Senin, 07 September 2020

Melecut "malas menulis" dengan Niat, Tekad dan Nekad

Assalamu'alaikum Warrohmatullahi Wabarokatuh

Silaturrahmi itu menambah rezeki, Amin

Selamat Pagi para Pejuang Pendidikan, semoga selalu sehat, semangat, dan bahagia dalam melakukan aktifitas setiap hari serta selamat berwisata membaca di blog sederhana ini. 

Malas menulis menjadi penyakit saya beberapa hari ini, memang malas menulis kali ini terjadi karena beberapa alasan yang masih bisa dimaklumi. Namun tetap saja saya merasa ada beban yang belum diselesaikan. Terlebih lagi banyak pencapaian yang ingin saya wujudkan, tetapi jika masih malas menulis apakah akan menjadi kenyataan ? Semoga resume ini bisa melecut rasa malas menulis saya, menjadi terlecut untuk menulis.

Jumat malam di WAG belajar menulis bersama OmJay dan PGRI, seperti biasa saya hadir dan mengikuti acara sampai selesai. Malam itu saya hanya jadi pembaca yang baik saja, padahal biasanya saya selalu menitipkan satu pertanyaan kepada moderator. Mulai dari situ saya merasakan malas menulis, walaupun dengan alasan yang masih bisa dimaklumi. (menurut saya !!)

Kebiasaan saya dalam membuat resume adalah mengcopy semua materi yang ada di WAG ke google drive, tujuannya agar memiliki file yang tersimpan dan juga memudahkan dalam membuat resume. Malam itu hal tersebut juga saya lakukan, namun penyakit malas menulis begitu kuat menyerang tubuh ini. (Lelah rasanya malam itu .. !!)

Resume ini saya awali dengan ucapan terimakasih untuk semua teman teman pada WAG Belajar Menulis yang sudah terlebih dahulu membuat resume dan mempostingnya. Paling tidak hal tersebut yang bisa mengingatkan kepada saya, bahwa semangat teman-teman untuk menulis masih ada, tidak seperti saya!!. Saya pun harus semangat untuk menuliskannya. MERDEKA!


SIAPA NARASUMBER MALAM INI 

Narasumber pada malam ini adalah seorang wanita yang menerima tantangan menulis dari Prof. Eko Indrajit dan berhasil menerbitkannya di penerbit mayor. Berbeda dengan kisah menulis bersama Prof. Eko oleh narasumber sebelumnya, kali ini perjuangan dalam menulis Ibu Guru dari Gorontalo ini sangat Genuine. Asli dan nyata prosesnya hingga layak untuk diperbincangkan. Inilah kisah Ibu Guru Jamila K. Baderan dalam menulis buku Design Thinking.


Anak pertama dari 3 bersaudara pasangan Bapak H. Abd. Razak K. Baderan (Alm) dan Ibu Hj. Anice Y. Sulingo ini termasuk orang yang juga baru menekuni bidang menulis. Memang sih, dulu sewaktu SD  pernah punya hobi menggambar dan bercita-cita menjadi seorang komikus. Namun entah mengapa cita-cita tersebut terbang entah kemana😁😁😁.

Rasa penasaran terhadap Hoby menulis timbul lagi setelah Ibu Mila melihat media social FB teman seperjuang, seperti Bapak Alpian dan Ibu Tere yang setiap harinya bisa memposting tulisan yang keren-keren. Terbesit dalam pikiran Ibu Mila, "Kok mudah sekali menulis dan menuangkannya dalam bentuk tulisan". Diawali dari rasa penasaran inilah Ibu Mila mencari informasi tentang hal tersebut.

Informasi di dapat, kemudian selang beberapa hari Ibu Mila mendapatkan postingan untuk bergabung dalam WAG Menulis angkatan ke 5. Disinilah Ibu Mila mulai dipertemukan dengan sang Guru Blogger Indonesia "OmJay". Pertemuan dan pertemuan beliau ikuti dengan pemateri dari narasumber yang hebat-hebat, seperti Pak Dedi Dwitagama, Paman Apiq, Prof. Eko Endrajit, dan narasumber hebat lainnya, yang membuat pengetahuan Ibu Mila tentang dunia menulis bertambah.


TANTANGAN DATANG MENGHAMPIRI

Hidup itu ya harus siap untuk menghadapi tantangan, jika kita menghindar dari tantangan, pasti kita akan bertemu dengan tantangan yang lain. Menurut beliau menulis itu adalah pilihan, dari awal bergabung di group menulis OmJay, Ibu Mila merasa berat dan tak sanggup. Bukan karena tidak punya ide, tapi bingung harus menulis dari mana. Untungnya OmJay paling jago memberikan motivasi dan tantangan untuk menulis. Beliau juga yang paling mengerti karakter kami, sehingga motivasi untuk menulis bangkit lagi.

Pada hari Selasa, tepatnya tanggal 14 April 2020 Om Jay menghadirkan Prof. Eko Indrajit sebagai narasumber. Ibu Mila sangat kagum dengan sosok prof yang satu iniπŸ˜…. Selain cerdas, terkenal, dan super ramah,  bagi beliau pribadi Prof Eko adalah satu- satunya profesor yang memberi kami tantangan tergila πŸ™Š. Sebab kami diberi tantangan menulis buku hanya dalam SEMINGGU dengan cara memilih salah satu tema yang ada di Ekoji Channel. Kami juga hanya diberi waktu semalam untuk mengambil keputusan. Besoknya sudah harus menyetor judul dan daftar isi (outline). Waduh, kebayang deh reaksinya seperti apa saat itu. 

Terima...tolak, terima nanti bagaimana, ditolak juga sayang. Ibarat orang mabuk asmara,  selama 2 hari Ibu Mila tak bisa tidur dan makan enakπŸ˜…. Akhirnya sampailah saya pada kata NEKAT. Pada hari Jumat, 17 April 2020 dengan harap-harap cemas karena sudah telat dari dateline yang diberikan, saya mencoba mengirim wa dan menyatakan kesanggupan saya menerima tantangan Prof. Eko. Alhamdulillah saya diberi kesempatan dan harus langsung menyerahkan bab 1 di hari Sabtu😍πŸ’ͺ.

Konsekuensi dari NEKAT, beliau harus jatuh bangun berjuang "menaklukkan tantangan". Kalimat ini kemudian  diabadikan dalam salah satu judul bab buku "Design Thinking Membangun Generasi Emas dengan Konsep merdeka Belajar"


NEKAT YANG BERBUAH MANIS

Sesuatu yang dilakukan secara Konsisten dan Fokus merupakan kunci menuju sukses. Semua memang berawal dari kata "Nekat". Namun modal nekat tanpa konsistensi adalah nol besar. Ibu Mila sudah membuktikannya. Bukan hanya dalam menerima tantangan menulis, tapi dalam pembelajaran dan keseharian hal inipun saya lakukan. 

Buku Design Thinking adalah salah satu bukti bahwa resiko terbaik dari sebuah kenekatan adalah penerimaan dan pengakuan.

Bagi Ibu Mila menulis harus didasari oleh 3 hal, yaitu : NiatTekad, dan Nekat.

Ketiga hal ini berkaitan erat dan saking melengkapi. Niat merupakan tujun yang ingin dicapai. Pencapaian yang maksimal membutuhkan tekad (keinginan yang kuat), untuk mewujudkan tekad tersebut kita harus nekat dalam arti memiliki keberanian.

Tiga hal dimaksud juga sangat diperlukan dalam upaya meningkatkan keterampilan abad 21 peserta didik. Guru selaku agen perubahan harus mampu bersikap profesional baik dalam kapasitasnya sebagai tenaga pendidik, anggota keluarga maupun sebagai anggota masyarakat. Secara mendalam upaya tersebut dikupas tuntas dalam buku karya bersama Prof. Eko Indrajit.


Mewujudkan sebuah karya dalam waktu singkat tentu bukanlah hal yang mudah. Apalagi bagi Ibu Mila yang merupakan seorang penulis pemula. Tentunya banyak kendala yang saya hadapi. Namun berkat niat, tekad dan nekat Alhamdulillaah karya tersebut termasuk sebagai salah satu karya yang lolos mulus di penerbit Mayor. Hal ini tentunya juga tidak terlepas dari bimbingan Prof. Eko yang sudah mendampingi kami dari awal, proses editing, hingga menghubungkan kami dengan penerbit mayor.


PESAN DIAKHIR PERJUMPAAN!

Trik menulis buku dalam seminggu yang saya lakukan cukup simpel. Selain 3 hal yang sudah saya ungkapkan tadi, kita juga harus fokus dan konsisten. Intinya, tulislah apa saja yang terlintas dalam pikiran kita dengan sesegera mungkin. Jangan ditunda. Teruslah menulis. Abaikan masalah ejaan, tanda baca, dls. Selesaikan dulu hingga tuntas. Terakhir baru kemudian kita melakukan editing. Untuk editing, kita bisa melakukannya sendiri (swasunting) atau meminta bantuan teman/orang yang ahli untuk melakukan editing.

Sahabat guru hebat, menulis adalah sebuah kegiatan yang berawal dari niat. Semakin kuat tekad kita mengawal niat tersebut, maka kita akan menjadi nekat. Nekat untuk menuntaskan tulisan kita, apapun, dimanapun dan dalam kondisi apapun. Menulislah dengan hati, maka ide akan mengalir dengan sendirinya. teruslah menulis, dan jangan lupa bahagia. Semoga setelah ini akan terbit karya-karya hebat dari sahabat guru semua yang ada di grup menulis bersama Om Jay.

Bagaimana teman teman, sudah hilang rasa malasnya!!. Pasti teman teman tidak malas, saya yang sedang merasakan malas menulis yang luar biasa. Semoga N.T.N dari Ibu Mila bisa melecut saya untuk menulis kembali secara konsisten serta fokus untuk menyelesaikan tantangan yang sedang dihadapi.


September Ceria Saya datang kembali. 😎

Ayo Terus Menulis πŸ’ͺ

Salam Literasi, Salam Indrakeren

5 Comments:

  1. Malasku hilang..bahasanya mengalir bak air disungai..virus M ..males.memang sering mengganggu..tapi tetep ATM..ayo tetap menulis

    BalasHapus
  2. Tulisan yang hangat dari indrakeren hebat , malas hilang jadi semangat...joss

    BalasHapus
  3. Pengen tahu alasan yang dimaklumi, haha....

    Terlebih lagi banyak pencapaian yang ingin saya wujudkan, tetapi jika masih malas menulis apakah akan menjadi kenyataan?

    Pertanyaan Pak Keren sama dengan pertanyaan saya.

    BalasHapus