Mari kita renungkan isi dari sila ke-4 sebelum membaca tulisan ini sampai titik terakhir. "Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan". Sudah direnungkan! Apa yang bisa kita rasakan dari kalimat yang tertulis pada sila ke-4?
Banyak bertebaran di dunia maya tentang isi dari sila ke-4. Mulai dari tidak boleh memaksakan kehendak, mengutamakan musyawarah untuk kata mufakat, menghormati keputusan yang sudah dibuat, bertanggung jawab secara moral dan kepada Tuhan YME, dilakukan dengan hati nurani serta akal sehat dan memberikan kepercayaan kepada wakil yang diberikan kepercayaan untuk menjalankan amanah yang diberikan.
Butir pengamalan musyawarah untuk mencari solusi berkehidupan ternyata juga bisa diterapkan dalam lingkup yang lebih kecil dan sederhana. Contohnya di lingkungan sekolah! Sebentar lagi awal ajaran baru dimulai, awal ajaran baru kedua dalam kondisi pandemi. Di awal pembelajaran tentunya ada sebuah diskusi kecil untuk menentukan penanggungjawab kelas.
Penanggung jawab kelas ini biasanya terdiri dari ketua kelas, wakil ketua kelas, sekretaris dan bendahara. Keempat anak ini nantinya akan bertugas selama satu tahun ajaran. Pemilihan wakil kelas ini dipilih secara sukarela jujur dan adil tanpa adanya paksaan oleh seluruh siswa di kelas.
Para siswa diberikan kesempatan untuk mengajukan diri sendiri atau mengajukan seorang teman yang ingin dijadika calon perwakilan kelas. Perwakilan yang sudah mengajukan atau dipilih akan mengikuti proses pemilihan dengan cara voting. Perwakilan kelas yang mendapatkan voting terbanyak akan menjadi ketua kelas yang syah!
Ilustrasi di atas merupakan sebuah aturan yang umum dan sering ditemukan. Hal yang lebih seru lagi sebenarnya akan terjadi setelah pemilihan ini selesai. Perwakilan kelas yang terpilih akan membuat program kerja selama setahun. Program inilah yang akan menjadi bahan diskusi dan pertentangan oleh anggota kelas.
Peran Ketua kelas yang dibantu jajarannya, serta dilindungi oleh Wali kelas sebagai penasehat harus bisa membuat keputusan yang diterima para anggota. Ingat yaa! keputusan yang dapat diterima, tidak harus terbaik!
Dari situasi tersebut kita bisa mengambil pelajaran. Peran sila ke-4 dalam pancasila dapat dijadikan pegangan, dapat dijadikan pengingat diri bahwa setiap pengambilan keputusan yang kita buat, harus berdasarkan kesepakatan bersama yang harus dapat diterima bersama.
Pengambilan keputusan bukan terjadi saat pemilihan ketua kelas saja. Tentunya sila ke-4 bisa menjadi dasar untuk mengingat bahwa Pancasila sudah mengajarkan, bahwa musyawarah untuk mendapatkan kata mufakat itu perlu.
#HariKesaktianPancasila
#AISEIWritingChallenge
#Juni2021Challenge
Salam Kenal
Salam Literasi
Salam Indrakeren
See You Tomorrow
Iya Bu,,, saya belajar menjabarkan pointer menjadi sebuah kalimat atau paragraf...
BalasHapusHmmm... tapi ada juga beberapa pembaca yang lebih suka tulisan berpointer...
hehehe... akhirnya semua tentang selera