Rabu, 20 Januari 2021

Alur dan Tokoh dalam Cerita Fiksi

Ciledug - Menulis Cerita Fiksi!! Apa bisa? Pasti bisa donk. Lah wong cuma tinggal tulis aja, beres!! Jadi deh cerita fiksinya.




Apa iya menulis Fiksi semudah membaca kalimat di atas? Jika memang mudah, kenapa banyak penulis yang kesulitan menuliskan tentang cerita Fiksi?

Kebingungan dan keraguan dalam menulis fiksi akan dibahas pada program #selasaberbagi kali ini. Program #selasaberbagi merupakan sebuah program menulis yang diselenggarakan komunitas menulis Lagerunal. Dalam program tersebut para peserta akan mendapatkan sharing ilmu dari peserta yang siap membagikan ilmunya. Pada kesempatan kali ini yang akan memberikan materi menulis adalah Pak Bianglala, beliau merupakan penulis cerita fiksi terbaik yang ada dalam Lagerunal. 

Pak Bianglala mengawali paparan kali ini dengan mengingatka kembali kepada peserta. Hal yang diingatkan adalah pemberian materi dari beliau pada bulan lalu yang berjudul Tema dan Premis. Materi kali ini adalah kelanjutan dari materi sebelumnya, jadi bagi yang belum sempat mengikuti atau terlupa tentang materi sebelumnya bisa melihat kembali resumenya disini.

Pak Bianglala memberikan satu persatu gambar paparannya yang kali ini membahas tentang Alur dan Penokohan. Menurut beliau Alur/plot kita buat di awal untuk menjaga agar tulisan kita tidak melebar ke mana-mana. Selain itu, alur/plot akan menjadi dasar bagi kita untuk membuat kerangka cerita.

Selain alur/plot, di awal menulis cerita fiksi sebaiknya kita juga mempersiapkan penokohan. Kenapa penokohan penting untuk dituliskan? Agar kita bisa mengetahui kekuatan dan kelemahan karakter yang kita buat. Dengan kekuatan (positif) dan kelemahan (negatif) kita akan mudah membangun cerita. Sekaligus juga untuk menghindari tokoh yang 'sempurna'. Kenapa tokoh sebaiknya dibuat tidak 'sempurna'? Tujuannya agar manusiawi dan cerita kita menjadi logis.

Bahkan dalam cerita fiksi genre fantasi sekalipun tidak ada yang benar-benar sempurna. Catatan untuk penokohan yang masih sering salah kaprah adalah tokoh protagonis adalah tokoh baik. Padahal sejatinya protagonis itu adalah tokoh utama dalam cerita. Tokoh utama bisa saja baik maupun jahat. 

Kalau tokoh utama jahat, lalu bagaimana dengan tokoh antagonisnya? Tetap saja, ya, tokoh antagonis adalah tokoh lawan dari protagonis. Artinya kalau tokoh protagonis jahat, berarti tokoh antagonisnya adalah baik.

Untuk lebih jelasnya saya akan lampirkan slide powerpointnya, sebagai berikut :


Diakhir pertemuan Pak Bianglala memberikan tantangan kepada seluruh peserta untuk membuat sebuah cerita berdasarkan Alur/plot dan penokohannya. Tunggu tulisan saya berikutnya yaaa, dalam menerima tantangan dari Pak Bianglala.

Mau lihat Tantangan yang saya tulis, Klik Disini Yaa!!!.

Salam Kenal
Salam Literasi
Salam Indrakeren

3 Comments:

  1. Mantap. Terimakasi materinya. Saya memang tidak ikut materi tema dan premis Pak Indra.

    BalasHapus
  2. Terimakasih pak saya yg tertinggal bisa mendapatkan ilmu dari sini. Semoga bermanfaat

    BalasHapus