Selasa, 02 November 2021

Membangun "Jempol" digital space yang aman untuk Anak

Jempolmu harimaumu (haaauuumm), seberapa keras jempolmu mengaum, seberapa lincah jempolmu berpindah dari layar satu ke layar yang lain. Tahukan jempolmu akan sesuatu yang "ia" tuju pada setiap informasi yang ada pada gawaimu. Mengertikah jempolmu akan hal tersebut! Apakah kamu yakin jika jempolmu tahu dan mengerti akan hal tersebut? tentunya tidakkan! Jadi siapa yang harus tahu dan mengerti atas jejak digital yang kamu tinggalkan? So, iya kamu 😉, Setiap jejak digital yang kamu lalui, tentunya akan berbanding lurus dengan tanggung jawab diri akan hal tersebut.  

Lalu bagaimana jika pengguna jempol adalah seorang anak yang masih perlu bimbingan orangtua? Siapa yang harus bertanggung jawab terhadap jejak digital yang dilalui jempolnya? Hayoo ... siapa? atau adakah petunjuk/bimbingan/guideline untuk memahami penggunaan jempol di dunia digital untuk anak? 

Jawaban dari semua tanya pada paragraf di atas akan terjawab dalam resume sederhana ini. Resume dari pelatihan Guru Motivator Literasi Digital hari Senin, 1 November 2021. Pelatihan yang mendatangkan narasumber hebat dibidang literasi, yaitu Guru Blogger Indonesia atau yang biasa disapa Om Jay. Beliau membawakan materi hebat berjudul Membangun Digital Space yang aman untuk Anak. Mari simak resume sederhana ini 😊

Om Jay membawakan materi yang sangat bermanfaat bagi pada pengguna digital. Materi yang telah memberikan wawasan dan keilmuan mengenai pemanfaatan media digital yang bijak dan aman bagi anak. Karena peningkatan dunia tekhnologi digital tidak dipungkiri akan berdampak pada kebiasaan  anak, dan menjadi peran orang tua serta guru untuk bijak menyikapi dan memberikan arahan.

Berdasarkan pertemuan semalam, ada 4 hal dalam literasi digital yang harus kita kuasai, sehingga kita bisa menyampaikannya kepada peserta didik kita, yaitu kecakapan digital, budaya digital, etika digital dan keamanan digital. Arti keempat hal literasi digital tersebut dapat pada gambar di bawah ini?


Kemudian bagaimana kita membangunnya? Om Jay menjelaskan untuk membangun Digital Space yang aman untuk anak ada beberapa cara diantarana : 

Pertama kita mengajak anak untuk memahami perkembangan dunia digital yang terus berkembang. Kedua kita  harus memahami psikologi anak dan perkembangannya dalam dunia digital. Ketiga, Kita harus menyadarkan anak tentang apa saja resiko kejahatan pada anak dan keempat bagaimana cara aman dan nyaman beriunternet bersama keluarga tercinta.

Sangat menarik keempat cara yang diberikan Om Jay dalam membangun digital space yang aman untuk anak. Mengapa sangat menarik? karena kedekatan anak pada gedjet tampaknya lebih dekat daripada ke ayah bundanya. Oleh karena itu peran orangtua dalam membangun Digital Space yang aman untuk anak sangat penting!

Anak-anak kita adalah anak-anak kelompok yang rentan terhadap berbagai kejahatan digital. Tidak semua orang baik ada dalam dunia digital kita. Salah satunya adalah jangan biarkan anak-anak kita mengumbar data pribadi di media digital atau media sosial.

Ketidaktahuan dan ketidakmampuan menggunakan media digital dengan baik dan benar, membuat mereka menjadi korban kejahatan media digital. Bahkan banyak juga orang dewasa yang menjadi korbannya. Kita harus mulai belajar di media digital serta mencari banyak informasi tentang hal tersebut.

Orangtua adalah garda terdepan

Banyak orang saat ini tidak memahami bahkan tidak peduli akan bahaya yang dapat mengancam anak-anak kita. Itulah mengapa kami membuka kelas GMLD, walaupun kominfo juga telah melaksanakan berbagai webinar literasi digita secara masif di setiap kota dan kabupaten setiap hari di internet. Kominfo melakukan, dan kita bantu supaya makin banyak yang faham betapa penting MELEK Literasi Digital...

Kita terkadang dengan mudah saling berbagi informasi termasuk data yang sifatnya pribadi kepada orang yang baru dikenal. Akibatnya data privasi dapat disalahgunakan oleh pihak yangtidak bertanggung jawab. Apalagi bila mereka masih anak-anak. Data privasi kita dengan mudah diperjual belikan oleh mereka yang tdk bertanggung jawab di media digital

Dari hasil survey Google bersama Trust dan Safety research pada bula Februari 2021, ada 51% orang tua di Indonesia merasa khawatir tentang keamanan digital anak. Bahkan ada 42% orangtua mengkhawatirkan 3 hal yaitu keamanan informasi anak, anak-anak menerima konten yang tdk pantas, dan anak-anak menerima perhatian dari orang yang tdk dikenalnya. Jika orangtua tidak waspada, masa depan anak bisa hancur lebur. Oleh karena itu mari berliterasi digital, agar semakin bannyak orang Indonesia yang melek teknologi digital.

Tips digital space aman untuk anak

Tips dari Om Jay tentang digital space yang aman untuk anak dapat dipelajari memulai kiat-kiat berikut ini :
  1. be Smart, tidak menyebarkan informasi sensitif seperti nomor telepon, passport/KTP, password, dan alamat rumah
  2. be Alert, jangan mudah percaya dengan hal yang tidak masuk akal, jauhi phising dengan tidak meng-klik link sembarangan
  3. be Strong, gunakan password yang sulit agar tidak mudah diretas baik untuk akun maupun gawai, biasakan menggunakan two step authentication
  4. be Kind, sadari aktivitas online yang kita lakukan, untuk mencegah terbentuknya rekam jejak yang membuatb kita rawan jadi target kejahatan digital.
  5. be Brave, kenali dan cegah bentuk-bentuk kejahatan di ruang digital.

Oleh karena itu agar aman berinternet bersama anak, orangtua harus dapat menjaga komunikasi dengan anak, bekali diri dan terus belajar. Gunakan fitur dan aplikasi untuk menjaga keamaanan anak di internet. Buat aturan bersama dan terapkan konsekuensinya. Menjadi teman, ikuti anak di media sosial dan jangan berlebihan. Jelajahi, berbagi dan bermain bersama anak. Jadilah teladan digital yang baik sehingga anak akan menjadikan orangtuanya rule model, agar anak akan mencontoh hal baik yang ada pada diri orangtuanya. Mari menjadi orangtua yang peduli terdahap dunia digital space anak.

Salam Kenal
Salam Literasi
Salam Indrakeren
See You Tomorrow 😉

14 Comments: