Awalnya Saya ingin memberi judul tulisan ini dengan judul Malam Selasa bersama Cang Ato. Namun diakhir materi belajar menulis Cang Ato menuliskan kalimat yang mengubah sudut pandang saya. Jadilah judul tulisan ini Menulislah setiap hari dan lihatlah rezeki menghampiri.
Judulnya memang sebelas dua belas dengan motivasi menulis dari Guru Blogger Indonesia, hanya berbeda dibelakang kata lihat saja. Walaupun berbeda dua kalimat motivasi tentang menulis tersebut memberikan pesan yang positif bagi siapa saja yang membacanya.
Kembali ke Cang Ato!
Awal menulis Cang Ato dimulai gara-gara ada yang ramai tentang literasi. Kata literasi seakan-akan mengusik beliau, sehingga beliau memberanikan diri berkelana ke dalam dunia maya untuk mencari apa itu literasi? beliau dapatkan postingan tentang pelatihan menulis PTK. beliau tidak sia-siakan dan ikut pelatihan tersebut. Di sinilah Cang Ato kenal dengan bang Namin, om Jay, om Dedi, om Dian kelana, dan lainya.
Kegigihan Pria Betawi Cakung dalam berliterasi tidak sampai disini. Sekitar tahun 2015-2016 beliau mengikuti berbagai acara diantaranya, yaitu: penulisan PTK, public speaking, dan writing Camp bath 6.
Bahkan guru MTsN 5 Jakarta ini setiap liburan sekolah selalu mencari pelatihan walaupun berbayar dan jauh dari rumah serta harus meninggalkan keluarga berhari-hari. Pelatihan demi pelatihan yang diikutinya menghasilkan sebuah buku Antologi yang merupakan buku pertamanya. Buku Antologi tersebut diberi judul Bukan Guru Biasa.
Buku Antologi |
Pada Desember 2017 Cing Anto ikut pelatihan Madia Guru di daerah Cipanas. Dari pelatihan ini beliau menghasilkan buku solo perdana "Mengejar Azan" buku yang bercerita tentang perjalanan hidup dalam menuntut ilmu.
Buku Solo Perdana |
Saking bangganya hingga seorang teman pelukis dipinta olehnya untuk melukis buku ini. Hasil lukisannya dipajang di ruang tamu rumahnya, dijadikan bukti sejarah bagi hidupnya.
Badai Tornado bernama GBS
Namun untung tak dapat diraih, tetiba badai Tornado memporak porandakan kebahagiaan Cang Ato. Tepatnya tanggal 19 Juli 2018 Seluruh badan beliau lumpuh tak bisa bergerak bahkan napaspun tak bisa. Hanya menyisakan kepala dan kelopak mata yang bisa digerakkan.
GBS! Apa itu GBS? Guillain Barre Syndrome. Sebuah penyakit yang mematikan seluruh syaraf sampai napaspun harus dibantu dengan mesin ventilator dan oksigen. Satu tahun tubuh beliau lunglai, tidak bergerak sama sekali. pulang dari rumah sakitpun masih dalam kondisi sakit dan masih memakai oksigen. Dengan kepasrahan dan kesabaran istri dan keluarga, akhirnya mulailah tangan kiri beliau bisa kembali bergerak diikuti tangan kanan. Beliau butuh waktu 6 bulan tangan bisa menyentuh wajah, sementara jari jemari masih kaku.
Tidak banyak yang bisa Cing Ato lakukan dengan kondisinya saat itu, kecuali menunggu takdir dan keajaiban dalam hidup. Bayangkan satu tahun setengah beliau benar-benar putus dengan dunia luar.
Bunyi HP Istri
Suatu saat HP Istri Cang Ato berbunyi, beliau meminta perawat untuk meletakkan hp tersebut di atas dada beliau sementara tempat tidur ditinggikan hingga Cing Ato bisa melihat HP tersebut. Berawal dari situlah Cing Ato mulai menyentuh layar HP dengan jarinya, BISA!
Ketika istrinya pulang dari mengajar, Cing Ato meminta HP miliknya. Alhamdulillah HPnya masih ada, hanya saja nomornya sudah tidak aktif lagi. Saat itu juga istri beliau membelikan nomor HP baru untuknya.
Hal pertama yang dilakukan Cing Ato ketika HPnya kembali aktif adalah mencari akun Facebooknya. Butuh waktu tiga hari untuk Cing Ato agar bisa menemukan kembali akun Facebooknya. Sejak itulah beliau menuliskan kisahnya dan diposting pada blog pribadi atau halaman Facebooknya. Dari postingan tersebutlah sahabat, teman serta muridnya mengetahui kondisi Cing Ato.
Tema Motivasi
Akhirnya sehari-hari Cing Ato dihabiskan dengan banyak menulis. Tulisan yang Cing Ato tuliskan bertemakan motivasi. Bukan tanpa alasan Cing Ato mengangkat tema tersebut, karena cerita yang Cing Ato tuliskan banyak direspon dan ditunggu oleh banyak follower beliau.
Setelah Ba'da Subuh Cing Ato menuliskan kisahnya sampai pukul 07.00. Bahkan Cing Ato terkadang menulis karena memang tidak bisa berhenti menulis. Jika kehabisan ide, beliau membaca buku, melihat televisi, YouTube, tulisan orang lain, ikut mendengarkan pak Mario Teguh, pak Ari Ginanjar bahkan beliau mendengarkan topeng, lenong, lagu Betawi karena kebetulan beliau sedang menulis cerita Betawi.
Semua tulisan beliau share ke Facebook dan blog. Alhamdulillah, banyak yang senang dan menunggu tulisan berikutnya. Bahkan banyak teman literasi berdatangan. Karena saya share keseluruh group guru.
OmJay
Di tengah perjalanan menulis, tiba-tiba ada orang yang Cing Ato kenal menghubungi beliau lewat WhatsApp dan vicall. Siapa dia? Sudah tidak asing bagi beliau yaitu bapak Wijaya Kusuma (OmJay).
Lalu OmJay memasukkan beliau ke dalam group pelatihan menulis gelombang 8. Walau dalam kondisi sakit belaiu mengikuti sebatas kemampuannya. Ketika lelah, beliau berhenti untuk mengikuti pelatihan, tetapi materi beliau simpan saja di wordpress.
Cing Ato tidak setor resume, tetapi ilmunya beliau pakai untuk memperkaya tulisan. Maka lahirlah dua karya secara bersamaan.
Menulis itu mengalir begitu saja. Hingga beliau sendiri juga bingung dibuatnya. Ya, seperti dalam mimpi saja. Hingga terkadang bertanya pada diri sendiri, "ini tulisan saya apa bukan," ucap beliau.
Menulislah setiap hari dan lihatlah apa yang terjadi. Turunan dari kalimat sakti OmJay terbukti ampuh. Gara-gara menulis dalam kondisi serba keterbatasan para youtuber menghampiri. Mereka tertarik dan katanya apa yang Cing Ato lakukan sangat menginspiratif.
Tips Menulis dari Cing Ato
Dari pengalaman yang Cing Ato lakukan ada beberapa langkah yang harus diketahui sebagai penulis pemula. Di antaranya, yaitu:
- Tulis apa yang kita bisa dan kuasai Menulis apa yang kita bisa akan memudahkan kita untuk menulis. Mulailah dengan satu paragraf terlebih dahulu. Tidak usah terlalu panjang. Gunakan bahasa yang sederhana, yang terpenting bisa dibaca dan dipahami.
- Mulailah dari apa yang pernah kita alami. Menulis yang pernah kita alami menulisnya lebih mudah tanpa harus mengeluarkan energi yang menguras pikiran.
- Buat tema agar focus dalam tulisan.
- Kudu buat target dalam menulis.
- Kudu punya semangat. Jangan berharap apa yang kita inginkan akan tercapai. Jika tidak ada faktor semangat.
Salam Literasi
Salam Indrakeren
Memang selalu bisa menembak dari sisi yang berbeda Bung Indra ini....mantap jadinya. Lanjutkan....
BalasHapusLuar biasa kisah cang ato
BalasHapusYa Tuhan kuasaMu tak terselami, karena Engkau selalu menolong n memskai setiap orang sesusi rencanaMu sampai yg tak berdayapun Engkau jadikan saluran berkatMu kpd orang lain. Sy bangga n terinspirasi semoga berkatMu terus mengalir lewat keaktifan menulis Cang Ato trs jd berkat bg org lain.
BalasHapusMasya Allah..
BalasHapusHermin,
BalasHapusLewat perjalanan kehidupan seorang ayah berusia 60 tahun bersama kedua orang putranya berumur 9 tahun n 7 tahun di perantauan. Mereka ditinggal ibu yg telah menikah dengan seoang laki-laki sebagai tebusan hutang dr pihak keluarga ibu itu. Kepedihan n kepahitan kehidupan makin menghimpit ayah n anak2nya. Akhirnya mengambil keputusan untuk kembali ke kampung halaman yg ditinggalkn pd muda sebelum menikah sekitar 40 tahun yg lalu. Sesampainya mereka dikampung halaman, yg disambut baik oleh keluarga besar kedengaran perasaan kegirangan kami tdk menyangka kamu masi hidup. Mereka bertiga mwmulai hari2 hidup baru bersama saudara perempuan yg sdh tinggal berdua karena 4 orang anak sudah dewasa n sudah menikah. 2 tahun tinggal bersama ayah meninggal lalu kedua org anak tetap tinggal bersama bibi 1 tahun kemudian ayah 4 org anak itu terjatu di pematang sawah n tulang pahax pata. Itu kejadian 4 tahun yg lalu n masi hidup sampai sekarang. Jelasx sejak itu peran sbg ayah dlm keluarga sbg pencari nafkah digantikan keduan ponakan yg sdh yatim itu. Sambik menjalani masa pendidikan mereka jg menjadj pencari nafka utk memenuhi kebutuhan sehari2 bersama paman yg adh lumpuh sejak jatuh. Kedua anak ini cukup memahami keberadaan mereka dlm rumah. Tak kenal lelah bekerja di sawah, kebun n membantu bibi beternak. Sayangnya mereka susah dapat bantuan karwna alasan kartu keluargax tdk jelas. Saya sdh mencoba usulkan ke pemerintah setempat namun tdk ada hasil sampai sekarang. Kenyataan banyak siswa yg orgtuax mampu memviayai anak2x ttp mereka yv menyia-nyiakan sedang ke2 anak bersaudara ini betul2 mandiri dlm kerja keras demi kebutuhan sehari-hari n kebutuhan pendidikan meteka. Semoga dpt menjadj inspirasi bagi banyak siswa seperjuangan mereka.
Luar bisa kisah Cak Atong
BalasHapus