Selamat pagi... selamat pagi... selamat pagi...
Semoga pagi ini kita bisa produktif menulis seperti tulisan yang ditulis Ibu Mayor. Semoga pagi ini kita masih memiliki semangat menulis seperti Cang Ato. Semoga kita bisa menggerakkan 3H dalam diri (Heart, Hand, Head) untuk melakukan kalimat yang OmJay sebarluaskan diseluruh komunitas guru, "Menulislah setiap hari ..." lanjutannya bisa teman-teman isi sendiri.... hehehehhe!
Lalu apa yang harus kita tulis? Menulis apa hari ini? Hari ini menulis apa?
Terpaksa saya tuliskan kembali sebuah kalimat yang kemarin saya gunakan dalam tulisan saya yang berjudul Paksakan! Tulis apa saja boleh. Dalam tulisan saya tersebut ada sebuah kalimat "Seakan-akan idenya ada, tapi kemauannya yang tidak ada. Kenapa ini yaa?" Pernah merasakan hal ini tidak!
Saya mencoba mencari jawabnya dengan cara berjalan-jalan di dunia maya, channel youtube yang saya tuju lebih tepatnya. Tiga puluh menit saya jalan-jalan di dunia maya sampai tidak terasa keringat mengucur membasahi tubuh ini, hehehehe canda..canda! Tidak ada yang menarik! Namun ada satu judul channel Youtube yang tidak berhubungan dengan tulisan ini, tapi judulnya memberikan inspirasi kepada jarimisterindra. Judul videonya "cewek menguasai indera". Menarikkan judulnya? tidak yaa! Serius tidak menarik! Jika tidak menarik paling tidak lucu deh... boleh yaa!
Sebenarnya isi video tersebut berbeda dengan ide tulisan ini, namun menurut saya bisalah dikait-kaitkan. Seperti yang kita ketahui dan yang dipereteli dalam video tersebut bahwa indera manusia itu ada lima yaitu Penglihatan, Penciuman, Perasa, Pendengaran dan Peraba. Kelima indera yang manusia miliki ini bisa menjadi detektif untuk mencari ide menulis. Tidak percaya! Lanjut bacanya yaaa...
Menulis menguasai Indera
Seperti sang detektif yang mencari sebuah solusi terhadap masalah yang dihadapinya. Indera manusia juga bisa digunakan untuk mencari sebuah ide dalam menulis. Contohnya yaaa...
- PenglihatanIni adalah indera yang paling dekat dengan penulis. Sebagai contoh saya pernah menuliskan sebuah artikel dengan judul botol. Botol tersebut merupakan benda yang saya lihat pertama kali saat ingin memulai menulis. Akhirnya jadi sebuah tulisan berisikan tiga paragraf yang biasa saja.
Jadi apa yang sudah teman-teman lihat hari ini? Coba dituliskan pasti akan jadi sebuah tulisan. Yaaa... iyalah, masa jadi makanan.... hehehe - Penciuman
Nah ini juga menarik. Indera yang tugasnya merasakan bau-bauan di sekitar kita juga bisa dijadikan ide menulis. Terus terang saya belum pernah menuliskan sesuatu yang diawali dari mencium sesuatu.
Namun pagi ini saya mencium sesuatu yang tidak sedap saat bangun pagi. Awalnya saya biasa saja dan melanjutkan tidur. Tapi apa daya indera penciuman yang biasa kita kenal dengan sebutan hidung ini terus mentransfer informasi tentang bau-bauan yang diciumnya ke otak. Sehingga mengakibatkan indera penglihatan tidak bisa lagi bersantai untuk terus memejamkan kedua kelopak matanya. Penciuman hidung memang luar biasa, ditengah remangnya suasana kamar, hidung masih dengan leluasa mencari dimana sumber bau yang mengganggu bulu-bulu halusnya. Sampai akhirnya hidung berhenti pada satu titik yang merupakan sumber dari bau tersebut. Hmmm... ternyata anus dede mengeluarkan zat sisa dan menimbulkan bau yang tidak sedap.
Nah itu ide menulis yang didapat dari Detektif penciuman. Bagaimana mudahkan? Dicoba yaaa di rumah... hehehehe - Peraba
Selain indera penciuman, indera peraba juga belum saya gunakan. Indera ini jarang digunakan sebagai ide menulis karena fungsinya tersamarkan dengan indera penglihatan. Apa yang kita pegang, tentunya diawali dengan proses yang namanya melihat, barulah setelah itu indera peraba mengeksekusi apa yang dilihat oleh mata sesuai perintah dari otak.
Saya belum bisa memberikan contohnya, karena memang saya tidak merasakan ide dari detiktif peraba ini. Mungkin nanti atau esok hari detektif peraba memberikan ide menulis dari hasil temuannya. Atau ada pembaca setia jarimisterindra yang telah menemukan ide dari detektif perabanya, boleh disebarluaskan! - Pendengaran
Apa yang Saya dengar belum tentu Anda dengar? Oleh karena itu detektif pendegaran merupakan salah satu peluru kita untuk menulis.
Seperti pagi ini Saya mendengar suara adzan, mendengar cuitan burung, mendengar raungan suara knalpot motor, mendengar suara televisi yang sedang memutarkan film nussa yang merupakan kesukaan dua bocil di rumah dan masih banyak lagi yang saya dengar.
Pernah saya menulis dari apa yang saya dengar. Ide menulis saat itu datang saat detektif pendengaran mendengar suara jatuhnya rintik hujan ke atas genting. Yang ternyata suaranya tidak sama seperti lagu hujan yang liriknya diawali dengan tik..tik..tik. Tulisan itu saya berikan judul Genting yang Terkejut. - Perasa
Finally!!! Terakhir adalah Detektif Perasa. Perasa disini secara umum adalah indera pengecap atau tongue jika dituliskan dalam bahasa inggris.
Apa yang bisa kita tulis dari detektif perasa? Tentunya jawabannya sederhana, semua yang berbau makanan bisa dituliskan. Mulai dari apa yang kita makan bisa dijadikan ide menulis. Tulisan bisa tentang rasanya, teksturnya, atau menebak bumbu apa yang digunakan dari makanan yang sedang dimakannya. hehehehee...
Siapa yang suka makan, boleh nih detektif perasa dijadikan senjata utama dalam menulis.
Sudah lima senjata menulis yang diberikan oleh indera manusia detektif menulis. Jika kelima senjata tersebut masih menghambat proses menulis maka yang salah adalah Saya yang memang malas menulis... hahahahahahhaa.
Salam Kenal
Salam Literasi
Salam Indrakeren
Keren nih metode menulisnya.. mantap Pak...hehe
BalasHapusTerimakasih Pak
HapusYa, kelima indera berfungsi semua ya pak dgn satu tujuan, :)
BalasHapusIya Bu Dahlia...
HapusMenuju muara yang sama yaitu menulis
Hmm...indera memang keren ya..., bisa jadi detektif juga 😊👍
BalasHapushehehehe... iya siapa dulu indera...
Hapussehat selalu Nini
Maha Agung Allah yang menciptakan 5 indera itu..
BalasHapusAllahuakbar...
HapusMasya Allah keren tulisannya Pak Indra tentang kelima indera detektif manusia. Tulisan mengalir deras dan enak dibaca, tau-tau sudah habis tulisannya.
BalasHapusAlhamdulillah...
Hapussehat selalu Bu Arnita
Keren idenya pa..
BalasHapusTerimakasih Ibu Kartini
Hapus