Selasa, 19 Maret 2024

Peramal 8 (Pengalaman Ramadhan Athar Luana)

#cerita8

Berbuka Puasa di Rumah Kakek

Athar dan Luana sangat antusias ketika Ibu mengumumkan bahwa mereka akan berbuka puasa di rumah Kakek dan Jidah malam itu. Mereka segera bersiap dengan gembira, menantikan momen berharga bersama keluarga besar.

"Yay! Kita akan berbuka di rumah Kakek dan Jidah, Lu!" seru Athar dengan penuh kegembiraan.



Luana tersenyum lebar, "Iya, Athar! Aku sudah tidak sabar ingin berkumpul dengan keluarga besar kita."

Ketika matahari mulai menurun dan waktu berbuka puasa semakin dekat, Ayah dan Ibu bersama dengan Athar, Luana, dan mereka semua berkumpul di dalam mobil menuju rumah Kakek. Perjalanan tersebut dipenuhi dengan canda tawa dan lagu-lagu islami yang mengalun dari radio, menciptakan suasana yang penuh keceriaan.

"Sudah lapar belum, Nak?" tanya Ayah kepada Athar sambil menepuk-nepuk perutnya.

Athar tertawa, "Sudah, Ayah! Aku ingin segera berbuka puasa di rumah Kakek dan Jidah."

Sesampainya di rumah Kakek dan Jidah, mereka disambut dengan hangat oleh keluarga besar. Bau aroma masakan yang lezat menyambut mereka begitu pintu rumah terbuka. Mereka merasa sangat senang bisa berkumpul bersama di rumah Kakek dan Jidah, tempat di mana kenangan indah selalu tercipta.

"Selamat datang, cucu-cucuku tersayang!" sambut Kakek dan Jidah dengan senyuman manis.

"Terima kasih, Kakek, Jidah!" jawab Athar dan Luana serempak.

Meja makan dihiasi dengan aneka hidangan lezat, mulai dari kolak buah, kurma, es buah, hingga berbagai macam kue dan makanan ringan. Semua hidangan tersebut disiapkan dengan penuh kasih sayang oleh Jidah dan para tetua keluarga.

"Wow, semuanya terlihat enak sekali," puji Luana sambil menghirup aroma masakan.

"Kakek, Jidah, terima kasih banyak ya sudah menyediakan hidangan ini," ucap Ayah dengan penuh rasa terharu.

Ketika azan Maghrib berkumandang, mereka semua berkumpul di ruang makan untuk mempersiapkan diri menyambut waktu berbuka puasa. Mereka saling berpegangan tangan, menunggu dengan sabar hingga waktu berbuka tiba.

"Semoga berkah, ya, waktu kita berbuka puasa kali ini," ucap Kakek dengan suara lembut.

Ketika akhirnya waktu berbuka telah tiba, mereka semua merapatkan barisan, mempersiapkan diri untuk berdoa bersama sebelum memulai makan.

"Doa dulu, ya, sebelum kita mulai makan," kata Ibu sambil tersenyum.

"Baik, Ibu," jawab Athar dan Luana serempak.

Doa pun dipanjatkan dengan penuh khidmat, mengiringi suara bedug yang berkumandang di toa masjid. Setelah doa selesai, mereka pun memulai proses berbuka puasa dengan meneguk segelas air putih dan beberapa butir kurma, sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW.

"Alhamdulillah, bisa berbuka puasa bersama-sama," ucap Ayah dengan suara penuh syukur.

Semua pun mulai menikmati hidangan yang telah disiapkan dengan penuh kasih sayang oleh keluarga. Suasana ruangan dipenuhi dengan tawa, obrolan, dan kebahagiaan yang tak terkira, menciptakan momen yang tak terlupakan bagi Athar, Luana, dan seluruh keluarga besar.

"Makan bersama keluarga besar memang paling menyenangkan," ucap Aunty sambil tersenyum. 

Setelah puas menikmati hidangan, mereka semua berbaur untuk menjalankan shalat Maghrib bersama-sama, memperkuat hubungan spiritual mereka sebagai keluarga besar. Suasana kebersamaan dan keakraban masih terasa begitu kuat bahkan setelah berbuka.

Setelah shalat, mereka menghabiskan waktu dengan berbincang-bincang, berbagi cerita, dan saling tertawa. Athar dan Luana merasa begitu bahagia bisa berbagi momen istimewa ini dengan seluruh keluarga besar mereka.

"Ini merupakan momen berbuka puasa yang indah bersama keluarga tercinta?" kata Luana, tersenyum manis.

"Benar sekali, Lu. Ini adalah momen yang sangat berharga bagi kita semua," sahut Ayah, penuh kebahagiaan.

Malam berlalu dengan penuh kehangatan dan kebahagiaan di rumah Kakek dan Jidah. Ketika tiba waktunya untuk pulang, Athar dan Luana merasa begitu beruntung memiliki keluarga yang selalu mendukung dan mencintai mereka.

Mereka pulang dengan hati yang penuh kebahagiaan, membawa kenangan indah dan kasih sayang dari malam berbuka puasa bersama keluarga besar mereka. Semoga momen seperti ini selalu terulang dan mempererat ikatan kasih sayang di antara mereka sekeluarga.

Dengan itu, cerita tentang berbuka puasa bersama keluarga besar di rumah Kakek dan Jidah pun berakhir, meninggalkan kesan yang mendalam dan memori yang tak terlupakan bagi Athar, Luana, dan seluruh keluarga mereka.

0 Comments:

Posting Komentar