Rabu, 31 Maret 2021

Proses Menulis

Menurut tulisan yang diposting Ditta Widya Utami, beliau mengatakan pada tahun 2015 ada 30.000 buku yang diterbitkan. Didapat sebuah pertanyaan apakah 30.000 judul buku sudah masuk kategori banyak? Hmm, mari kita cek. Berdasarkan data sensus BPS, pada tahun 2015 jumlah penduduk Indonesia adalah 255,18 juta jiwa. Artinya, dari sekitar 8.500 penduduk, hanya 1 orang yang menerbitkan buku. Oh, no!

Jika diruntut dari paragraf pertama dalam artikel ini. Sampai di akhir Maret sudah sembilan bulan saya menulis. Dari hasil menulis tersebut lahirlah beberapa artikel yang bisa dibaca di blog sederhana ini. Dari proses menulis tercipta tiga buah buku Antologi yang dituliskan bersama-sama dengan teman literasi. Dari kegiatan menulis ini tertulis nama Muhammad Indra Wahyuddin di sampul buku yang menyatakan ia adalah penulisnya. Sampai tulisan ini dibuat masih ada beberapa artikel yang siap disatukan menjadi sebuah buku.

Dalam proses yang sembilan bulan ini saya bisa produktif menulis. Proses ini bisa dilakukan atas dasar pandemi, hal itu yang mendasari saya bisa berlama-lama menari bersama jemari saya di atas papan ketik. Pandemi juga yang mempertemukan saya dengan sobat literasi digital. Sobat literasi yang berada di sabang hingga marauke. 

Jika dipikirkan secara sederhana, seharusnya kegiatan menulis ini bisa saya lakukan sejak lama. Namun pada kenyataannya menulis hanya saya lakukan sebagai bagian kecil dari aktifitas saya. Seandainya kegiatan menulis sudah saya tekuni, pasti sudah banyak buku dengan nama saya tersusun di rak buku di sudut ruangan rumah saya. 

Ahhh... tapi sudahlah. Nikmati saja prosesnya saat ini, masa lalu dijadikan introspeksi diri agar menjadi lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Sembilan bulan saya menikmati proses menulis. Saya menemukan sebuah garis lurus, dimana saya memulai kegiatan menulis. Proses menulis tersebut saya ilustrasikan seperti gambar di bawah ini:


Gambar di atas menunjukkan proses menulis versi jarimisterindra. Proses yang didapat dan dirangkum menjadi satu alur proses menulis. 

  1. Bisa

    Proses menulis pada dasarnya BISA dilakukan oleh siapa saja, hanya saja tidak berani untuk menaikkan levelnya. Seakan-akan kegiatan menulis berhenti di dalam buku atau menulis di papan tulis dan akan terhapus. Padahal seandainya kebisaan menulis yang sudah dimiliki dikembangkan saya yakin akan banyak hal positif yang tertuang dalam tulisannya.

  2. Ikut Komunitas

    Pengembangan menulis yang sudah bisa tersebut, jika bergabung dengan komunitas pasti semangat menulis akan berkobar. Seperti nyata api disaat kegelapan, pastinya akan menerangi kegiatan literasi. Karena dengan bergabung bersama komunitas, semanat kita akan berlari mengikuti peserta lain di dalam komunitas tersebut.

  3. Punya Blog

    Komunitas itu seperti buku yang mana harus ada pencil sebagai alat tulisnya. Maka di dalam komunitas kita perlu memiliki blog sebagai alat tulis digital kita. Membuat blog cukup mudah banyak cara atau tutorial gratis yang bertebaran di dunia maya. Tinggal kita memilih yang berbayar atau memakai yang gratisan.

  4. Mau

    Hal berikutnya yang tidak kalah penting adalah mengubah sumber daya yang ada menjadi kemauan untuk menulis. Yaa.. MAU menjadi hal yang paling penting dalam kegiatan menulis. Karena dengan bisa kemudian ikut komunitas serta sudah memiliki blog, namun kita tidak MAU untuk menulis, maka satu katapun tidak akan tertuang dalam blog. Oleh karena itu kemauan untuk menulis perlu dijaga dengann dibuatkan jadwal menulis pribadi. Tujuannya agar kita tetap teratur menulis.

  5. Niat Kuat

    Niat dalam KBBI memiliki arti tujuan, kehendak, janji atau cita-cita untuk melakukan sesuatu. Nah.. ini menarik, ternyata kemauan untuk menulis saja belum cukup untuk kita melakukan kegiatan menulis. Perlu adanya Niat yang kuat agar kemauan yang sudah dimiliki beserta elemen bisa, komunitas dan blog terlaksana. Karena menurut saya kemauan itu baru berada diantara bibir saja, belum sampai ketahap ingin melakukan. Dengan Niatlah kita bisa mengubah kemauan menjadi melakukan.

  6. Mulai Menulis

    Terakhir, Jika niat sudah terbentuk dengan kuat. Kegiatan menulis akan mengalir seperti alliran sungai yang mengalir. hal-hal yang mengikuti dalam proses menulis selanjutnya seperti ide, tema, judul, TOC, serta sampul buku itu akan mengikuti alur hingga tulisan tersebut sampai titik terakhir.   
Keenam proses menulis di atas, merupakan rangkuman perjalan menulis yang saya temukan dalam diri saya. Dimulai saya menyadari bahwasanya saya bisa menulis. Hanya saja dahulu kemampuan menulis saya hanya sebatas konsumsi pribadi yang dilakukan hanya untuk menunjang aktifitas harian. 

Berkumpul dengan komunitas dan memiliki blog membuka peluang saya untuk berkarya. Berkarya secara sederhana dengan menulis dengan sepuluh jemari yang siap menari di atas papan ketik

Kemauan untuk memulai serta mengumpulkan niat untuk tetap berada dalam konsistensi menulis membuat saya berani mulai menulis. Menulis apa saja yang saya mau, menulis yang saya ingin, menulis dari yang saya dengar, lihat, cium, dan rasakan. Semua hal itu kini bisa dituangkan dalam tulisan dengan cepat. Waluapun tentu saja masih ada kekurangan dibeberapa sudut literasi yang saya tulis, seperti ejaan dalam penulisan itu hal yang paling mendasar. Hal itu akan memerlukan proses untuk menjadi benar, sekarang yang harus dilakukan adalah menulis saja setiap hari dari apa yang kita inginkan dan mempublikasikan tulisan kita ke komunitas menulis.

Salam Kenal
Salam Literasi
Salam Indrakeren

2 Comments:

  1. Keren ya pak,namun terkadang masih merasa sulit menemukan ide, untuk mengawalinya pun terkadang berat,dengan adanya tulisan ini semoga semakin termotivasi.terimakasih, wah....ga capek nih jalan teruss

    BalasHapus
  2. Blognya keren tulisannya mantulll 👍🏻👍🏻👍🏻

    BalasHapus