Senin, 14 September 2020

Ini Brandingku!, Mana Brandingmu?

Assalamu'alaikum Warrohmatullahi Wabarokatuh

Silaturrahmi itu menambah rezeki, Amin

Selamat Pagi para Pejuang Pendidikan, semoga selalu sehat, semangat, dan bahagia dalam melakukan aktifitas setiap hari serta selamat berwisata membaca di blog sederhana ini. 


Materi hebat malam sabtu kemarin, memaksa saya untuk mengingat kejadian pada tahun 2010. Saat itu saya baru satu tahun menyandang gelar sarjana, seperti kebanyakan lulusan baru ingin sekali melamar pekerjaan. Pada akhirnya saya benar-benar mencoba melamar pekerjaan dengan banyak melampirkan atribut yang saya miliki, mulai dari Fotocopy KTP, Fotocopy SKCK, Fotocopy Ijasah S1 dan trasnkrip nilai, tidak lupa pas foto terbaru saya lampirkan beserta surat lamaran yang sudah didesain dengan menarik.

Singkat cerita lamaran saya diterima dan saya diharuskan untuk interview. Sama seperti pelamar lain, saya harus duduk menunggu dalam antrian. Satu per satu nama dipanggil dan masuk ke ruang interview. Hingga tiba giliran saya dipanggil untuk masuk ke ruangan yang sudah beberapa kali dimasuki para pelamar. Di dalam ruangan ada tiga orang (dua laki-laki dan satu perempuan), di dalam saya dipersilahkan duduk, kemudian pertanyaan awal dalam interview tersebut adalah sesuatu yang tidak saya duga sama sekali. Pertanyaannya adalah Silahkan Anda jual diri Anda ?

Bengong, Bingung, entah bagaimana menjawabnya. Itu yang ada di otak kecil saya saat itu, bagaimana menjual diri saya? memangnya saya apaan? sehingga saya harus menjual diri!! Suasana hening sesaat, sampai akhirya salah satu penanya memecah kebisuan, "Mas kesini bawa ini kan (sambil memperlihatkan CV yang saya kirimkan), nah... Mas sadar tidak, Mas itu sudah menjual diri Mas di dalam CV ini. Sekarang, kami ingin mendengar langsung Mas menjual diri di depan kami semua".

Setelah paham atas maksud dari menjual diri, Saya langsung menceritakan siapa saya?, dimana saya tinggal?, saya lulusan apa?, pengalaman kerja saya dimana saja?, keahlian saya apa?, kekurangan saya apa?, saya memiliki alat traportasi apa?, motivasi saya bekerja apa?, motto hidup saya? dan masih banyak lagi. Mereka hanya menjawab, "Nah...itu bisa, bagus dan tenang sekali" Alhamdulillah, lega rasanya. Ohh iyaa.. ini pengalaman pertama saya tes wawancara kerja, sebelumnya saya kerja tidak pakai di wawancara.

Pertanyaan pertama terlewatkan, datanglah pertanyaan kedua. Pertanyaannya tidak jauh berbeda dengan pertanyaan pertama, karena pertanyaan ini juga cukup nyeleneh. Pertanyaannya, Tolong jual pulpen ini semenarik mungkin dengan harga 1.000.000 dan yakinkan saya agar mau membelinya. Temen-teman yang diberikan kepada saya adalah pulpen pilot yang harganya 2000an di toko alat tulis, Namun saya harus menjualnya seharga 1.000.000. Bagaimana caranya? Bengong dan Bingung lagi Saya,

Tenang, tarik nafas dalam dan saya mulai menawarkan pulpen seharga 1.000.000 dengan gaya saya.

Saya : Selamat Pagi Bapak, Ibu. Saya mohon meminta waktunya sebentar. Saya ingin menawarkan sesuatu yang spesial, yang tidak akan Ibu Bapak dapatkan dilain kesempatan. Ini benar benar spesial.

Saya : Saya disini ingin menawarkan alat tulis yang akan membuat pemiliknya merasakan hal yang istimewa, sama halnya dengan sesuatu yang spesial ini.

Saya : Saya ingin menawarkan satu buah alat tulis dengan harga khusus

Penanya : Pulpen biasa saja kelihatannya, berapa harganya ?

Saya : Harganya cukup terjangkau dan harga spesial untuk hari ini, untuk harga pulpen spesial ini 1.000.000

Penanya : Mahal banget, padahal biasa aja, memang apa spesialnya sampai dihargai 1.000.000

Saya : Memang terlihat biasa saja, namun Bapak Ibu harus tahu history dari pulpen ini sehingga pulpen ini spesial buat Bapak Ibu

Penanya : Apa historynya ?

Saya : Bapak Ibu ada yang suka membaca kisah Harry Potter ?

Penanya : Saya suka kisahnya.

Saya : Bapak tidak akan menyesal, jika pulpen ini Bapak beli dengan harga 1.000.000. Kenapa Saya bisa bilang Bapak tidak akan menyesal? Karena pulpen ini merupakan pulpen yang dipakai oleh J.K Rowling untuk menulis kisah Harry Potter. Pasti Bapak tidak akan menyesal mengeluarkan uang 1.000.000, untuk sebuah yang spesial. Apalagi Bapak tahu kisah Harry Potter.

Interview saya di Stop, dan para penanya memberikan komentar positif terhadap presentasi saya dalam menawarkan pulpen seharga 1.000.000. Saya hanya bisa senyum-senyum, karena kisah karangan saya bisa membua dampak yang positif dalam interview pertama saya.

Teman-teman, Kisah di atas merupakan kisah nyata yang saya alami pada tahun 2010. Saat itu saya benar-benar diterima di perusahaan tersebut sebagai staff design grafis dan sales markeing. Sales Marketing saya lakukan pada hari saat weekand atau saat ada event-event yang diikuti perusahaan kami. Inilah sedikit kisah sebagai opening resume kali ini. 


Namin AB Ibnu Solihin adalah Founder MotivatorPendidikan.Com, saat ini aktivitasnya sebagai Motivator dan Trainer Pendidikan, Dosen, Konsultan Pendidikan, Ayah empat @anaktanpagadget, Pembicara Seminar Parenting, Konsultan Branding Sekolah dan Blogger Pendidikan. Selama lebih dari 13 Tahun telah berkecimpung dalam dunia pendidikan. 


Berbagi lewat Blog

Namin AB Ibnu Solihin telah membagikan secara Gratis lebih dari 250 materi training  di slideshare.net,  setiap tahunnya bisa dilihat oleh lebih dari setengah juta kali dan di download sekitar 7 Ribu kali. Beliau mulai Ngeblog tahun 2007, melalui blogspot.com, saat itu beliau ngeblog untuk mengisi waktu luang saat istirahat mengajar. Tulisan di Blog juga masih sangat beragam, bahkan lebih banyak curahatan hati. Jadi saat awal-awal ngeblog tidak punya impian apa-apa dan tidak memiliki tujuan apa-apa, yah, pokoknya buat asyik-asyik saja dan agar waktu istirahat lebih bermanfaat.
 
Hingga akhirnya disekitar tahun 2013  beliau mengenal guraru.org, sebuah blog yang diisi oleh guru-guru kreatif dengan konten edukasi yang sangat menarik. Guraru.org setiap tahunnya juga memberikan penghargaan bagi para guru bloger yang berprestasi diantara para pemenangnya adalah yang sudah mengisi materi sebelumnya yaitu Pak.Agus Sampurno dengan Brandnya Guru Kreatif, Om Jay Wijaya Kusuma dengan Brandnya Guru Blogger dan Bang Dedi Dwitagama.


Produsen digital bukanlah lagi konsumen digital

Pada tahun 2014-2015 Komunitas Sejuta Guru Ngeblog memberikan Pelatihan Guru Ngeblog Gratis bagi guru di Jabodetabek. Program ini diagas dalam menggerakan agar guru-guru mau menulis dan menggunakan internet dan teknologi sebagai pembelajaran. Selain itu juga memiliki impian agar para guru bisa aktif berkontribusi menjadi produsen digital dengan cara menulis konten edukasi setiap harinya.

Sudah saatnya guru menjadi produsen digital bukanlah lagi konsumen digital. Karena seperti yang kita pahami saat ini banyak sekali konten pornografi yang setiap harinya bisa menjadi monster dan predator yang sangat menyeramkan, yang bisa menyerang orang dewasa dan juga anak-anak. Indonesia termasuk Negara yang mengakses pornografi paling besar di dunia, kondisi seperti ini bisa menghancurkan masa depan generasi bangsa. Disinilah peran kita sebagi guru, berkontribusi menyelematkan generasi bangsa dengan membuat konten edukasi yang kreatif.


Membangun Branding

Membangun Branding juga harus sejalan dengan kompetensi yang kita miliki. Jangan coba-coba membangun Branding tertentu tapi tidak punya Ilmunya. Membangun Branding melalui blog juga harus selaras dengan kepribadian kita di Blog, Medsos dan segala aktivitas yang kita lakukan.

Menulis konten kreatif di Blog dengan konsisten pada Branding yang kita miliki adalah kewajiban yang harus ditaati. Kala mau dikenal sebagai pakar pendidikan misalnya, ya sudah konsisten nulis hal-hal yang berkaitan dengan hal tersebut.

Kita sering mendengar istilah Brand dan Branding, walau sepertinya mirip tapi sebenarnya memiliki perbedaan. Brand adalah merek yang dihasilkan melalui branding, lalu branding itu apa dong?

Branding adalah proses atau strategi yang dilakukan untuk membangun hubungan dengan para pembaca blog atau media sosial yang kita miliki.

Contoh membangun Bran dan Branding adalah sebagai berikut :




Contoh : Strategi yang dilakukan dalam membangun Branding Blog dan istagram motivatorpendidikan.com dengan cara :


Unsur-unsur dalam branding diantaranya adalah:



Jika kita sudah berhasil membangun Branding, maka kita sebagi founder secara personal juga terbangun brandingnya, maka dikenal dengan istilah personal branding. Public akan mengenal dari merek kita, cara bicara kita, pembawaan kita saat menyampaikan seminar, dan cara berpakaian.


Teman-teman sampai kita diujung resume ini. Tidak terasa sudah banyak kata yang saya tuliskan, Namun yang saya masih bingung apa hubungan opening resume ini dengan isi resume ini? Tidak usah bengong untuk menjawabnya, karena ini bukan pertanyaan yang serius, cukup diumpamakan saja, opening yang saya lakukan adalah Branding untuk resume ini, dan isi resume ini adalah Brand yang ingin saya sampaikan kepada teman-teman semua. Semoga jawaban yang diumpamakan ini bisa diterima oleh para wisatawan di blog sederhana ini.

Pribadi yang hebat adalah mereka yang terus mau belajar memantaskan diri untuk menjadi pribadi yang menginspirasi, menggerakkan dan meneladani.


Wassalamualaikum Warahmatullohi Wabarokatuh.

Salam Literasi, Salam Indrakeren

4 Comments: