pada kasur yang ada di ruang keluarga. AC tidak lupa dinyalakannya agar badannya sejuk. 

"Kak, kalo bisa tidur siang, agar tubuhnya diistirahakan terlebih dahulu" pesanku kepada Athar yang masih merebahkan tubuhnya di kasur roti.

"Iya Ayah, Ayah mau kemana kok sudah rapih aja" tanya Athar setelah melihat Aku berganti pakaian dengan kemeja.

"Ayah ada les di luar sebentar, mungkin sebelum ashar Ayah sudah di Rumah lagi" jawabku.

"Athar tidur saja dulu" lanjutku

"Iya Ayah hati-hati" ucap Athar sambil mencium punggung tangan kananku.

***

"Ayah pulang, ngumpet-ngumpet!" teriak anak-anak dari dalam Rumah, ketika mendengar suara motor Ayahnya.

Kebiasaan yang sudah sering dilakukan mereka berdua jika kedua orangtuanya pulang. Padahal lokasi mereka sembunyi pasti hanya itu-itu saja, jika tidak dikolong meja yaa di balik pintu kamar. Namun mereka tetap saja antusias bersembunyi, walaupun pada akhirnya mereka akan keluar dengan sendirinya dari tempat persembunyiannya.

"Ayah gak tau yaaa" oceh Luana ketika aku pura-pura tidak berhasil menemukannya dengan antusias.

"Iyaa, emang Ade ngumpet dimana" tanyaku tidak kalah antusias.

"Ade ngumpeet disini" ucapnya sambil menunjukkan lokasi persembunyiannya yaitu di belakang pintu kamar.

Kakak Athar mana, apakah Athar masih puasa? atau sudah berbuka. Biasanya Athar tidak kalah heboh dengan adiknya ketika orangtuanya sampai di rumah. Namun kali ini Athar tidak nampak batang hidungnya.

"Kakak" panggilku, sambil langkahku menuju kamar utama.

"Iya" kakak menjawab dengan pelan.

Ternyata kakak baru saja bangun tidur siang. Pantas tidak terlihat saat Luana bersembunyi. 

"Kakak masih puasa" tanyaku kepada anak 5 tahun ini yang baru belajar puasa Ramadhan.

"Masih Ayah, haus banget Ayah" jawabnya sambil memegang lehernya, seakan menunjukkan bahwa sudah kering tenggorokannya sedari tadi.

"Alhamdulillah hebat, sabar ya Kak, tinggal 90 menit lagi kok" jawabku sambil menyemangatinya.

Athar hanya mengangguk dan rebahan kembali. 

***

Beberapa menit lagi waktunya berbuka. Proses belajar Athar hingga sampai mendekati magrib perlu diacungi dua jempol. Lemas, haus, lapar dan keinginanya untuk bermain keluar ditahannya. Hal itu dilakukan secara sadar tanpa adanya paksaan. Bermain di rumah dan tidur siang menjadi senjatanya untuk menikmati proses berpuasa hari ini. Besar harapanku agar Athar bisa terus berpuasa di keesokan harinya. Walaupun tidak dengan paksaan, biar Athar yang memutuskan, Orangtua hanya mengarahkan serta memotivasinya.

"Allahuakbar... Allahuakbar... Allahuakbar... Allahuakbar..."

"Alhamdulillah sudah adzan Bu" teriak Athar bersemangat, rasanya ingin langsung menyantap makanan yang sudah disediakan Ibu.

"baca doa buka puasa dulu kak" kata Ibu mengingatkan.

"Ayo kakak ikuti Ayah membaca doa berbuka puasa" ucapku memberi dan memandu bacaan berbuka Athar.

"Siap Ayah" jawab Athar.

Allahumma laka shumtu
wabika amantu
wa ‘ala rizqika afthartu
birahmatika yaa arhamar rahimin

"Udah boleh makan sekarang Bu" tanya Athar kepada Ibu, sambil menunjuk kehidangan yang sudah diletakkan di depan matanya.

"Iya boleh kak, hebat Kakak hari ini" jawab Ibu.

"Ade hebat juga kan Bu" oceh Luana tidak mau kalah.

Alhamdulillah Athar berhasil melewati puasa pertamanya dengan gembira. Prosesnya dinikmati pasti akan memperoleh hasil yang membahagiakan pada akhirnya.

***

#aprilchallengelagerunal

Salam Kenal
Salam Literasi
Salam Indrakeren
See You


Selasa, 13 April 2021

Malam pertama Ramadhan

Saat langit terang berubah gelap, namun bintang belum juga nampak. Dari atas langit terus turun cairan yang biasa kita sapa dengan nama hujan. Yaa.. Hujan memang turun sejak pukul 4.00 sore tadi. 


***

"Ayah ayoo kita ke sholat magrib di Masjid" ajak Athar putra pertamaku. 

"Masih hujan Kak, kita sholat magrib berjamaag di Rumah saja" jawab Ayah.

Athar memang sudah sangat antusias menyambut malam pertama Ramadhan. Anak laki-laki berusia 5 tahun ini memang sedang menjalankan tugas dari tempat mengajinya. H. Risan dan Ust. Risan memberikan tugas kepada seluruh santrinya unntuk menyambut Ramadhan dengan bergembira. 

"Ayah, Kenapa hujan tidak berhenti ya? tanya Athar dengan nada kecewa.

"Sabar, nanti juga berhenti. Hujan itu membawa keberkahan Kak. Lebih baik kita sholat magrib di Rumah dulu, sambil berdoa hujan reda, agar nanti bisa taraweh di Masjid" jawabku sambil mengajak Athar sholat jamaah magrib di Rumah.

***

"Ayah, Ayooo berangkat, hujannnya sudah reda" ajak Athar dengan penuh semangat.

"Iya sudah reda, Ayo segera ambil wudhu Kak dan apakai baju kokonya ya" ucapku sambil memeriksa rintik hujan dengan telapak tanganku.

Melihat Athar semangat untuk berangkat ke Masjid, mengingatkan pengalamanku waktu kecil. 

"Ayah Ayo, malah bengong. Athar sudah siap nih" ajak Athar penuh semangat.

Hilang sudah lamunan masa kecil. Bergegas aku siap-siap untuk berangkat ke Masjid bersamanya.

Baju koko bersih dengan sarung bercorak kotak menjadi motif yang kami kenakan. Tidak ketinggalan peci hitam Aku kenakan dan peci putih seperti punya Pak Haji dikenakan oleh Athar.

Kami berjalan bersama menggunakan payung berdua. Menelusuri jalan komplek yang berlapis komblok. Terpaksa kain sarung kami angkat sedikit tinggi agar tidak terkena percikan air hujan. Jarak Masjid dan rumah tidak terlalu jauh, bahkan kubah Masjid bisa terlihat dari teras rumah.

***

Di Masjid tidak terlalu banyak jamaah yang hadir, mungkin karena gerimis atau memang kebiasaan yang dulu tidak terlihat lagi. Dahulu saat masih kecil, pergi ke Masjid itu sangat menyenangkan. Banyak kegiatan yang bisa dilakukan di Masjid. Tidak sedikit ilmu yang didapat ketika sedang berada di Masjid. Sholawat sebelum Iqomah merupakan kegiatan yang sangat dinanti ketika di Masjid. Anak kecil duduk melingkar menunggu giliran bersholawat menggunakan pengeras suara. Kini suara anak kecil jarang terdengar, suara rekaman yang diambil dari youtube yang sering terdengar sebelum Adzan bahkan Iqomah.

"Ayah Ayo masuk, mumpung masih kosong. Asiik... kita bisa sholat di dalam. yah." ajak Athar sambil bersorak.

Bayangannya jika sholat taraweh di Masjid itu penuh. Namun apa yang Athar lihat malam ini berbeda dengan bayangannya. Tambah semangat dirinya masuk ke dalam Masjid.

"Athar pasang sajadahnya ditanda warna hitam yaa" ajak Ayah sambil mencontohkan memasang sajadah ditanda berwarna hitam di sebelahnya.

"Siap" jawab Athar sambil memasang sajadah sesuai perintah Ayah.

Covid-19 mengharuskan para jamaah untuk mematuhi protokol kesehatan. Memakai masker, membawa sajadah dari Rumah, serta cek suhu ketika masuk ke dalam Masjid menjadi kewajiban bagi seluruh jamaah. Shaf juga diatur berjarak, kurang lebih 1 meter.

"Ayah, kok udah ceramah aja" tanya Athar ketika melihat seorang bapak berbicara kepada para jamaah di atas mimbar.

"itu namanya MC kak, seorang yang tugasnya membawakan acara. Sholat tarawehkan banyak informasi yang harus disampaikan, makanya ada MC berbicara sebelum sholat taraweh dilaksanakan" jawabku menjelaskan kepadanya dengan suara yang berbisik.

***

"Ayah, lama banget belum mulai-mulai" ucap Athar sambil berbisik.

"sabar, sebentar lagi mulai" bisikku menenangkannya yang sudah mulai bosan.

Sholat taraweh di Masjid dekat rumah kami biasanya dilakukan sebanyak 11 rakaat. Sholat taraweh 8 rakaat yang dikerjaan dengan cara setiap 2 rakaat salam. Kemudian dilanjutkan dengan ceramah agama kurang lebih 15 menit. Rangkaian sholat taraweh diakhiri dengan melaksanakan sholat witir 3 rakaat. 

"Capek yaa Kak" tanyaku kepada Athar yang terlihat sudah bermalas-malasan.

"Nggak kok, yah" jawabnya seraya bangkit dari duduknya untuk mengerjakan sholat witir yang tinggal 1 rakaat lagi.

***

Sepulang dari Masjid hujan gerimis masih turun. Kami berdua menyusuri jalan berkomblok dengan agak cepat. Kami takut hujan lebih besar akan turun, karena ada suara gluduk yang bersahutan serta mengelarkan kilat berwarna kuning di kejauhan.

***

"Assalamualaikum" ucap Athar ketika masuk ke dalam rumah. Ibu sudah menunggu dengan makan malam yang beraroma lezat.

"Walaikumsalam, Ayo Ayah, kakak ganti bajunya, trus makan bareng yaa" jawab Ibu sambil menawarkan makan kepada kami berdua.

Setelah berganti baju kami segera makan malam bersama. Ibu tidak ikut karena harus menemani adik yang sudah tidur di dalam kamar. 

***

"Ayah, tadi Pak Ust bilang kalau puasa bisa menjadi orang yang bertakwa" tanya Athar setelah makan selesai..

"Iya Kak, makanya kakak harus puasa besok yaaa" jawabku singkat.

"Takwa apa sih Ayah?" tanya Athar lagi, kini dengan pertanyaan yang tidak ku duga sebelumnya.

"Hmmm... bagaimana cara jawabnya ini" pikirku dalam hati, menjawab pertanyaan dengan jawaban yang dapat langsung dimengerti olehnya.

"Ayah..."

"Iya Kak, ini Ayah lagi mau jawab" potongku saat Athar terlihat tidak sabar.

"Athar ingat gak, lagu Rukun Islam" tanyaku kepada putra pertamaku.

"Inget donk" jawab Athar.

"Coba nyanyiin Kak" ucapku.

Apakah rukun islam yang pertama, Syahadat.

Apakah rukun islam yang kedua, Sholat.

Ketiganya Puasa.

Keempat bayar Zakat.

Kelima pergi Haji naik pesawat. Wusss....wuss...

"Nah... itu semua merupakan ciri orang yang bertakwa Kak" seruku.

"itukan yang diajarin Pak Haji di pengajian Kakak" seru Athar senang.

Senang melihat Athar percaya diri. Saat dirinya mengetahui apa yang ditanyakannya sendiri. Isi dari rukun islam merupakan jalan manusia untuk mendapatkan predikat takwa dari Allah swt. Menjalankan perintahnya serta menjauhi segala larangannya. 

Tidak terasa malam semakin larut. Jarum pendek pada jam yang terpasang didinding menunjukkan pukul 10.00 malam. Kami pun beranjak ke kamar tidur untuk mengistirahatkan diri, agar esok siap untuk melakukan puasa Ramadhan pertama.

"Ayah, besok sahur jam berapa?" tanya Athar dengan mata yang sudah mengantuk.

"Besok bangun jam 3.00 atau 3.30 pagi yaa kak" jawabku sambil menggarukkan punggungnya yang menjadi kebiasaan dirinya sebelum tidur.

"Bismikallahuma Ahya Wabismika Amut" ucap Athar pelan dan matanya pun tertutup, terlelap tidur.

Sungguh menarik perbincangan kami malam ini. Semoga esok bisa bangun tepat waktu untuk melaksanakan puasa bersama di hari pertama Ramadhan. 

***

#aprilchallengelagerunal

Salam Kenal
Salam Literasi
Salam Indrakeren
See You

Literasi Ramadhan

Ramadhan tiba, Ramadhan tiba,
tiba-tiba Ramadhan, tiba-tiba Ramadhan.



Selamat menjalankan ibadah Ramadhan sobat Lage. Semoga Kita semua dapat menjalankan ibadah Ramadhan sebaik-baiknya. Menjalankan ibadah wajib dan sunah sama baiknya. Sehingga pada akhirnya meraih kemenangan menjadi manusia yang bertakwa. Aamiin.

Oke kita masuk ke judul tulisan ini, Literasi Ramadhan. Sudah dari siang hari saya memikirkan tentang Literasi. Sudah mencari beberapa referensi, namun belum terlalu yakin untuk menuliskannya. 

Setelah taraweh seperti dapat ide menulis dengan judul Literasi namun ditambah dengan Ramadhan. Sepertinya seru saja menuliskan kegiatan Literasi selama bulan Ramdhan. Kira-kira apa saja kegiatan literasi selama bulan Ramadhan yaa...

Etttsss, sebelum saya beritahu kegiatan literasi di bulan Ramadhan. Kita harus tahu terlebih dahulu literasi itu apa. Menurut Om Wiki, Literasi adalah istilah umum untuk merujuk kepada seperangkat kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu. Nah itu literasi.

Sekarang Saya mencoba memikirkan beberapa kegiatan literasi selama Ramadhan sebagai berikut  :

  1. Tadarus Al Qur'an

    Bulan Ramadhan merupakan turunnya Al Quran. Walaupun para utama memiliki pandangan tersendiri tentang kapan pasti turunnya Ramadhan. Sebagian ulama ada yang mengatakan Al Quran turun pada tanggal 17 Ramadhan dan ada pulang yang mengatakan Al Quran turun pada tanggal 24 Ramadhan. Hebatnya meskipun terjadi perbedaan tentang kapan tanggal turunnya Ramadhan, Para ulama sepakat Al Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad di bulan Ramadhan.

    Tugas kita sekarang sebagai umat islam adalah terus membaca Al Quran dan mengamalkan isinya walaupun satu ayat. Terlebih lagi pada bulan Ramadhan ini kita bisa mengkhatamkannya. Tips mengkhatamkan Al Quran pernah dituliskan jarimisterindra pada artikel yang berjudul KHATAM.

  2. Mendengarkan Ceramah Agama

    Kapan, dimana terakhir kita mendengarkan ceramah agama? Jawabannya pasti beragam, mungkin ada yang bilang setiap, seminggu sekali atau sebulan sekali. Tempat mendengarkannya juga beragam, ada yang di televisi, radio, masjid dalam ibadah jumat sampai kultum ba'da sholat fardu. 

    Di bulan Ramadhan ceramah agama akan lebih banyak disiarkan. Setiap hari tiada hanti dari pagi, siang dan sore. Bahkan setelah sholat taraweh pasti akan ada ceramah agama yang disampaikan oleh ustad lingkungan. Literasi yang melimpah akan hilang sia-sia, jika kita tidak tergerak untuk mendengarkannya. 

  3. Belajar di bulan Ramadhan

    Belajar di bulan Ramadhan capek, lapeeerr, haus, lebih baik di rumah aja leyeh-leyeh. Jika belajar nanti takut batal. Itu semua hanya alasan saja, itu hanya bisikan setan agar kita tidak mendapatkan pahala yang berlipat-lipat seperti janji Allah.

    Banyak ilmu yang bisa kita pelajari di bulan Ramadhan. Dimulai dari kita membuka mata hingga kita tertidur di malam hari. Ilmu yang akan kita dapat mulai dari disiplin diri untuk bangun sahur, menahan lapar dan haus, menahan diri untuk tidak berlebihan. 
     
  4. Beribadah Sunah

    Ibadah wajib dilipatkan pahalanya, ibadah sunah dihitung pahala ibadah wajib. Ahhhh.... yang bener nih!!! Itulah hebatnya Ramadhan, maka kita yang menyadarinya akan berlomba-lomba dalam kebaikan. Bagi yang lalai akan mendapatkan kerugian.

    Sekarang terserah kita, mau menjadi orang yang beruntung atau merugi. Pilihan ada ditangan kita masing-masing.

  5. Sedekah

    Berbagi di bulan Ramadhan sangat mengasyikkan. Selain kita menyisihkan sebagian rezeki yang kita punya. Kita juga bisa memberikan sedekah dalam bentuk yang bermacam-macam, contohnya kita bisa memberikan tenaga dan pikiran kita untuk kemakmuran masjid, bisa membantu menyiapkan berbuka atau menyiapkan sholat taraweh. Ada juga yang bersedekah dengan membagikan takjil geratis kepada para musafir yang lewat. Bahkan jika kita tersenyum juga sudah bisa dikatakan bersedekah, karena dengan tersenyum kita dapat memberikan kebahagian untuk orang lain.

Subhanallah indahnya Ramadhan!!! Kelima kegiatan literasi Ramadhan yang saya tuliskan tersebut baru sebagian dari kegiatan yang bisa saya temukan. Jika sobat lage menemukan kegiatan literasi Ramadhan yang lain bleh dituliskan pada kolom komentar.

Mari kita lakukan kegiatan literasi Ramadhan dengan penuh keikhlasan. Sehingga Allah memberikan limpahan keberkahan kepada kita di bulan yang penuh dengan kemuliaan ini. Aamiin.

#aprilchallengelagerunal

Salam Kenal
Salam Literasi
Salam Indrakeren
See You

Senin, 12 April 2021

Cara (Otomatis) Menggabungkan File-file Microsoft Word menjadi Buku

Menulis pada aplikasi Microsoft Word mungkin sesuatu yang sudah biasa. Hampir setiap hari kita sering menggunakan aplikasi penolah kata ini. Menurut data, aplikasi ini sudah didownload sebanyak 1 milliar kali di dunia dan kita menjadi bagian dari hal ini, Wooowwww!

Terus terang saya mengenal aplikasi ini sudah semenjak duduk di sekolah tingkat pertama. Walaupun hanya menggunakannya pada saat praktek komputer saat itu. Kini penggunaan Misrosoft Office bisa dibilang hampir setiap hari. Ada saja yang dituangkan dalam aplikasi yang dikembangkan oleh mantan programmer xerox yang bernama Charles Simonyi dan Richard Brodie ini.

Kegiatan menulis yang sedang digeluti sejak bulan Juli, menambah kedekatan saya dengan aplikasi yang hadir sejak tahun 1993 ini. Proses menulis yang dituangkan dalam blog, kemudian diswasunting pada Microsoft Word memang menjadi mudah dan rapih. File demi file tersimpan dalam format (.)doc yang merupakan jenis file otomatis yang tersimpan pada aplikasi ini.

Semakin banyaknya file dengan label sama, membuat timbul keinginan untuk membukukannya. Biasanya file yang akan dijadikan buku berjumlah (+/-) 30 file Microsoft Word. 

Proses menggabungkannya cukup memakan waktu. Satu per satu file dibuka, kemudian di copy-pastekan menjadi satu file yang akan dibukukan. Yaaa... saat itu saya menggunakan cara manual yang jelimet, bikin mata pusing (hhmmm, kepala apa mata yang pusing sebenarnya 😁😂).

Kejelimetan saya dalam menggabungkan beberapa file Microsoft Word kini tidak terjadi lagi. Ibu R174 pada program public speaking PGRI memberikan tutorial dalam paparannya. Ada enam tutorial yang dijadikan materi oleh beliau, namun fokus saya tertuju dengan tutrorial meggabungkan file Microcotf Word dengan sangat mudah.

Ibu R174 menjelaskan dengan sabar dan jelas. Bahkan beliau tidak sungkan-sungkan untuk mengulang kembali penjelasnnya disaat beberapa peserta masih bingung. Tutorialnya bisa dilihat kembali di alamat https://www.youtube.com/watch?v=AFGs2lrW-Q8&t=7415s. 

Namun jika kuota yang dimiliki terbatas, mungkin tutorial yang saya buat ini bisa dijadikan alternatif.

Nah... itu tutorial retjeh yang saya buat terkait pengeditan file microsoft word. Semoga apa yang saya berikan dapat dipraktekkan pengunjung blog sederhana ini. Terimakasih Bu R174 yang sudah berbagi ilmunya pada program public speaking PGRI. Sehat selalu.

Salam Kenal
Salam Literasi
Salam Indrakeren
See You

Minggu, 11 April 2021

Kekasih Halalku

Sweeett....sweettt....

Seandainya saya bisa membunyikan nada tersebut. Nada yang keluar dari mulut yang terselip ibu jari dan jari telunjuk. Kok bisa yaa cara tersebut mengelurkan bunyi. Nada tersebut biasanya digunakan untuk "genit" kepada lawan jenis. Ingat..! biasanya yaaa, berarti tidak selalu. 

Paragraf di atas merupakan intro dari tulisan saya ini ya. Hehehe... menulis saja ada intronya, seperti bernynyi saja. Tidak ada kisah istimewa dari kata "Sweeet... sweeettt...." di atas, sekali lagi itu hanya pemanis tulisan ini saja, agar lebih menarik. 😁

Ngomong-ngomong tentang kekasih, tentunya akan berhubungan dengan cinta, Banyak kisah yang diceritakan dari dulu hingga sekarang tentang tema tersebut. Cerita dimulai dari kisah Adam dan Hawa, dibawa terbang oleh Rama dan Shinta, kemudian ditenggelamkan dalam kisah Jack dan Rose, hingga cinta dibawa mati oleh Romeo dan Juliet, Sekarang cinta coba dihidupkan kembali dalam jari mister indra dalam postingan Kekasih Halalku. Sweeett... sweeeettt... manis kan! 😉

Lalu bagaimana kisah cinta Indrakeren ini? Siapa kekasih halalnya? 

Saya pernah menuliskan tentang kekasih halalku, tulisan itu saya posting dengan judul Sah Alhamdulillah. Dalam tulisan itu saya menceritakan prosesi pernikahan saya dengan pujaan hati. Ahhh... jadi malu saya. 😊

Mia Zikriani, yaa itu nama kekasih halalku. Seorang gadis cantik yang memikat hatiku. Awal perkenalanku dengannya diawali dengan diperkenalkannya diriku dengan dirinya oleh seorang teman. Masih ingat waktu itu komunikasi menggunakan BBM, bukan bahan bakar minyak yaaa, BBM yang ini seperti gadgetlah.

Proses menaklukkan hatinya tidak semudah mengetik kata di BBM. Prosesnya tidak terlalu panjang, namun sangat berkesan. 1, 2, 3 kali percobaan menyatakan cinta tidak berhasil. Namun hal itu tidak membuat saya patah semangat. Coba terus pantang mundur, sebelum janur kuning melengkung kesempatan masih terbuka. Benar saja percobaan menyatakan cinta yang keempat barulah diterima. Cieeee....

Tidak lama kami menjalani proses saling mengenal. Setelah 5 bulan saling mengenal, saya memberanikan diri untuk melamarnya. Disebuah masjid saya memberanikan diri untuk melamarnya, kalau tidak salah selepas sholat ashar saat itu. Namun lamaran saya ditolak, ia hanya mengatakan "bilang ke Ibu saja" maksudnya bilang langsung ke Ibunya. Jipeerr juga hati ini ditantang seperti itu. 😖

Kesempatan tidak datang dua kali. Kalimat itu yang terpikir di otak kosong ini. Langsung saja, setelah perkataan itu, kami meluncur ke rumahnya.

Di Rumahnya saya bertemu dengan Ibunya. Kebetulan Ibunya sedang santai sambil menonton televisi. Agak ragu dan berdebar cepat jantung ini. Namun dengan sedikit bantuan dari kekasih hati, akhirnya kata demi kata meluncur dengan lancar.

"Bu... mohon maaf, ada yang ingin saya bicarakan"

"Tadi saya sudah berbicara dengan Mia"

"Saya ingin Mia hidup bersama saya dengan cara menjadi istri Saya"

"Namun, jawaban Mia. Saya harus bilang langsung ke Ibu"

"Jadi di depan Ibu, Saya ingin minta izin untuk meminta Mia menjadi istri saya"

"Boleh tidak Bu?" akhir dari kata demi kata yang meluncur dari mulut saya.

Jawaban Ibunya saat itu, "Ibu serahkan sepenuhnya ke Mia, bagaimana Kak?"

Tambah berdebar jantung ini coyyyy.

"Iya, kalau Ibu sudah tahu dan menyetujui, Mia insyaallah siap" ucap kekasihku

"Itu jawaban Ibu juga Ndra, Jika Mia sudah siap, Ibu hanya akan memberi restu" Ucap Ibu.

Alhamdulillah, sebuah cincin yang sudah dipersiapkan akhirnya terpasang dijari manisnya. Sebagai pertanda keseriusan pria sok keren ini. Hal itu menjadi kenangan terindah pada saat masa pacaran dulu. Proses meyakinkan hingga terucapkan kata "maukah kamu menjadi istriku" akhirnya berakhir pada kebahagian.

Setelah hari membahagiakan tersebut proses demi proses kami lewati. Proses mempersiapkan lamaran yang sesungguhnya, maksudnya yang dihadiri perwakilan keluarga kedua belah pihak. Mempersiapkan hari pernikahan yang ternyata tidak mudah. Hingga akhirnya prosesi pernikahan dilaksanakan pada tanggal 16 Mei 2015. Alhamdulillah semuanya berjalan lancara, hingga terdengar kata SAH, setelah Bapak Penghulu memandu ijab kabul. Senang dan lega saat itu. Aamiin...

Hari ini, yaaa hari ini 11 April 2021. Kami sudah memiliki dua buah hati Muhammad Wahid Atharzidan dan Ni'mah Luana Syifa. Semoga kami senantiasa dijadikan keluarga yang Sakinah, Mawadah, serta Warohmah.. Aamiin.

Untuk Kekasih Halalku, I Love You!

#aprilchallengelagerunal

Salam Kenal
Salam Literasi
Salam Indrakeren
See You