Kamis, 03 September 2020

Mimpi Sempurna Ibu Guru Ditta

 Assalamu'alaikum Warrohmatullahi Wabarokatuh

Silaturrahmi itu menambah rezeki, Amin

Selamat Pagi para Pejuang Pendidikan, semoga selalu sehat, semangat, dan bahagia dalam melakukan aktifitas setiap hari serta selamat berwisata membaca di blog sederhana ini. 


Teruslah memberi arti pada setiap orang yang kau temui. Dalam setiap hal yang kau lalui, dan untuk setiap waktu yang kau miliki.


Sebutir pasir yang banyak dijumpa,

~ Ditta Widya Utami ~



Ibu Muda yang memiliki banyak prestasi ini bernama lengkap Ditta Widya Utami, S.Pd. Ibu Guru cantik ini juga merupakan salah satu guru IPA di SMPN 1 Cipeundeuy, Subang, Jawa Barat. Lahir di Subang, 23 Mei 1990. Menikah dengan Muhammad Kholil, S.Pd.I. dan telah dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Muhammad Fatih Musyfiq. Selain aktif di MGMP, penulis juga aktif di bidang literasi.  Jika teman-teman ingin mengenal lebih jauh sosok wanita hebat ini bisa klik link ini.


CORETAN MIMPI IBU DITTA

Berawal dari mimpi yang dicoretkan pada selembar karton yang kemudian ditempel ditembok kamar kos. Tidak tanggung-tanggung ada 100 mimpi Ibu Ditta yang dituliskan pada karton tersebut. Dari banyaknya mimpi salah satunya adalah menulis buku. Hari berganti dan satu persatu mimpi dicoret dari daftar karena sudah dikabulkan oleh Allah.

Saat itu mimpi menulis buku juga sudh mulai terwujud, ketika itu Ibu Ditta dan teman teman kampusnya mengikuti lomba kreatifitas mahasiswa tingkat jurusan dan menjadi juara kedua dengan skor beda tipis dengan juara pertama. Judul buku yang mereka buat berjudul "Seri Petualangan Kimia". Namun tulisan mimpi menulis buku di kertas karton yang menempel di dinding kos belum dicoret. Alasan belum dicoret karena buku yang diikut sertakan dalam lomba hanya dibuat satu sebagai prototype. Saat itu Ibu Ditta masih berharap suatu saat mimpinya bisa terwujud dalam bentuk karya berupa buku.

Sepuluh tahun kemudian beliau ikut dalam kepanitiaan Workshop Best Practice yang diselenggarakan MGMP IPA Kab. Subang. Hasil workshop tersebut kemudian diabadikan dalam bentuk buku. Bu Hj. Rita Rosidah, M.MPd. selaku ketua MGMP IPA Kab. Subang memberi kepercayaan kepada Ibu Ditta dan Ibu Suprapti, S.Pd. (baik Bu Hj. Rita dan Bu Prapti, keduanya pun ikut grup menulis bersama Omjay) untuk menjadi penyunting bukunya. Tentu kebahagiaan tersendiri bagi beliau.



Setelah buku Jejak Langkah Guru Subang, Ibu Ditta ikut aktif menulis dalam buku antologi bersama di komunitas-komunitas literasi yang beliau ikuti, menjadikan pengalaman menulis bertambah serta banyak karya yang terwujudkan.


Jika kita yakin dan percaya mimpi bisa terwujud, itu benar adanya. Seperti yang Ibu Ditta alami, tepatnya pada bulan Maret - April 2020. Pada saat itu merupakan bulan penuh kebahagian bagi beliau. Kenapa Ibu Ditta begitu bahagia ? Karena pada bulan tersebut buku solo pertama Ibu Ditta yang berjudul Lelaki di Ladang Tebu lahir.


Buku Lelaki di Ladang Tebu merupakan kumpulan cerpen pendidikan yang konfliknya diambil dari kisah nyata, namun hanya saja dinarasikan menjadi sebuah cerpen. Cerdas Ibu Ditta! beliau menulis buku tersebut untuk mengabadikan kisah-kisah para murid yang telah menjadi guru kehidupan bagi beliau. Betapa mereka (baik dengan sifat baik atau sebaliknya) mampu memberi pelajaran yang berarti dalam hidup ini.


Testimoni buku tersebut bisa dikunjungi dan dilihat di akun IG Ibu Ditta, jangan lupa di follow yaa....




IBU DITTA BERTEMU OMJAY 


Group menulis mempertemukan Ibu Ditta dengan Omjay Group yang dibentuk atas kerjasama dengna PGRI ini benar-benar banyak diikuti oleh guru dari Sabang sampai Marauke. Salah satunya Ibu Ditta yang bergabung pada tanggal 26 Maret 2020. Awalnya beliau bergabung pada gelombang 8, namun pindah ke gelombang 7 karena masih ada slot kosong.

Banyak sekali manfaat dan kebahagiaan yang saya rasakan dengan mengikuti grup ini. Misalnya ketika mendapat hadiah kejutan dari Omjay dkk. Di angkatan Ibu Ditta, Omjay selalu menginisiasi peserta untuk terus menulis setiap hari. Sesekali di hari antara jeda materi, beliau mengirim foto (ketoprak, kucing, kue kacang, apa pun) untuk kemudian dijadikan ide menulis.




Kedua resume di atas merupakan resume yang mendapatkan kejutan dari PGRI. Resume pertama mendapat kejutan Buku dan yang kedua mendapat kejutan sepaket Kurma Ruthob dari KSGN dan PGRI, Alhamdulillah.

Kejutan tidak sampai disitu, dalam group OmJay, Ibu Ditta ikut menulis dua buku karya bersama. Pertama berjudul Pena Digital Guru Milenial yang menceritakan 43 Guru yang menggunakan Blog untuk menulis, yang dibimbing langsung oleh Ibu Kanjeng.


Buku kedua ditulis Ibu Ditta bersama dengan Prof. Eko Indrajit, sosok yang sangat dikagumi oleh seluruh warga WAG Belajar Menulis bimbingan OmJay. Sebuah kesempatan dan tantangan yang diambil dan tidak disia-siakan Ibu Ditta untuk belajar lebih banyak langsung dari pakarnya. Kisahnya akan dikupas secara lengkap pada sub BAB berikut.


BERSAMA PROF EKOJI

Ini sebuah kesempatan langka untuk Ibu Ditta dan merupakan ledakan momentum untuk Guru Hebat Indonesia. Kenapa Saya menggunakan ungkapan ledakan momentum ? Karna selain dibimbing oleh Prof Eko, judul buku yang dipilih Ibu Ditta juga tergolong buku yang dapat menggerakkan Guru Seluruh Indonesia. Judul buku Ibu Ditta adalah "Menyongsong Era Baru Pendidikan".

Judul yang menggairahkan bukan!!


Seperti halnya Cikgu Tere, Bung Roma, Mba Nora dan  Ibu Muda. Ibu Ditta juga mengalami pengalaman yang hampir sama dalam proses menuliskan buku hingga diterbitkan oleh penerbit Mayor. Mulai dari pembuatan Outline, Masa Bimbingan, Saatnya Pengumuman yang menegangkan, Proses menerbitkan buku tersebut, itu hampir sama dengan narasumber terdahulu. Karena memang satu angkatan jadi sama rasa sama rata.

Yang membedakan dari mereka semua adalah Judul Buku. Ibu Ditta memilih judul Menyongsong Era Baru Pendidikan. Tema ini Ibu Ditta pilih karena beliau melihat tayangan berjudul UNESCO Competency Framework for Teachers di Ekoji Channel. Dalam video ini dibahas tentang kompetensi teknologi informasi apa saja yang harus dimiliki guru berdasarkan standar UNESCO.

Teman-teman, Ibu Ditta benar-benar jeli dalam menangkap peluang yang ada, tema yang dipilihnya memiliki keterikatan dengan video lain yang ada di channel Ekoji, yang kemudian dikembangan dari beberapa sumber lain tentang penggunaan teknologi bagi generasi z (lahir antara 1995-2010) maupun generasi A (lahir setelah 2010), keduanya merupakan generasi yang dekat dengan teknologi.

Baik generasi z (lahir antara 1995-2010) maupun generasi A (lahir setelah 2010), keduanya merupakan generasi yang dekat dengan teknologi. Peserta didik yang kita hadapi saat ini mungkin ada yang termasuk generasi z atau generasi A. Oleh karena itu, kita pun sudah barang tentu harus bisa menguasai atau minimal mnggunakan berbagai teknologi informasi dalam proses pembelajaran. Meski teknologi hanyalah alat, tapi memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran bahkan telah menjadi kriteria kompetensi pedagogi dan profesional bagi seorang guru. Selain itu, adanya pandemi corona mengharuskan kita sebagai pendidik untuk mulai menggeser proses pembelajaran konvensional menjadi pembelajaran-pembelajaran inovatif yang salah satunya dengan memanfaatkan teknologi informasi. Oleh karena itu, kita harus siap Menyongsong Era Baru Pendidikan.

Oleh karena itu, kita harus siap Menyongsong Era Baru Pendidikan. Buku Menyongsong Era Baru Pendidikan ibarat appetizer (hidangan pembuka) dalam suatu jamuan makan yang berfungsi merangsang nafsu makan sebelum hidangan utama (Main Course) dinikmati. Suguhan yang terkandung dalam buku ini, diharapkan mampu meningkatkan semangat teman-teman untuk mengembangkan kompetensinya di bidang teknologi informasi yang kemudian dapat diintegrasikan ke dalam proses pembelajaran. Kita harus optimis dalam  menyongsong era baru pendidikan dimana semua akses informasi bisa didapat dengan mudah. Kapan saja, dimana saja, dan oleh/dengan siapa saja. Proyek Palapa Ring atau istilah lainnya "Tol Langit" yang dilaksanakan pemerintah  semoga menjadi salah satu jalan yang semakin memudahkan akses teknologi informasi di negara kita yang berbentuk kepulauan.


Mimpi sudah terwujud, entah mimpi apalagi yang akan diinginkan Ibu Ditta. Yang jelas ditengah kesibukkannya menjadi seorang Guru, Penulis, dan juga seorang Ibu. Ibu Ditta tidak pernah meninggalkan kewajiban akan kodratnya sebagai wanita (istri). Bisa dibilang beliau adalah istri yang patut bersyukur karena menikah dengan pria yang penuh tanggung jawab. Bahkan beliau memiliki arti seorang istri bagi ibu Ditta tentu merupakan makmum dari suaminya. Harus mampu menjaga nama baik suami, menjaga aibnya. Suasana rumah biasanya tergantung suasana istri. Maka tebarlah senyum selalu untuk para suami. Bahagiakan ia setelah lelahnya seharian bekerja. Dukung dan doakan selalu.

Resume Mimpi Sempurna Ibu Guru Ditta sudah hampir sampai akhir, namun mimpi Ibu Ditta belum berakhir sampai disini, karena beliau memiliki harapan ke depan agar bisa seperti Bu Kanjeng, Omjay, Prof. Eko dan pemateri serta bapak/ibu guru hebat lainnya yang terus menerus berkarya. Menjadi pembelajar seumur hidup. Serta memotivasi diri utuk bisa menuliskan Buku-buku bertema pendidikan yang memang belum sebanyak bila dibanding novel dsb. Oleh karena itu, mari ambil kesempatan menulis bersama Prof. Eko untuk menulis buku-buku bertema pendidikan.

Bagaimana teman teman, siap merajut mimpi bersama Ibu Ditta untuk berkarya dalam menuliskan buku-buku bertemakan pendidikan. Siap Menulis, Siap Bermimpi, Siap Berbagi, Siap Wujudkan.

Wassalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Salam Literasi, Salam Indrakeren

7 Comments:

  1. Luar biasa kidah menulisnya. Semoga kita dapat sukses seperti ibu ditta

    BalasHapus
  2. Mimpi sempurna bu Ditta, Resume sempurna indrakeren, ...

    BalasHapus
  3. Mantap pa, lengkap dan apik penulisannya

    BalasHapus
  4. Masih seputar mimpi. Mimpiku sering tak wujud, karena keburu bangun.
    Tulis dong mimpi Pak Indra. Aha, salam!

    BalasHapus
  5. Mimpimu adalah mimpiku..judul resumeku nantinya terinspirasi dari resume yg menakjubkan ini

    BalasHapus