Senin, 04 April 2022

Drama Sahur Pertama

"Bu, berarti nanti malam kita mulai sahur yaa?" tanya Athar saat pulang sholat taraweh.

Ibu Mengangguk "Iya, Athar mau ikutan puasa juga?" tanya Ibu menjongkokkan tubuhnya hingga sejajar dengan wajah Athar.

Athar mengangguk dan memperlihatkan ibu jarinya tanda siap ikut puasa besok.

"Adek juga mau puasa ya Bu" ujar Luana yang sudah menggelendot manja di bahu Ibu. Luana tidak mau kalah, seakan mau menunjukkan kepada Ibunya ia juga mau ikut berpuasa.

"Siap, Luana hebat! Nanti malam kita semua bangun dan makan sahur bersama yaaa" ajak Ibu sambil mendekap kedua buah hatinya.

Ayah melirik, "Ayah juga ikut puasa yaa" Ayah mendekatkan diri ke arah mereka.

"Ya iyalah, Ayah emang harus puasa, kan Ayah udah gede." celetuk Luana dengan wajah polosnya.

Ibu tersenyum "Ayoo.. sekarang segera tidur, agar besok tidak kesiangan bangun sahurnya" ajak Ibu sambil menggendong Luana.

Dalam gendingan Ibu, Luana berbisik "Adek main HP dulu sekali menit boleh ya Bu" pinta Luana di telinga Ibu.

"Kakak juga ya Bu, please" pinta Athar yang mendengar suara samar Luana ketika membisikkan permintaan tersebut di telinga Ibu.

"Ayah, jangan lupa masukkan motor dan mengunci pintunya yaa" ucap Ibu mengingatkan.

"Siap Boss" jawab Ayah dengan tangan kanan diletakkan di dahi seperti orang hormat.

"Athar, Luana cuci tangan, kaki dan gosok gigi, terus masuk ke kamar. Gak ada main HP lagi" tegas Ibu dengan kedua tangan diletakkan di pinggang yang mengabaikan pinta kedua anaknya.

"Kabuuuuurrrr.... Siapp Boss" teriak Athar dan Luana sambil berlari ke kamar mandi dengan ledekan tawa yang renyah.

Ibu menyelimuti Athar dan Luana yang sudah berada di tempat mereka. Ibu berjanji akan membangunkan mereka sahur keesokan harinya.

***

Jam dinding sudah menunjukkan pukul tiga pagi. Ibu sudah bangun dan sedang memasak hidangan untuk sahur, sayur bayam dengan irisan jagung puteren dan telur dadar. Lauk sederhana yang dijamin semua anggota keluarga pasti suka, terutama Athar dan Luana, mereka sangat suka sayur bayam apalagi dengan irisan jagung yang banyak.

"Bu" Ayah menghampiri Ibu yang sedang menata hidangan di meja makan. 

"Yah, bangunin Kakak. Banguninnya yang sabar ya Yah" pinta Ibu

"Ayah sudah coba bangunkan, tapi Kakak tetap gak mau bangun Bu" timpal Ayah

"Coba lagi Yah" ujar Ibu lagi penuh harap. 

Sudah dicoba beberapa kali, Kakak tetap tidak mau bangun untuk makan sahur. Segala cara sudah dicoba Ayah, namun jawaban Kakak hanya membolak-balikkan badannya di kasur.

"Anak Ibu yang ganteng, ayo bangun, katanya mau puasa. Makan sahur dulu yuk" ucap Ibu di telinga Athar, tidak lupa melirik ke arah Ayah memberikan isyarat begini cara membujuk membangunkan Athar. Ayah tersenyum memberikan apresiasi kepada Ibu.

"Iya Bu" jawab Athar yang kini sudah duduk di atas kasur, namun masih dengan mata yang terpejam.

Ibu tersenyum melihatnya "Ayo Kak, sekarang cuci muka yaaa." Athar mengangguk dan pergi ke kamar mandi. Sekilas dilihatnya Luana masih tidur pulas dengan yellow guling kesayangannya.

Tak lama, Ayah, Ibu dan Athar sudah duduk di meja makan sahur dengan hidangan yang sudah di buat Ibu, tanpa Luana yang dibiarkan tidur oleh Ibu.

"Athar ayo semangat makan sahurnya" ujar Ayah yang melihat Athar.

"Iya" jawab Athar masih dengan makanan yang diemutnya. Anak laki-laki yang baru mau masuk sekolah dasar tersebut cukup berat untuk melakukan makan sahur pertamanya. Rasanya Athar tidak nafsu untuk menghabiskan makanan yang dihidangkannya. Walaupun lauk yang dimasak Ibu adalah makanan kesukaannya.

Setelah Ibu selesai menghabiskan makan sahurnya. Tangan Ibu langsung cekatan mengambil piring Athar dan mulai perlahan menyuapi anak sulungnya tersebut. "Ayo buka mulutnya Kak, digigit makannya agar berkah apa yang kamu makan" bujuk Ibu. Athar tidak bisa menolak, jika Ibu yang sudah turun tangan.

Selang beberapa menit hidangan yang ada di piring Athar sudah habis.

"Hebat Kakak, sekarang siap untuk puasa yaa Kak." Athar mengangguk. Ayah mengacungkan jempolnya. "Jika berhasil puasanya, nanti Ayah akan berikan hadiah ya" ucap Ayah lagi.

Mata Athar melotot, kantuknya hilang, semangatnya bertambah "Beneran Yah, Horeee!!!" serunya saat Ayah mengangguh.

"Adek juga mau hadiah yaa, Yah" celetuk Luana yang tiba-tiba keluar dari kamar dengan yellow kesayangannya.

Ayah, Ibu dan Kakak tertawa melihat kepolosan Luana yang tiba-tiba keluar meminta hadiah dari Ayah. "Iya, nanti Adek juga dapat hadiah yaa. Kalo ikutan puasa juga" ledek Ayah yang disambut tawa Kakak.

"Ok, Adek ikutan puasa juga. Yeeeyyy... Adek dapat hadiah" jawab Luana sambil bersorak.

"Emang kamu kuat puasa, de" tanya Athar tidak percaya.

"Kuat sih" ucap Adek tak mau kalah.

Ibu mendekap kedua buah hatinya. "Anak-anak Ibu yang hebat, selamat menjalankan puasa semampunya yaa."

"Tapi ingat yaa, tujuan puasa bukan untuk mendapatkan hadiah dari Ayah" ucap Ibu lagi.

"Agar disayang oleh Allah, kan Bu" ucap Luana polos.

"Dapat pahala yang banyak juga, kan Bu" timpal Athar.

Ibu tersenyum bangga. "Betul, Anak-anak Ibu pintar dan hebat." ucap Ibu mendekap Athar dan Luana lebih erat. 

Athar dan Luana saling melirik, Athar tahu maksud Adiknya. "Terus, hadiahnya tetap jadi kan Yah" ucap Athar meneruskan kode dari Adiknya untuk memastikan janji Ayahnya dengan agar ragu-ragu.

"Pasti donk, anak-anak Ayah akan tetap mendapatkan hadiah dari Ayah dan akan mendapatkan hadiah lebih besar dari Allah berupa pahala"

Athar dan Luana saling menatap dan tersenyum gembira.

***

Ceritanya sampai sini dulu yaa sobat. Agar aktifitas Ramadhan kita tambah seru, ikutan main mencari kata bareng Athar yukk. Kata Ayah ada tujuh kata yang tersembunyi diantara kata-kata di dalam kolak. Yukk... Ikut main bersama Athar dengan cara menekan gambar buble talk berwarna merah di bawah ini.





Selamat malakukan aktifitas Ramadhan hari ini. 

***

Salam Kenal
Salam Literasi
Salam Indrakeren
See You Tomorrow 😉


2 Comments:

  1. Hebat pa Indra luar biasa ceritany bgus lnjutkn pa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siap lanjutkan
      Terima kasih sudah mampir ke blog sederhana ini

      Hapus