Sabtu, 23 Maret 2024

Peramal 11 (Pengalaman Ramadhan Athar Luana)

#cerita11

Al Quran baru untuk Athar

Hari yang cerah itu, suasana di rumah Athar penuh dengan kegembiraan. Athar, Luana, dan Ibu duduk di ruang tamu, menunggu Ayah pulang dari kerja. Mereka tak sabar ingin tahu apa yang Ayah bawa pulang hari ini.


Tiba-tiba, pintu rumah terbuka, dan Ayah masuk dengan senyum lebar di wajahnya. Di tangannya, dia membawa sebuah bungkusan besar yang terlihat misterius.

"Bungkusan apa itu, Ayah?" tanya Athar dengan penuh keingintahuan.

Ayah tersenyum misterius. "Kalian akan tahu sebentar lagi," jawabnya sambil memasukkan bungkusan tersebut ke dalam ruang tamu.

Athar, Luana, dan Ibu saling pandang, penasaran dengan isi bungkusan tersebut. Mereka tak sabar menunggu momen kejutan yang akan datang.

Saat waktu berbuka puasa semakin dekat, Ayah meminta mereka untuk berkumpul di ruang tamu. "Saatnya kita membuka kejutan ini," kata Ayah dengan antusias.

Mereka duduk di sekeliling bungkusan besar yang dipenuhi rasa penasaran. Dengan gerakan hati-hati, Ayah membuka bungkusan tersebut, dan dari dalamnya muncul sebuah kotak berwarna biru dengan pita merah yang indah di atasnya.

Athar dan Luana memandang kotak tersebut dengan penuh kekaguman. Mereka tidak sabar ingin tahu apa yang ada di dalamnya.

"Untukmu, Athar," ucap Ayah sambil menyerahkan kotak tersebut kepada putranya.

Athar membuka kotak tersebut dengan hati-hati. Saat melihat isinya, matanya berbinar-binar. Di dalam kotak itu terdapat sebuah Al-Quran baru yang berkilauan, dengan sampul yang indah dan terawat.

"Apa ini?" tanya Athar dengan suara bergetar karena kegembiraan.

"Ayah membelikannya untukmu sebagai hadiah karena kamu telah menjalankan puasa dengan penuh keikhlasan selama 10 hari," jawab Ayah dengan senyum hangat.

Athar terharu mendengar kata-kata Ayah. Dia merasa sangat bersyukur atas hadiah yang begitu berarti itu.

Luana dan Ibu juga ikut berbahagia melihat reaksi Athar. "Itu pasti hadiah yang istimewa, ya," kata Luana dengan senyum sumringah.

"Mari kita bersama-sama membuka puasa dan mensyukuri hadiah yang telah diberikan Allah kepada kita," kata Ibu dengan penuh kebahagiaan.

Mereka pun duduk bersama di meja makan, menunggu waktu berbuka puasa. Di antara suasananya yang penuh kebersamaan dan kegembiraan, Athar merasa begitu beruntung memiliki sebuah Al-Quran baru sebagai hadiah dari Ayahnya.

Setelah berbuka, Athar memeluk erat Al-Quran barunya. Dia merasa begitu bahagia dan bersyukur atas hadiah tersebut. Setiap kali dia memegang Al-Quran itu, dia merasakan keberkahan dan kedamaian yang tiada tara. ***

0 Comments:

Posting Komentar