Selasa, 22 Juni 2021

Menulis Puisi (Part 1 : Diksi)

Grup WA, 19 Juni 2021 tepat pukul 09.00 waktu Indonesia di smartphone saya. Kenapa di smartphone saya, yaa... karena saya yakin disetiap smartphone waktunya akan berbeda sedikit dengan smartphone yang saya gunakan. hehehehe.... opening yang gak OK banget yaa! 😆

Kemarin Kelas Menulis Tinta memasuki hari ke-4. Sesuai jadwal yang sudah di susun, materi yang akan disampaikan tentang menulis puisi. Narasumber Ok kechehh sudah dipersiapkan. Rasanya sudah tidak sabar untuk mengikuti materi yang akan disampaikan. Detik berlalu ternyata maderator menyampaikan hal bahwa narasumber yang bernama Ibu Sri Kartini berhalangan hadir. Beliau sedang dalam perjalanan menuju Pangkal Pinang, untungnya Ibu Kartini sudah menitipkan materi kepada moderator, jadi materi puisi tetap bisa tersampaikan.

Ibu Kartini yang merupakan Kepala Sekolah di SDN 3 Muntok, sudah mulai menulis semenjak duduk di SMP. Walaupun waktu itu tulis menulis masih sangat minim, namun terus saja beliau menulis, terutama di buku harian. 

PENGERTIAN DIKSI

Diksi merupakan salah satu istilah yang digunakan dalam dunia sastra. Istilah diksi merujuk kepada berbagai macam makna kata ataupun kalimat yang ada di dalam karya sastra. 

Penggunaan diksi biasanya dilakukan untuk membuat karya sastra menjadi lebih menarik, lebih mudah dipahami dan juga lebih sesuai dengan apa yang ingin digambarkan oleh si pengarang/penyair karya sastra.

Definisi dan Pengertian Diksi

Secara singkat, diksi dapat diartikan sebagai pilihan kata yang indah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia sendiri, pengertian diksi adalah pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti apa yang diharapkan).

Fungsi Diksi

Diksi dalam pembuatan karya sastra memiliki beberapa fungsi sebagai berikut :

  1. Membuat orang yang membaca ataupun mendengar karya sastra menjadi lebih paham, mengenai apa yang ingin disampaikan oleh pengarang/penyair.
  2. Membuat komunikasi menjadi lebih efektif.
  3. Melambangkan ekspresi yang ada dalam gagasan secara verbal (tertulis ataupun terucap).
  4. Membentuk ekspresi ataupun gagasan yang tepat sehingga dapat menyenangkan pendengar ataupun pembacanya.

Bermacam – macam Diksi

  1. Sinonim
    Sinonim merupakan pilihan kata yang memiliki persamaan makna. Penggunaan kata sinonim biasanya dimaksudkan untuk membuat apa yang dikatakan / dituliskan menjadi lebih sesuai dengan ekspresi yang ingin diungkapkan.
    Contohnya : mati (ekspresi pengungkapan yang kasar) dan wafat (ekspresi pengungkapan yang lebih halus)

  2. Antonim
    Antonim merupakan pilihan kata yang memiliki makna berlawanan atau pun berbeda.
    Contoh kata antonim adalah besar dan kecil.

  3. Polisemi
    Polisemi merupakan frasa kata yang memiliki banyak makna.
    Contohnya kata kepala yang dapat bermakna bagian tubuh yang terletak di atas leher, atau dapat juga bermakna bagian yang terletak di sebelah atas atau pun depan.

  4. Homograf
    Homograf merupakan kata-kata yang memiliki tulisan sama akan tetapi memiliki arti dan bunyi yang berbeda.
    Contoh :
    Apel nama buah
    Apel kegiatan upacara
  5. Homofon
    Homofon merupakan kata-kata yang memiliki bunyi yang sama akan tetapi makna dan ejaannya berbeda.
    Contoh : Sangsi (sikap ragu-ragu) dan sanksi ( hukuman atas sebuah pelanggaran tertentu).

  6. Homonim
    Homonim merupakan kata – kata yang memiliki ejaan yang sama namun makna dan bunyinya berbeda.
    Contoh :
    Genting (kondisi keadaan), genting (benda yang dipakai untuk atap)

  7. Hiponim
    Hiponim merupakan kata yang maknanya telah tercakup di dalam kata lainnya.
    Contohnya kata 'salmon' yang telah termasuk ke dalam makna kata ikan.

  8. Hipernim
    Hipernim merupakan kata yang telah mencakup makna kata lain.
    Contohnya ada pada kata sempurna yang telah mencakup kata baik, bagus, dan beberapa kata lainnya.

Dalam puisi, diksi menjadi sangat penting, bahkan sakral. Sebab, hal yang membedakan puisi dengan prosa, salah satunya adalah kepadatan. Dalam artian, setiap kata dalam puisi memiliki posisi penting dan tidak boleh ada yang sia-sia. Tidak boleh ada yang salah/tidak tepat. Makanya, dalam urusan menulis puisi, seorang penyair bisa berhari-hari, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun untuk menyempurnakan sebuah puisi.

Sangat keliru sebenarnya, jika ada yang beranggapan menulis puisi itu gampang. Menulis puisi itu sulit jika ingin mencapai estetika yang diinginkan.

Diksi digunakan untuk membangkitkan imajinasi pembacanya, memperjelas makna sambil tetap membuat sajak itu menarik dari segi bunyi, menyentuh perasaan pembaca dan sekaligus memunculkan gagasan-gagasan yang tepat pada pembaca seperti yang dipikirkan dan dirasakan oleh penulis.

Ketepatan pilihan kata tak terlepas dari pengetahuan penulis tentang makna dan kosakata yang ia miliki. Penulis dituntut memiliki kesadaran untuk mengetahui hubungan antara kata dengan segala sesuatu di balik kata tersebut.

Kata yang dipilih harus melalui pertimbangan maknanya, komposisinya dalam kalimat dan wacana, kedudukan kata tersebut di tengah kata lain, dan kedudukan kata dalam keseluruhan karya sastra. 

Kata yang dikombinasikan dengan kata-kata lain dalam berbagai variasi mampu menggambarkan bermacam-macam ide, angan, dan perasaan. 

Dalam karya sastra, terdapat banyak diksi antara lain kata konotatif, konkret, kata sapaan khas dan nama diri, kata serapan, kata asing, kata vulgar, kata dengan objek realitas alam, dan kosa kata dari bahasa daerah Jawa, Sunda, Batak, Sansekerta, arkaik dan sebagainya.

Itulah sebabnya, sebelum menentukan pilihan kata, seorang pengarang harus memperhatikan masalah makna. Makna sebuah kata atau sebuah kalimat merupakan makna yang tidak selalu berdiri sendiri. Juga perbedaan makna bisa salah arti dalam karya tersebut. Jika, menggunakan bahasa dari luar. Cantumkan catatan kaki aksara, supaya orang awam akan paham apa arti dari bahasa itu.

Contoh 1

Tema: ROMANSA CINTA

Judul: KEMBANG WIJAYA KUSUMA

Karya: Syair Puisi Jiwa

Dinda ...

Di kesucian selendang caweni

Tiada rajutan nan mampu menyaingi

Selain kelembutan tutur kekata


Ungkaplah kesetiaanmu bersua

Tuntunlah daku menyeberangi samudra 

Menyibak cadas gelombang derita

Hingga, tiada berpaling setia


Dikau nan terindah ....

Berhias kelopak kembang wijaya kusuma

Dengan aroma wewangi cempaka

Dari sepucuk angin mendesah

 

Semesta alam rasa telah terbaca

Menafsir celah-celah bait rindu

Hingga lisan ku tiada mampu berkata

Di seraut keanggunanmu


Catatan Kaki aksara

#Sansekerta

~caweni--> kain putih

#Bahasa_Jawa

~kembang--> bunga


Surabaya, 29 April 2020

Contoh 2

LINTANG NAN AKSA

Oleh ; Naina Jang

Lintang  .... 

Engkau singgah dalam tiap bayang

Menitip kerinduan padaku nan aksa

Dalam dekap rasa pun harsa


Lintang  .... 

Setiap malam, menanti srawa mengasuh kerinduan

Di kehangatan gelora rahsa nan kau berikan

Mengalunkan simfoni rindu, seirama dalam penantian


Lintang  .... 

Tetaplah setia, terang melayang

Menerangi hati jua impian

Di dalam penantian sang pujaan

"Di Ibaratkan lintang bersinar terang nan jauh, sulit untuk kugapai. Namun, kutemukan dama pun harsa darimu, Radeva."

Repost

Ruang Hati, 25 April 2020

_____________

Catatan Kaki Aksara

*Aksa : jauh

*Harsa : bahagia

*Srawa : suara

*Dama : cinta kasih/ kasih sayang

*Lintang : bintang

*Radeva : pembawa kebahagiaan

Kesimpulan

Luar biasa materinya, banyaaaaaakkkk😂. Padat sekali isi dari materi yang disampaikan oleh narasumber asal kota empek-empek ini. Seru dengan pengalaman yang beliau sampaikan panjang x lebar. Terus terang saya sampai harus membagi dua tulisan ini, untuk mengurangi kejenuhan membacanya. Nantikan tulisan lanjutannya tentang cara menulis puisi yang benar menurut Ibu Sri Kartini, S.Pd.SD.

Baca juga resume KMT#05

Pertemuan 1 : Modal Dasar Menulis
Pertemuan 2 : Ide dan Outline Menulis
Pertemuan 3 : Fiksi vs Non Fiksi

#kmt05_day4

Salam Kenal
Salam Literasi
Salam Indrakeren
See You

0 Comments:

Posting Komentar