Tiga puluh menit sebelum program selasa berbagi Lagerunal dimulai. Indra sang penulis pemula sudah mempersiapkan diri di depan laptop kesayangannya. Suasana ruangan kelas juga sudah dibuat agar kondusif. Kondusif dari kemungkinan gangguan yang akan terjadi. "Cklek", canda Indra dalam hati, yang seakan-akan mengunci pintu agar tidak ada sembarang orang yang bisa masuk. "Ketuk pintu dulu" pikirnya sambil tersenyum sendiri. baca juga:
- Tema dan Premis dari Pak Bianglala
- Alur dan Tokoh dalam Cerita
- Tantangan saya terima
- Makin penasaran Menulis Fiksi
- Materi terakhir Menulis Fiksi itu Mudah (coming soon)
Gregetaaann!!! Detik jam terus bergerak, Lirikan mata selalu tertuju kepada benda bulat yang diapit oleh presiden dan wakilnya. Indra sudah tidak sabar untuk mengikuti program selasa berbagi. Pada kesempatan kali ini yang akan menjadi pembicaranya adalah Pak Bianglala. Pak Bianglala merupakan sosok penulis yang kaya akan diksi dan penuh kejutan dalam setiap tulisannya. Jadi tidak salah program selasa berbagi Lagerunal kali ini diisi olehnya.
"Mohon maaf utk kelancaran dan agar lebih fokus, grup sy tutup sementara. Trims." Pesan Pak Sucipto menandakan program selasa berbagi Lagerunal akan segera dimulai.
Moderator membuka acara, megucapkan salam pembuka serta memberikan profil singkat narasumber kali ini. Indra yang sudah menunggu dari tadi langsung membaca kemudian mendownload profil narasumber tersebut. "Akhirnya acara yang ditunggu mulai juga" pikirnya.
"Tok...tok...tok..."
Berbarengan dengan narasumber mengucap salam pembuka, diwaktu yang sama di luar kelas ada seseorang yang mengetuk pintu. Indra mengabaikan ketukan pintu dan tetap fokus menjawab salam dari narasumber walaupun yang mengucapkan salam hanya mengucapkan dalam bentuk teks.
“Tok... tok… tok…”
Ketukan kedua terdengar lagi dari luar kelas. Indra masih mengabaikan ketukan kedua. Berusaha membaca setiap teks dan gambar yang sudah diposting dalam waktu yang bersamaan. File berbentuk gambar tentang materi menulis fiksi itu mudah berhasil dibacanya dengan rasa ingin tahu yang semakin penasaran.
“Tok… tok… tok… “
Suara ketukan yang ketiga terdengar semakin besar. Bisa diperkirakan hentakan tangan sedikit agak cepat dan bertenaga sehingga tanpa sengaja pintu terbuka.
“Maaf, Mister Indra ada Papa Firdaus ingin bertemu” kata Miss Rani.
“Siap, makasih ya Miss” jawab Mister Indra, sambil fokus menatap layar laptop.
Indra mulai berdiri namun matanya masih tetap fokus membaca kiriman materi dari Pak Bianglala. Kaki kiri sudah mulai melangkah namun kaki kanan agak berat untuk mengikuti. Pada akhirnya Indra memutuskan untuk duduk menyimak materi kembali.
Cukup lama Indra duduk sambil membaca materi yang dikirimkan. Tanpa terasa materi yang dibaca oleh Indra sudah sampai bagian akhir.
“Tok… tok… tok…” Miss Rani sudah mengintip dari sela-sela pintu yang terbuka.
“Mister, Maaf ada Papa Firdaus” bisik Miss Rani dari depan pintu.
Indra hanya melirik dan menunjukkan Ibu Jarinya sebagai tanda siap. “Mister, ada Papa Firdaus” celetuk Miss Rani lagi memastikan. Celetukan Miss Rani menggerakkan badan Mister Indra untuk segera bangkit namun arah bola mata masih tertuju pada layar laptop.
Melihat Mister Indra masih fokus pada layar laptopnya Miss Rani mulai menaikkan nada suaranya “Mister! Papa Firdaus sudah menunggu sejak 30 menit yang lalu” sambil menunjukkan mata yang melotot, lalu berbalik entah kemana.
Indra yang terkejut dengan sikap Miss Rani, segera bangkit untuk menemui Papa Firdaus, walaupun begitu Indra masih menyempatkan melirik kalimat yang dikirimkan Pak Cip sebagai moderator di WA Group, beliay mengatakan “baik sobat Lage, menarik sekali ilmu yang dibagi pada program #selasaberbagi kali ini. Untuk yang ingin bertanya boleh japri ke WA saya.”
Dari balik pintu receptionis terlihat Papa Firdaus yang sedang duduk menunggu. Sejauh yang terlihat oleh Mister Indra suasana akan biasa saja. “Ada apa Papa Firdaus datang setelah jam belajar selesai dan tidak ada konformasi terlebih dahulu” gumam Mister Indra dalam hati.
“Selamat sore Papa Firdaus, maaf ada apa ya? Dadakan tanpa ada konfirmasi.” tanya Mister Indra
“Selamat sore Mister Indra. Iya Mister, sekalian lewat dan memang ada yang ingin saya tanyakan kepada Mister.” jawab Papa Firdaus sambil bangun dari duduknya.
Kedatangan Papa Firdaus ke Sekolah ingin menanyakan perihal Ijasah. Ijasah Firdaus yang diberikan beberapa bulan yang lalu ternyata ada kesalahan penulisan. Tulisan Firdaus yang seharusnya menggunakan “s” ditulis dengan menggunakan huruf “z”.
“Apakah hal tersebut bisa diperbaiki ya mister?” tanya Papa Firdaus diakhir penjelasannya.
“Waduh, Saya minta maaf atas kesalahan penulisan ini Papa Firdaus. Hal tersebut mungkin dikarenakan kesalahan dari pihak penulis Ijasah. Berdasarkan pengalaman kami, kesalahan penulisan pada ijasah bisa diperbaiki. Namun, memang tidak bisa diganti dengan Ijasah yang baru. Perbaikan akan dilakukan dengan memberikan surat keterangan bahwa Ijasah yang mengalami kesalahan merupakan milik Firdaus, yang keterangan kesalahannya akan diperbaiki di dalam surat keterangan tersebut” jawab Mister Indra tentang pertanyaan Papa Firdaus.
“Maaf Mister, kenapa tidak bisa diganti yaa. Padahal yang salahkan pihak sekolah.” kata Papa Firdaus dengan mimik yang tidak puas dengan jawaban Mister Indra.
“Maaf ya Papa Firdaus, sejauh pengalaman Saya mengurusi hal seperti ini, memang solusi yang diberikan dari pihak Dinas seperti itu. Itupun pengalaman yang saya dapatkan 5 tahun yang lalu.” jawab Mister Indra lagi.
“Begini Mister Indra, pokoknya saya ingin Ijasah Firdaus diganti dengan yang baru. Saya agak cukup keberatan jika ijasah Firdaus nanti hanya beruoa surat keterangan dari Dinas” kata Papa Firdaus lagi sekarang dengan agak yang menyudutkan.
“Pasti kami akan bantu Papa Firdaus, namun keputusan tentang penggantian Ijasah yang memutuskan pihak Dinas” jawab Mister Indra dengan maksud menenangkan..
“Jadi kapan saya bisa ambil Ijasah Firdaus yang sudah diperbaiki” tanya Papa Firdaus lagi
“Saya belum bisa memastikan, Jika nanti sudah ada informasi terkait, saya akan hubungi Papa Firdaus” ucap Mister Indra lagi.
“Bagaimana sih, yang salahkan pihak sekolah, namun sekolah tidak bisa memberikan kapan ijasah yang sudah diperbaiki bisa diambil” kali ini Papa Firdaus bersuara agak meninggi dengan mimik muka yang keras.
“Iya Pa… “ ucap Mister Indra yang terpotong oleh ucapan Miss Rani.
“Papa Firdaus maaf memotong, kami akan membantu sebisa kami. Berikan waktu kami satu minggu untuk memproses perbaikan ijasah milik Firdaus. Jika bisa selesai lebih cepat kami akan kabari.” cerocos Mis Rani yang ternyata dari tadi ada di depan pintu receptionis.
“Ok, Saya tunggu kabar dari Miss. Miss siapa mohon maaf” jawab Papa Firdaus
“Rani” jawab Miss Rani memperkenalkan diri
“Baiklah kalau begitu saya permisi, terimakasih Mister Indra atas penjelasannya dan terimakasih Miss Rani atas bantuannya. Saya permisi.” Ucap Papa Firdaus yang langsung meninggalkan sekolah.
Indra hanya bisa melihat tingkah Miss Rani yang sedang memasang wajah ramah kepada Papa Firdaus yang sudah mulai menjauh dari sekolah.
“Seminggu mana bisa Miss” tanya Mister Indra “Bagaimana caranya” tanya Mster Indra lagi memburu jawaban dari Miss Rani.
“Tenang Mister, kalau Rani bisa bantu, kira-kira bisa dapat makan siang gak nih… hehehehe” jawab Miss Rani sambil tertawa dan masuk ke dalam Sekolah.
Indra yang masih dalam keadaan bingung atas ucapan Miss Rani, hanya bisa mengikuti langkah Miss Rani ke dalam Gedung Sekolah. Tanpa percakapan Indra hanya mengekor terus mengikuti langkah Miss Rani. Sampai akhirnya Miss Rani berhenti di dalam kelas yang sedari tadi ditinggalkan Mister Indra. Kelas yang di dalamnya terdapat laptop yang menyala. Layar laptop masih belum berganti sejak Mister Indra meninggalkan ruangan ini 1.30 menit yang lalu.
“Materinya keren Mister, bikin Cerita Fiksi. Ternyata, Jika Tema dan Premisnya sudah dbuat, Cerita Fiksi jadi mudah untuk dikembangkan yaa” ujar Miss Rani yang ternyata sepeninggalan Mister Indra, Ia ikut belajar di laptop tersebut.
“Dari kapan Miss ada disini, bukannya tadi ngeloyor pergi” tanya Indra yang terkejut akan penjelasan Miss Rani tadi.
“Iya tadi Rani balik lagi ke kelas Mister Indra, untuk memastikan Mister udah menemui Papa Firdaus apa belum. Terus Rani iseng lihat Laptop Mister, ternyata pas Rani lihat ada tampilan Menulis Fiksi itu Mudah, ya udaahhh Rani putuskan untuk duduk menyimak dan ternyata keterusan. He” jawab Miss Rani seraya merapatkan kedua telapak tangannya di dada sebagai tanda permintaan maaf.
“OK...OK.. Skip dulu tentang menulis. Sekarang bagaimana memperbaiki Ijasah dalam waktu 1 minggu. Jangan sok tahu ya Miss atau jangan bilang Miss lagi becanda” kata Mister Indra dengan sedikit memaksa Miss Rani untuk menjelaskan caranya.
“Tenang Mister. Misterkan pernah bilang kalo cara baik-baik gak bisa, maka kita harus melakukan cara atau solusi yang mensolusikan. Jawab Rani sambil menginpersone omongan dan gaya Mister Indra.
Sebelum Mister Indra mengucapkan kata. Miss Rani langsung menjelaskan maksud serta solusi untuk masalah yang sedang dihadapi Papa Firdaus. Yang akhirnya menjadi masalah untuk Mister Indra.
“Jadi Mister, yang Ijasah Firdaus yang salah itu kan hanya hurus “z” dan huruf “s” nya saja. Jadi menurut Rani itu mudah saja mengatasinya” cerocos Rani yang semakin ke-PD-an.
“Trus… “ jawab Mister Indra.
“Jadi gini Mister, tunggu sebentar Rani akan ambil alat dan bahannya dulu. Wait ya Mister” ucap Rani yang langsung pergi mengambil alat-alat yang dibutuhkan.
Kurang dari 5 menit Rani sudah kembali ke kelas Mister Indra. Kali ini Rani masuk tanpa mengetuk terlebih dahulu. Tidak ada bunyi “tok… tok… tok…” saat Rani masuk dengan alat-alat yang genggamnya. Alat-alat yang dibawa oleh Rani, langsung diletakkan di atas meja. Tisu, Catter serta Papan Jalan dipersiapkan Rani untuk membantu kesulitan Mister Indra.
“Ini Mister alat-alatnya” ucap Rani sambil tersenyum penuh percaya diri.
“Trus…” jawab Mister Indra mulai penasaran.
“Gini ya Mister” ucap Rani lagi
Rani langsung melakukan kepiawaiannya dalam hal memperbaiki Ijasah. Rani meletakkan Ijasah Firdaus yang salah di atas papan jalan, kemudian menjepit Ijasah tersebut. Setelah itu, Rani membersihkan Ijasah tersebut dengan tisu. Setelah merasa yakit bahwa Ijasah Firdaus sudah bersih, maka yang dilakukan Rani adalah mengambil Cutter dan mulai mengarahkan ujung catter ke arah Ijasaha Firdaus yang sudah dijapit di papan jalan.
Saat ujung Cutter hampir menyentuh permukaan Ijasah milik Firdaus, “Weeeiii..wweeii...weeeii… Lu gila ya Ran, masa Ijasah lu mau sobek pakai cutter, cuma gara-gara salah tulis “s” jadi “z”.” ucap Mister Indra panik sambil menahan tangan Rani yang hendak mengarahkan ujung cutter ke arah ijasah milik Firdaus.
“Tenang Mister, Mister duduk aja diem-diem, perhatikan dan nanti kalau sudah beres, Mister pasti akan traktir Rani makan HokBen.. Heheeh” canda Rani, sambil meledek Mister Indra yang mukanya sudah mulai pucat.
“Jangan becanda Lu, Ran” ucap Mister Indra masih belum yakin dengan apa yang akan dilakukan Rani.
Rani mengacuhkan ucapan Mister Indra dan melanjutkan proses perbaikan Ijasah milik Firdaus.
Ujung Cutter sudah mulai menyentuh kertas Ijasah milik Firdaus. Huruf “z” yang merupakan huruf yang salah, secara perlahan dikerok perlahan dengan menggunakan cutter. Sesekali kertas yang telah dikerok dibersihkan dengan menggunakan tisu oleh Rani. Mister Indra yang melihatnya memasang wajah khawatir, takut jika ujung cutter tertekan terlalu dalam yang mengakibatkan Ijasah milik Firdaus sobek. Jika sampai sobek, solusi yang diberikan Rani akan menjadi masalah baru. “Hadeeeehhhh” gumam Mister Indra dalam hati, sambil mengusap mukanya yang sedari tadi tidak ada keringatnya.
“Sebentar lagi nih Mister, jadi nih HokBen.” ucap Rani yang sudah hampir menyelesaikan proses menghilangkan huruf “z” pada ijasah Firdaus.
“Kok bisa sih Lu, Ran” ucap Mister Indra.
“Miss, Mister. Kan paniknya sudah lewat” canda Rani sambil tertawa.
Iya, Kok bisa sih Miss” ucap Mister Indra lagi.
“Bisa donk, kan ilmunya dari Mister. Jika cara baik-baik tidak bisa dilakukan, maka cara yang lain harus dicoba, walaupun bikin deg-degan yaaa Mister” jawab Rani seraya terkekeh.
Memang benar apa yang dilakukan Rani. Huruf “z” di Ijasah Firdaus sudah hampir hilang. Rani melakukannya dengan lembut. Bahkan bisa dikatakan sempurna, hampir tidak terlihat jika huruf “z” tersebut pernah ada di kertas Ijasah milik Firdaus.
“HoKBen… Yeeeeee” teriak Rani setelah menghilangkan huruf “z” pada Ijasah milik Firdaus.
“Hebat Lu, Miss” ucap Mister Indra “Kok bisa sih, kepikiran aja Lu, Miss” ucap Mister Indra lagi.
“HokBenn.. HokBenn.. Rani tunggu di depan ya Mister” celetuk Rani sambil meninggalkan Mister Indra sendiri di kelasnya.
Sambil melihat Rani keluar dari kelasnya, Mister Indra masih belum percaya tentang apa yang dilihatnya. Huruf “z” pada Ijasah milik Firdaus sudah hilang, hilang seperti tidak pernah dituliskan disana.
Tanpa banyak berfikir tentang bagaimana Miss Rani melakukannya. Mister Indra segera mengambil pulpen untuk menuliskan hurus “s” pada Ijasah milik Firdaus.
“Selesai. Alhamdulillah. Terimakasih Miss Rani” ucap Indra dalam hati.
“Raniii, tunggu di depan Mister. HokBen..HokBen.” teriak Rani dari luar kelas.
“Baiklah sobat lage, mantap sekali materi hari ini. Terimakasih Mazmo yang telah memberikan materi tentang Menulis Fiksi itu Mudah. Semoga kita semua bisa menjawab tantangan yang diberikan Mazmo. Demikian acara selasa berbagi kali ini. Saya sebagai Moderator undur diri. Wassalamualaikum.” tulisan Pak Cip pada WA Group yang dibaca oleh Indra.
“Hari ini benar-benar selasa berbagi. Pak Bianglala berbagi ilmu, ilmu diterima oleh Indra dan Miss Rani. Kemudian Miss Rani berbagi ilmu tentang memperbaiki Ijasah yang salah tulis, saya memperhatikan dan akhirnya sekarang saya harus mentraktir HokBen untuk Mis Rani.” ucap Indra di dalam kelas sambil membereskan barang-barangnya.
“Ting...tung...ting..tung…HokBen...HokBen, udah di depan nih” WA dari Miss Rani yang dibalas dengan gambar jempol oleh Mister Indra.
Premis : Seorang penulis pemula ingin sekali menambah ilmu literasinya dari narasumber hebat, namun "tok..tok..tok.." suara ketukan pintu bisa saja menghambat keinginannya.
Pengenalan Cerita
Pak Guru Indra yang sedang semangat-semangatnya belajar menulis. Pada kesempatan tersebut ada materi yang ditunggu-tunggu oleh Pak Guru Indra. Materi tersebut adalah Menulis Cerita Diksi yang akan disampaikan oleh Pak Bianglala
Awal Konflik
Waktu penyampaian materi yang berbarengan dengan waktu pulang dari tempat kerja, membuat Pak Guru Indra bimbang. Bimbang akan mengikuti atau pulang.
Menuju Konflik
Pak Guru Indra mengambil keputusan untuk bertahan di Sekolah untuk mengikuti penyampaian materi Menulis Fiksi di depan laptop.
Konflik Memuncak atau Klimak
Moderator sudah siap memulai membuka pelatihan. Pak Guru Indra juga sudah siap mendengarkan materi yang disampaikan. Sampai akhirnya pintu di ketuk oleh Miss Rani, Ia mengatakan ada orangtua murid yang ingin meminta sharing pendapat tentang perkembangan peserta didik. Pak Guru Indra dengan berat hati namun tetap tersenyum ramah melayani perminataan orangtua tersebut..
Penyelesaian Konflik
Konsultasi orangtua selesai dengan menyisakan janji yang diberikan Miss Rani. Namun solusi yang diberikan Miss Rani terbukti jitu, sehingga masalah terselesaikan dengan sempurna. Pak Guru Indra segera mengemasi barang-barangnya dan segera menepati janji kepada Miss Rani.
PENOKOHAN
Protagonis : Pak Guru Indra (Seorang Guru yang ingin meningkatkan kompetensinya dalam dunia menulis, khususnya cerita fiksi.
Antagonis : Orangtua Murid (Tiba-tiba datang membuyarkan rencana Pak Guru Indra).
Tritagonis : Miss Rani (Memberikan solusi cemerlang)
Figuran : -
Latar/Setting
Lingkungan sekolah
Sudut Pandang : -
Sinopsis : -
Salam Kenal Salam LIterasi Salam Indrakeren
Wow..... kereeeeen banget.... speechless dech, pokoknya top banget..
BalasHapusWaaw luar biasa benar benar kereen..mantab.. Pak indra..
BalasHapus