Selasa, 07 Desember 2021

Anak Muda untuk Masa Depan

Satu hal yang saya ingat tentang perubahan adalah Satria Baja Hitam. Sedikit nostalgia tidak apa-apa yaaa. Kotaro Minami, seorang anak muda yang diberikan amanat berupa kekuatan untuk melindungi bumi. Kotaro Minami akan berteriak "berubah", kemudian tubuhnya akan mengenakan jubah berwujudkan belalang. Dengan kendaraan motor bernama belalang tempur, Kotaro Minami siap melindungi dunia dari para monster. Kedamaian pun selalu terjaga hingga masa depan yang bahagia.

Paragraf yang baru saja Anda baca, sudah mencerminkan saya sudah bukan anak muda lagi. Anak yang tumbuh di era 90-an dengan tontonan yang iconik pada jamannya. Satria Baja Hitam, Doraemon, Dragon Ball, Shinchan dan masih banyak lagi membuat saya tumbuh dengan menyenangkan.

Lalu apa hubungannya dengan resume ini, jawabannya tidak ada hubungannya! Saya hanya langsung terfokus kepada kata dalam tema pertemuan kali ini. Anak muda berani bikin perubahan untuk masa depan, tema yang diangkat membangunkan alam bawah sadar saya tentang kata "berubah" yang diteriakkan Kotaro Minami. Akhirnya jadilah tulisan yang tidak nyambung ini. Maafkan yaa!

***

Oke, fokus yaaa untuk Anak muda yang berani membuat perubahan untuk masa depan. Saya sudah bukan anak muda, namun jika saya dipanggal bapak muda boleh juga, ngareeep

Sebagai awal resume, saya ingin mengcopy tulisan narasumber pada grup GMLD. "Saya mendaftar di kelas GMLD ini sebagai peserta, ingin belajar tentang literasi digital sekaligus tentang cara memotivasi diri dan orang-orang terdekat, khususnya anak-anak didik saya. Namun, yang terjadi justru saya dimasukkan ke dalam tim/panitia. Selanjutnya, Bapak/Ibu bisa membayangkan apa yang terjadi pada diri saya, seorang guru jadul yang baru mau belajar, ternyata harus memberikan materi yang saya sendiri belum mengerti."

Sudah baca paragraf di atas! Berani-beraninya guru jadul mengambil tantangan menjadi narasumber dari apa yang belum dimengerti. Hmmmm.... Saya jadi mau kenal lebih dekat dengan beliau.

Ibu Rosminiyati nama narasumbernya memberikan bukti bahwa berani dan berubah itu bisa dilakukan. Bisa dilakukan jika ada kemauan untuk belajar dan menangkap kesempatan untuk naik kelas. Ilmu bisa dicari, keberanian untuk menyampaikan bisa dilatih, materi bisa dibuat dan Ibu Rosminiyati sudah membuktikannya, bahwa itu semua bisa dilakukan. 

Bukti jadul bukanlah penghalang, ketidaktahuan bukan membuat minder, namun dijadikan tantangan untuk menaklukkannya. Hebat Bu Ros, Terimakasih sudah memotivasi. 

***

Heeiii... Anak muda, Heeiii... Bapak/Ibu yang memeiliki jiwa muda!! Ayooo berani membuat perubahan untuk masa depan di era digital. Siap membaca resume saya hingga titik terakhir merupakan awal kita berani membuat perubahan, selamat membaca.

Menurut Ibu Ros, berani memiliki arti mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan dan sebagainya atau tidak takut (gentar). arti tersebut Ibu Ros temukan pada KBBI yang ada di internet.

Sedangkan perubahan adalah peralihan atau pertukaran. Tentu saja dalam hal ini adalah perubahan dari keadaan semula menjadi lebih baik dari pada sebelumnya. Lalu mengapa perlu melakukan perubahan digital? Jawabannya simple, karena kebutuhan, hobi, tambahan penghasilan dan berbagi. 

Keempat jawaban tersebut bisa dilakukan jika kita berani untuk melakukan perubahan. Kemudian adakah sesuatu yang dapat mempengaruhi perubahan digital tersebut? Bu Ros memiliki jawabannya, disimak yaa!

Menurut Ibu Ros, hal-hal yang mempengaruhi perubahan di dunia digital adalah tekad, lingkungan, sarana prasarana, kesempatan dan dukungan. Kita semua ditakdirkan untuk menjadi motivator, yang artinya orang (perangsang) yang menyebabkan timbulnya motivasi pada orang lain untuk melaksanakan sesuatu; pendorong; penggerak.

Untuk menjadi motivator perubahan di dunia digital, kita tidak perlu merasa minder atau takut hanya gara-gara melihat karya-karya luar biasa dari orang-orang hebat yang sudah ada di ruang maya. Mereka juga bermula dari bukan siapa-siapa. Namun, karena mereka sudah memulainya, dan tentunya lebih dulu dari kita, serius melakukannya, dan dengan seperangkat kelebihan yang dimiliki, akhirnya menjadi seperti apa yang kita lihat saat ini. Hal ini tidak menutup kemungkinan terjadi pula pada diri kita jika kita melakukan hal yang sama.

Selanjutnya, kita jalani prosesnya dengan sabar, karena tidak ada yang instan. Berpijak pula pada latar belakang pengetahuan dan pengalaman, serta “perangkat lunak” yang ada pada diri kita masing-masing, jangan mengukur capaian kita dengan keberhasilan orang lain. Cukuplah kesuksesan orang lain menjadi motivasi, sebagai pemantik semangat di saat kita lemah. 

Masing-masing kita tahu pondasi kita. Oleh karena itu, berjuanglah sesuai kemampuan. Jika kemarin kita baru bisa mengetik di Word,* dan kemudian hari ini sudah bisa ber-blog* ria, artinya kita sudah melakukan perubahan atau naik kelas. Begitulah seterusnya.

***

Ibu Ros minta izin untuk menyampaikan hal-hal yang bisa kita lakukan dalam gerakan perubahan. Diizinin gak nih.... heheheee

1. Mengubah Mindset

2. Meluruskan niat

3. Berani keluar dari zona nyaman

4. Bergabung dengan Komunitas

5. Kolaborasi

6. MULAI

Nah... keenam hal tersebut merupakan oesan dari Bu Ros kepada kita untuk berani melakukan perubahan. Sekarang, pekerjaan rumah kita sebagai guru adalah bagaimana menularkan ilmu yang kita dapat kepada peserta didik di sekolah. Tentunya bukan hal mudah, karena peserta didik kita sudah lebih mahir menggunakan gawainya. Namun, mereka belum tahu memanfaatkannya lebih dalam lagi. Gawai bukan hanya untuk memainkan games sepanjang waktu. Gawai juga dapat digunakan untuk hal yang lebih positif.

Target kita adalah meluruskan penggunaan media digital pada mereka. Bermain game yang hampir menyita sebagian besar waktu mereka dengan gawai, kita alihkan kepada kegiatan lain yang jauh lebih bermanfaat.

Caranya, Pertama kolaborasi. Kita berada pada komunitas sekolah yang luas. Anak-anak didik kita jumlahnya banyak. Kita tidak mungkin bisa melakukannya sendiri. Oleh karena itu, perlu dibangun kolaborasi di antara sesama guru.

Kedua, Melakukan sosialisai tentang literasi digital. Kita bisa menggunakan materi yang sudah kita peroleh dari pelatihan GMLD ini. Ketiga, Memfasilitasi murid-murid kita melakukan hal-hal positif dalam dunia digital. Terakhir adalah memotivasi.

Bagaimana bapak ibu guru, siap untuk berkolaborasi, mensosialisasikan, memfasilitasi dan memotivasi peserta didik. Jika keempat hal tersebut dapat dilakukan maka akan ada harapan terciptanya peserta didik yang dapat memanfaatkan literasi digital dengan bijak. Berani melakukan perubahan, Berani!

Salam Kenal
Salam Literasi
Salam Indrakeren
See You Tomorrow 😉

0 Comments:

Posting Komentar