Sabtu, 12 Juni 2021

"Belum" Move On dari Ramadhan

Ramadhan tiba...
Ramadhan tiba...
Sekarang sudah tiada...
Seharang sudah tiada...

Yaa, secara teori Ramadhan memang sudah ada di belakang kita sekarang. Ramadhan sudah terlewati, namun pasti akan kembali. Hanya saja kita sebagai manusia tidak bisa memastikan bisa ikut berpartisipasi. Walaupun begitu doa kita pasti ingin berjumpa lagi dengan Ramadhan yang telah pergi.

Dalam menyikapi Ramadhan yang telah terlewati ada saja yang bisa kita lakukan. Positif dan negatif bisa dilakukan tergantung dari diri pribadi menyikapinya. Mungkin hal tersebut bisa dikatakan atau diumpamakan dengan bahasa Move On

Pernah dengarkan kata Move On, pastilah pernah dengar. Google Translate memberitahukan Move On memiliki arti berpindah. Jika berpindah, maka dalam bahasa arab artinya Hijrah. Oleh karena itu sangat tepat kata Move On digunakan sebagai pengingat diri tentang dimana posisi kita setelah Ramadhan ini.

Penguatan Ide dari teman Blogger

Judul tulisan ini sudah tertulis semenjak H+3 Ramadhan, namun isi tulisan belum bisa dituliskan dengan alasan klise "sibuk, tidak ada waktu, malas dll". Suatu pagi ada sebuah tulisan sobat Lage, memberikan tautan link yang menggerakkan jemari saya untuk menuliskan kembali tulisan ini. Sobat Lage tersebut bernama Ibu Herni, tulisannya yang berjudul Mulai Move On benar-benar menyadarkan saya untuk Move On juga. Terimakasih Ibu Herni.

Kembali ke Move On Ramadhan

Apa yang terjadi setelah Ramadhan? Usia saya sudah memasuki 3 dekade 1 lustrum, diusia sebanyak itu berarti saya sudah melewati banyak Ramadhan. Tentunya sudah banyak makan asam garam tentang Ramadhan, baik before, process, dan afternya. Berapa usia anda saat ini?

Untuk before dan process tidak usah dituliskan lagi. Pasti beforenya kita membawa banyak kesalahan, kemudian processnya kita memperbaikinya menjadi lebih baik. Bahkan janji Allah barang siapa yang menjalankan ibadah puasa, maka akan menjadi manusia yang bertakwa. (Alquran Surah Al-Baqarah ayat 183).

PR bernama Taqwa

Ciee... yang sudah la’allakum tattaqun, selamat yaa!

After Ramadhan seharusnya orang yang menjalankan puasa akan mendapat predikat itu. Yaa... jelas bertaqwa! Setelah digojlok satu bulan penuh berpuasa dengan amalan lainnya yang dikerjakan dengan keikhlasan yang berlipat ganda. Pantas dong kita mendapatkan predikat  la’allakum tattaqun.

Ada kalimat "mempertahankan lebih sulit daripada mendapatkan", pernah tahu kan yaa!  la’allakum tattaqun juga seperti itu, perlu dipertahankan dengan kesadaran dan keikhlasan tingkat tinggi. Ibu Herni mengatakan dalam tulisannya proses untuk Move On,  

Salah satu yang dituliskan Ibu Herni dalam blognya adalah mengambil pelajaran dan hikmahnya. Ketika seseorang sudah menyadari kesalahan dan mau berinstropeksi maka inilah langkah kita menuju perpindahan atau perubahan untuk menjadi lebih baik. Disinilah kita mulai mengambil pelajaran dan hikmah dari semua proses move on.

Siap Move On, Guys!

Paragraf kali ini saya awali dengan beberapa kata tanya yaa, semoga tidak keberatan ya. Apakah sebelum Ramadhan saya, anda, kita melakukan perintahnya? tentunya jawabanya bisa iya atau tidak. Apakah perintahNya dikerjakan sebatas yang wajib saja? lagi-lagi jawabannya bisa iya atau tidak. Apakah perintahNya dikerjakan secara konsisten dan tepat waktu? hmmm... jawabannya bagi saya tentunya kadang-kadang. Apalagi yaa pertanyaan yang cocok sebelum Ramadhan? pastinya banyak yang kita pikirkan, namun tidak tertuliskan. Biarlah hanya ada dipikiran sebagai bahan refleksi pribadi.

Sudah menjawab pertanyaan pada paragraf di atas. Jika sudah, simpan jawabannya di dalam hati, namun jika belum, silahkan pikirkan jawaban yang tepat. 

Mari kita cari tahu dimana posisi saya, anda, kita setelah Ramadhan. Tulisan ini lagi-lagi refleksi diri yang yang berusaha didokumentasikan. Move On, yang katanya berpindah atau hijrah tentunya bisa diartikan positif dan negatif seperti yang saya tuliskan pada paragraf awal tulisan ini. After dan Proses yang dilalui bisa membawa kita mundur atau maju melangkah kearah yang lebih baik. 

Jika hasil Ramadhan membawa kita mundur kembali kearah sebelumnya, maka kita akan menjadi orang yang merugi. Lebih parahnya lagi jika setelah Ramadhan diri kita menjadi pribadi yang lebih buruk/jelek dari sebelumnya, maka amat disayangkan kita tidak dapat mengambil moment Ramadhan menjadi la’allakum tattaqun, dan mendapat predikat orang yang celaka. Pasti kita tidak mau menjadi orang yang celakakan. Maka kita pasti semua berharap menjadi yang lebih baik dan beruntung setelah Ramadhan, Aamiin.

Beruntung setelah Ramadhan

Ini Move On positif setelah Ramadhan. Perbaikan diri yang bisa dirasakan setelah ditinggal Ramadhan dan harus dipertahankan hingga bertemu Ramadhan tahun yang akan datang.

  1. Berfikir dahulu sebelum bertindak
  2. Sabar dahulu sebelum menjadi gahar (marah)
  3. Yang tidak ngaji, menjadi mau ngaji. Yang sudah ngaji, jadi sering ngaji, Yang sedikit ngaji, jadi tambah banyak ngajinya.
  4. Sholat lima waktu dikerjakan, namun diakhir waktu. Setelah Ramadhan sholatnya jadi tepat waktu. Jamaah di Masjid lebih bermutu keberuntungan Ramadhannya.
  5. Shodakoh bukan hanya di mulut kotak amal di hari jumat, namun akan lebih sering lagi bershodakoh dimana saja dan kapan saja. Awalnya shodakohnya minimal, sekarang jadi maksimal sesuai kemampuan (ikhlasnya yang paling penting). 
  6. Bagi yang mencari rezeki di kantor/sekolah, setelah Ramadhan menjadi pribadi yang tidak lagi bermain-main dengan waktu (Tepat waktu datang dan pulang yang paling utama).
  7. Mengurangi berinteraksi dengan gawai, dengan mengurangi hal tersebut kita bisa memberikan jeda mata untuk beristirahat lebih banyak.
  8. Ucapan yang keluar dari mulut, seharusnya bisa lebih sopan dan tidak menyinggung lawan bicara.
  9. Hati tidak menggerutu, tidak gerendeng, tidak was-was dengan keadaan. 
  10. Selalu bersyukur dan perbanyak istighfar dalam setiap waktu.

Tentunya masih banyak lagi Move On yang positif setelah Ramadhan. Sebelum sampai titik terakhir, yang dikatakan beruntung setelah Ramadhan di atas tentunya bersifat objektif bagi setiap priabadi. Apa yang dituliskan dalam tulisan ini bisa benar atau bisa juga kurang tepat, namun pada akhirnya keberuntungan setelah Ramadhan bisa dirasakan langsung bagi diri sendiri dan orang-orang dekat bahkan lingkungan sekitar.

Salam Kenal
Salam Literasi
Salam Indrakeren
See You

4 Comments:

  1. Alhamdulillah bung Indra mengingqtkan move on 10 gejala pasca Ramadhan.....tiap orang bisa berbeda tapi saya merasa yang ke 3 sementara ini ngaji dalam arti baca Al Qur'an ditingkatkan. Semoga bisa istikhomah. Salam sukses Bung Indra

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin Pak har...
      Saling mengingatkan dalam kebaikan, toh itu ibadah juga

      Hapus
  2. Tulisan refleksi yang bagus. Saya jadi ikutan merenung, masuk kategori manakah diri ini? Semoga kita semua senantiasa bisa menjadi pribadi yang lebih baik.

    BalasHapus