Minggu, 24 Maret 2024

Peramal 13 (Pengalaman Ramadhan Athar Luana)

#cerita13

Mukena baru Aisyah


Suasana Ramadan telah memenuhi kehidupan Luana dan Aisyah. Keduanya adalah sahabat karib yang selalu menemani satu sama lain dalam beribadah, terutama shalat tarawih di masjid setiap malam. Namun, suatu malam ketika shalat tarawih, Luana melihat mukena Aisyah yang sudah lusuh dan ada bagian yang ditambal dengan kain. Luana merasa sedih melihat kondisi mukena sahabatnya itu.


Setelah shalat selesai, Luana menghampiri Aisyah dengan hati yang penuh kekhawatiran. "Aisyah, maaf ya kalau aku ikut campur urusan pribadimu, tapi aku melihat mukenamu sudah sangat usang. Apakah kamu butuh bantuan untuk mendapatkan mukena yang baru?" tanya Luana dengan lembut.

Aisyah tersenyum tipis, "Terima kasih, Luana. Ya, memang benar mukenaku sudah agak rusak. Tapi, aku belum bisa membeli yang baru karena beberapa alasan."

Luana memahami situasi Aisyah. Setelah shalat, dia pulang dengan hati yang berkobar ingin memberikan sesuatu yang istimewa untuk sahabatnya itu.

Keesokan harinya, Luana bercerita kepada Ibunya tentang mukena Aisyah yang sudah rusak. Ibunya tersentuh mendengar cerita tersebut. "Nak, itu tindakan mulia dari hatimu. Kita harus selalu peduli dengan sesama," ujar Ibunya dengan lembut.

Ibu Luana kemudian pergi ke pasar untuk membelikan mukena baru untuk Aisyah. Dia memilih mukena yang cantik dan nyaman, sesuai dengan selera Aisyah.

Setelah pulang dari pasar, Ibu memberikan mukena tersebut kepada Luana. "Bawa ini dan berikanlah kepada Aisyah dengan penuh kebaikan, nak," ucap Ibu sambil memberikan mukena itu kepada Luana.

Luana merasa senang dan bersyukur atas kebaikan Ibu. Dia berjanji akan memberikan mukena tersebut kepada Aisyah dengan hati yang tulus.

Ketika mereka bertemu lagi di masjid untuk shalat tarawih, Luana menyimpan mukena baru itu dalam tasnya. Setelah shalat selesai, Luana mendekati Aisyah dengan senyum ceria. "Aisyah, aku punya sesuatu untukmu. Ini sebagai tanda persahabatan kita," ucap Luana sambil mengeluarkan mukena baru dari dalam tasnya.

Aisyah terkejut melihat mukena baru tersebut. Matanya berbinar-binar. "Luana, apa ini? Sungguh, aku tidak tahu harus berkata apa. Terima kasih banyak!" ucap Aisyah dengan suara yang terharu.

Luana tersenyum bahagia melihat reaksi Aisyah. "Tidak perlu terima kasih, Aisyah. Kita selalu saling mendukung dan peduli, bukan? Semoga mukena ini bisa menemanimu dalam beribadah dengan nyaman," ucap Luana dengan hangat.

Keduanya kemudian berpelukan dalam kebahagiaan atas persahabatan mereka yang begitu indah.

0 Comments:

Posting Komentar