Selasa, 23 Maret 2021

"GILA" MENULIS

Apa yang terlintas di kepala kita jika membaca kata GILA? Pasti jawabannya beragam yaaa, sesuai dengan sudut pandanganya masing-masing. Menurut KBBI gila/gi·la/ 1 a sakit ingatan (kurang beres ingatannya); sakit jiwa (sarafnya terganggu atau pikirannya tidak normal). Namun kata GILA juga sering digunakan sebagai mengungkapkan perasaan suka [terlanda perasaan sangat suka (gemarasyikcintakasih sayang)]. Misalkan contoh Beberapa bulan ke belakang Indra sangat Gila menulis, hingga ia lupa waktu. Kata Gila yang digunakan pada kalimat bercetak miring merupakan perasaan yang mengungkapkan rasa gemar.

Berbeda lagi dengan artikel yang saya baca pagi ini. Artikel yang ditulis oleh seorang Ibu yang bernama Nuraini Ahwan yang berjudul GILA. Ibu Guru asal Lombok ini mengartikan kata GILA dengan menjadikannya sebuah akronim yang menarik, bahkan akronim tersebut bisa dikatakan mudah diingat bagi saya yang merupakan penulis angin-anginan... hehehehehe.

GILA terbagi menjadi dua suku kata GI dan LA, menurut Ibu Guru yang memiliki motto "Menjadi Guru Yang Dirindukan Siswa, Bekerja Cerdas, Ikhlas dan Tuntas" GILA yang ia miliki memiliki arti Gali Ide, Langsung Action. Mudah diingatkan akronimnya dan seharusnya bisa diterapkan.

Gali Ide

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata gali adalah keduk. Arti lainnya dari gali adalah keruk. Sedangkan Ide memiliki arti ide /idé/ n rancangan yang tersusun di dalam pikiran; gagasan; cita-cita.

Nahh... dari hasil mengeruk KBBI online saya mendapatkan arti dari Gali Ide, yang jika disimpulkan Ide merupakan hal dasar dari menulis (menurut saya yaa...), bahkan saat kita menulis tidak memiliki Ide, itu sudah merupakan Ide menulis. Hanya saja Ide menulis itu muncul tiba-tiba dan tidak sempat kita tuliskan, sehingga Ide tersebut menguap begitu saja hingga terlupakan. 

Jangan dibaca! bisa bikin penasaran : Indera Manusia Detektif Menulis

Lalu kenapa harus di Gali, bukannya Ide itu suka muncul tiba-tiba! Karena tiba-tiba maka Ide harus di Gali. Tujuannya adalah agar otak kita terbiasa berfikir dan memberikan tugas kepada jemari untuk segera menuliskannya. Pada akhirnya Ide menulis tidak hilang sebelum dituliskan. 

Langsung Action

Terkadang kita akan menunda Ide yang sudah ada. Bahkan Ide yang sudah kita tuliskan dalam bentuk catatan kecil akan hilang, karena tidak langsung dituliskan. Jika hal itu terjadi pada diri kita (teruntuk kepada saya) maka jangan heran jika kegiatan menulis akan membuat GILA beneran. hehehehehe...

Terkadang yang menghambat kita tidak bisa Langsung Action adalah waktu yang selalu dijadikan alasan. Tidak ada waktulah! Waktu tidak ada! Ada waktu tidak! seperti itu kan alasannya!!! Sama seperti saya. 😂

Satu solusinya adalah buat jadwal yang harus dipatuhi! (ini solusi yang saya buat, akan tetapi saya juga belum bisa menjalankan solusi ini.... hhaahhahaha). Bapak Akbar Jainuddin pernah memberikan Rel Menulis kepada saya. Di dalam rel yang diberikan beliau saat itu ada sub materi yang mengharuskan kita membuat jadwal menulis. Hal itu diperlukan agar kita bisa Langsung Action menuliskan Ide kita. Apalagi jika Ide menulis kita sudah menjadi Table Of Content maka kalimat Langsung Action dari Ibu Nuraini Ahwan sangat dipperlukan. 

So....!!
Apakah siap GILA? hmmm.... ragu yaa! Saya ganti pertanyaannya Apakah kita siap GILA MENULIS? Jawabannya terserah saya dan terserah anda yang membaca tulisan ini, karena GILA MENULIS tidak bisa dipaksakan. GILA MENULIS harus muncul dari diri sendiri. 

Selamat GILA MENULIS

Salam Kenal
Salam Literasi
Salam Indrakeren

5 Comments:

  1. Woooowwwww....akronim yang syarat motivasi...
    Tulisan bang Indra mah selalu kereeennn sekeren namanya...👍👍👍

    BalasHapus
  2. Betul pa Indra. Saya termasuk orang yg belum bisa gila..
    He he, gila menulis maksudnya...

    BalasHapus
  3. Saya ga mau gila, biasa aja pak Indra...hehe

    BalasHapus
  4. Waaw menarik sekali pak Indra... Gila( gali ide langsung action). Sip..semangat..

    BalasHapus
  5. Gila lu ndera, idenya luar biasa gila. Saya bisa ketularan nih (maaf aksen betawinya begitu. Nek Kebumen ya beda maning. Carane enggonku, enggone inyong, gemblung yakin, bocah kae le pinter pol-polan. idene ana bae luh.)

    BalasHapus