STMJ dalam pembelajaran

Kata Inovasi tentunya menjadi hal yang digemari pada saat pergatian tahun. Kata Kak Wiki, inovasi dapat diartikan sebagai proses dan/atau hasil pengembangan pemanfaatan/mobilisasi pengetahuan, keterampilan dan pengalaman untuk menciptakan atau memperbaiki produk, proses, dan/atau sistem yang baru, yang memberikan nilai yang berarti atau secara signifikan. 

Rasanya saya tidak perlu menjabarkan lebih lebar lagi tentang kata inovasi. Pada paaragraf awal sangat jelas kata inovasi dijawabrkan. Nah, pada tulisan ini saya ingin mengajak pembaca untuk mengenal inovasi Adik Simba. Istilah Adik Simba saya dapat dari blog kawan literasi, Pak D Susanto namanya. Dari istilah Adik Simba saya ingin mencoba menggali inovasi dalam pembelajaran yang sedang saya lakukan.

Pembelajaran 100%

Setelah menunggu lama akhirnya pembelajaran 100% dilaksanakan juga. Para siswa terlihat sangat bersemangat. Seakan-akan kangen ingin melepas rindu. Sekolah ramai lagi dengan canda tawa para siswa. Aktifitas di kelas terdengar kembali setelah dua tahun kelas ditinggal pemiliknya. 

Atas dasar tersebut, tentunya sebagai seorang guru perlu menyiapkan inovasi pembelajaran yang akan dilakukan. Inovasi pembelajaran dibentuk berdasarkan observasi kebutuhan kelas. Terutama tentang motivasi belajar. Setelah dua tahun belajar di rumah, tidak bisa dipungkiri Learning Loss amat sangat mungkin terjadi. Pada kenyataanya memang itulah apa adanya.

Hasil observasi yang saya dapatkan, masih banyak siswa yang membawa tubuhnya ke sekolah, namun pikirannya terbang entah dimana. Fokus berkurang, semangat belajar menurun, mengantuk di kelas, lambat mengerjakan perintah guru, kepekaan hampir tidak ada, kurang percaya diri dan malas berhitung.

STMJ

Saya yakin hasil observasi saya masih belum sempurna, bahkan bisa diperdebatkan. Namun, itulah yang terlihat dari kaca mata saya. Atas dasar observasi tersebut, saya memberanikan diri untuk membuat inovasi untuk konsisten dan komitmen belajar di sekolah.

Empat huruf saya pilih. Pilihan yang mudah-mudahan cukup familiar di kehidupan. Huruf STMJ akan mewakili inovasi pembelajaran yang akan saya terapkan. 

Siapa sih yang tidak kenal STMJ? tentunya hampir semua orang kenal dengan minuman yang satu ini. Minuman dengan perpaduan Susu, Telor, Madu dan Jahe dapat menghangatkan dan meningkatkan stamina penikmatnya. Hal itulah yang ingin saya bawa ke dalam kelas yang saya ampu.

Tentunya STMJ yang saya punya bukan sekedar STMJ di tukang jamu. STMJ yang saya miliki merupakan sebuah akronim yang membangkitkan semangat, komitmen dan konsisten dalam pembelajaran. Semoga!

STMJ sebagai berikut :

S memiliki arti SERSAN (Serius santai). Dua tahun peserta didik belajar di rumah. Belajar mandiri atau ditemani orang rumah. Tentunya dengan belajar jarak jauh, siswa akan lebih santai mengerjakan penugasan dari Bapak/Ibu guru. 

Sersan (Serius santai) ini yang akan mengembalikan konsentrasi belajar. Dengan adanya sersan, suasana belajar di sekolah tetap akan santai, namun dengan tingkat keseriusan yang lebih tinggi.

T memiliki arti tanggung jawab. Selama pandemi, guru pasti bawel. Bawel mengingatkan siswa untuk segera masuk zoom atau mengumpulkan tugas. Rasa tanggung jawab itulah yang kembali diingatkan saat pembelajaran tatap muka.

Peserta didik diingatkan kembali akan tanggung jawabnya sebagai pelajar. Pelajar yang harus datang tepat waktu ke sekolah. Mengikuti aturan yang dibuat sekolah dan kelas. Tanggung jawab belajar dan mengerjakan latihan atau tugas yang diberikan. Selama New Normal siswa juga harus tanggung jawab akan kesehatan dirinya dan orang lain.

M memiliki arti manajemen waktu. Lagi-lagi selama pandemi, semua kegiatan belajar akan disiasati dengan pengumpulan tugas terlambat. Keterambatan biasanya diikuti dengan alasan yang klise. Tidak ada kuota, HP dibawa orangtua bahkan mati lampu bisa dijadikan alasan. Alasan tersebut tidak bisa kita bantah, karena hal tersebut mungkin saja terjadi.

Saat pembelajaran tatap muka diberlakukan, maka manajemen waktu akan sangat penting. Dimulai dari bangun pagi, berangkat sekolah, belajar di sekolah dengan jam pembelajaran yang terus berganti. Pengumpulan kegiatan belajar serta pulang kembali ke rumah dan kegaitan di rumah harus mulai diatur pembagian waktunya.

J memiliki arti jujur. Inilah hal yang paling penting untuk siswa. "nila setitik akan rusak susu sebelanga". Sekali keburukan dilakukan akan rusak semua hal yang baik. Tentunya untuk menanamkan sifat kejujuran tidak mudah. Apalagi dengan jaman yang serba digital seperti sekarang. Namun, sekolah akan sangat mungkin memfasilitasi siswa untuk bersikap jujur.

STMJ akan terasa menghangatkan jika diminum disuasana dingin. STMJ dalam pembelajaran juga akan menjadi inovasi baru bagi peserta didik. Peserta didik akan berusaha secepat mungkin membiasakan diri untuk belajar di sekolah. Guru akan selalu menjadi fasilitator dalam monitoring kegiatan di kelas. Jika hal ini berjalan berkesinambungan, maka suasana belajar akan lebih menyenangkan. Peserta didik akan semangat datang ke sekolah dengan membawa tubuh dan pikirannya ke dalam kelas.

Salam Kenal
Salam Literasi
Salam indrakeren
See You Tomorrow 😉