Pembelajaran Tatap Muka atau biasa dikenal dengan PTM dikalangan pendidik belum juga bisa terlaksana. Kalaupun terlaksana namun memiliki arti yang berbeda. PTM yang bisa terlaksana pada masa pandemi seperti sekarang ini merupakan Pertemuan Tatap Maya. Bukan menatap Mba Maya yaaa, itu beda lagi. Tatap Maya yang dimaskud pada tulisan ini adalah bertemu secara online/digital.
Jika ditarik mundur hingga awal pandemi, mungkin pertemuan tatap maya tidak secanggung dahulu. Sekarang pertemuan tatap maya sudah menjadi hal yang wajar. Semua jenjang pendidikan khususnya, harus melakukan pertemuan tatap maya ini sebagai media penyampaian pembelajaran.
Untuk mendukung pertemuan tatap maya para guru berlomba meningkatkan kompetensi diri. Belajar secara mandiri atau belajar dengan mengikuti webinar yang diadakan pemerintah atau swasta, pelatihan webinar berbagai maupun gratis bisa dijadikan alternatif cara meningkatkan kompetensi.
Entah sudah berapa banyak aplikasi yang bisa digunakan para guru dalam pembelajaran tatap maya ini. Whatsaap, Zoom, Quizizz, G-Meet, Google Classroom, Blog, Youtube dan masih banyak lagi media yang sudah dikuasai oleh para guru pada jaman pandemi ini.
Memang jika dilihat dari sisi efektif atau tidaknya, pembelajaran tatap maya tidak bisa dikatakan efektif sepenuhnya. Pasti akan terlihat kekurangan disana-sini dalam prosesnya. Penyampaian yang kurang maksimal, pemahaman anak yang ala kadarnya, kuota yang selalu dijadikan kambing hitam (padahal untuk main games kuota tersedia) dan masih banyak lagi penilaian kekurangan yang terjadi pada pembelajaran tatap maya.
Padahal pertemuan tatap muka yang terjadi pada masa sebelum pandemi juga bisa dicari kekurangannya. Namun tetap saja saat itu pembelajaran berjalan seperti sedia kala. Guru yang cakap meningkatkan kompetensi akan meraih prestasi. Bagi guru yang menjadi follower dan banyak mengeluh dengan bersembunyi diabalik kata "tidak bisa/tidak mau" akan tetap menjadi follower selamanya.
Toh pada akhirnya sama saja. Pertemuan tatap muka atau Pertemuan tatap maya akan berdampak baik atau buruk sesuai dari guru yang menjalankannya. Jika guru yang menjalankannya baik, maka akan tercipta peserta didik yang memahami materi dengan baik. Sebaliknya jika guru yang mengajar ala kadarnya, maka akan tercipta peserta didik yang tetap baik. Mengapa keduanya baik di mata peserta didik, karena peserta didik akan selalu menilai baik kepada gurunya.
Oleh karena itu, stop mengeluhkan kapan pembelajaran tatap muka diadakan. Stop mengkambing hitamkan pembelajaran tatap maya membosankan dan memberatkan. Dimanapun berada guru bertugas sebagai vasilitator antara pengetahuan dan peserta didik. Apapun metodenya pembelajaran tatap muka atau pembelajaran tatap maya, guru harus memberikan yang terbaik untuk peserta didik. Karena, peserta didik selalu menilai baik kepada guru yang mengajarkannya.
Selain itu, kita sebagai manusia yang tinggal di bumi. Sekiranya terus memanjatkan doa agar pandemi bisa segera berakhir. Selalu mendukung kebijakan positif petinggi dalam upaya memutus rantai penyebaran virus korona dengan selalu melaksanakn 3M (memakai masker, menjaga jarak serta mencuci tangan pakai sabun dengan air yang mengalir).
So! No PTM, No Problem.😁
#PTM, #pembelajarantatapmuka, #sukadukaPTM, #Juli2021Challenge.
Salam kenal
Salam Literasi
Salam Indrakeren
See You Tomorrow
0 Comments:
Posting Komentar