Jumat, 02 Juli 2021

Sila ketiganya kebablasan

Persatuan Indonesia. Yaa... seperti itu isi dari sila ke-3. Maknanya jelas untuk mempersatukan Bhineka Tunggal Ika, Berbeda-beda tapi satu jua. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, tidak kurang tujuh belas ribuan pulau yang ada dalam NKRI. Walaupun ada empat pulau yang sudah tidak bersatu dalam sila ke-3. Kenapa yaaa keempat pulau tersebut tidak sila ke-3? Jawabannya cari sendiri di google 😋

Dari Sabang sampai Marauke, dari Miangas sampai Pulau Rote. Kalimat tersebut sering diucapkan oleh para pemimpin negeri untuk kita dengarkan ketika membuka sebuah pidato kenegaraan. Jumlah pulau yang banyak, tentunya akan diikuti dengan jumlah penduduk yang banyak pula. Penduduk yang banyak tentunya tidak hanya dihuni oleh satu suku saja. Tercatat suku yang mendiami bumi pertiwi sebanyak seribuan suku yang tercatat pada BPS tahun 2010.

Baca juga : 

Sila Pertama jangan cuma teori! ~ Jari Mister Indra

Banyak penduduk, banyak suku tentunya juga banyak isi kepala yang perlu disatukan. Oleh karena itu sila ke-3 harus diamalkan. Yaa... diamalkan, bukan hanya dibaca saat upacara bendera dikibarkan.

Persatuan, awalnya adalah satu yang berarti utuh dan tidak terpecah-belah. Arti lebih luasnya, yaitu berkumpulnya macam-macam corak dari berbagai kalangan, ras, budaya, dan adat istiadat dalam masyarakat yang bersatu dengan serasi. Indah banget yaa arti persatuan yang sebenarnya 😍

Baca Juga :

Yakin! Sudah Sila ke Dua. ~ Jari Mister Indra

Pastinya kita sering membaca atau pernah melaksanakan apa yang diinginkan sila ke-3 dalam pancasila. Misalkan dalam keluarga, Ayah dan Bunda menyatukan pikiran untuk menciptakan keluarga yang SAMAWA. Dalam bermasyarakat diadakan kegiatan yang dalam mempererat tali silaturahim antar warga dengan diadakan gotong royong bekerja bakti. Ada pula dalam dunia kerja, para warga perusahan atau instansi bersatu dalam mensukseskan tujuan yang sama. Hmmmm... indahnya kebersamaan dalam sila ke-3! Thanks

Kebablasan jadinya!

Enak benar jika melihat praktek sila ke-3 dijalankan dengan sungguh-sungguh berlandaskan sila pertama dan kedua. Locchhh... tunggu-tunggu! apa hubungannya sila pertama dan sila kedua dengan sila ketiga. Broo... Pancasila itu saling keterkaitan antara sila-sila di dalamnya, jadi untuk menyempurnakan satu sila, harus sempurna juga sila yang lainnya.

Contoh! ingatt yaaa.... ini hanya contoh!! Diumpamakan di sebuah planet yang bernama badut. Di planet badut terdapat beragam profesi, salah satunya adalah Guru. Guru-guru di sekolah badut sangat menjunjung persatuan. Guru di sekolah badut yang terletak di planet badut sangat kompak. Hal kecil maupun besar selalu dilakukan bersama. Sekolah kompak menjadi slogan yang diberikan kompetitor terhadap sekolah badut.

Kekompakan di sekolah badut sudah mendarah daging, Saking kompaknya hal-hal negatifpun disepakati bersama cara menyiasatinya. Salah satu yang disiasati adalah anggaran yang diterima sekolah badut dari planet badut. Anggaran yang sedianya digunakan untuk keperluan sekolah, malah digunakan untuk keperluan sekolah di atas kertas! Ups!!!

Di atas kertas! maksudnya bagaimana? Iyaa anggaran direncanakan, namun tidak dibelikan, tapi dilaporkan dengan keterangan sudah dibelikan. Aseeemmmkan!!! Seharusnya yang benar, barang yang mau dibeli dianggarkan, kemudian barang dibeli sesuai jumlah yang dianggarkan, barang yang sudah dibeli difoto bersama salah satu warga sekolah, terakhir dilaporkan beserta bukti pembayaran.

Harusnya rules-nya seperti itu! Namun rules yang ada dimainkan bersama-sama dengan menggunakan kata persatuan. Seharusnya anggarannya beli pensil satu lusin seharrga 12.000, ehhh ternyata pensilnya gak jadi dibeli, loooohhh kok dipelaporan anggarannya tetap ditulis dibeli, trus barangnya mana? kok duitnya tetap dipakai. Hmmm yang lebih parah lagi hal tersebut disepakati oleh seluruh warga sekolah badut di planet badut. Hehehehe... ada-ada saja permasalahan di planet badut. Semoga menjadi bahan evaluasi bagi kita para penduduk bumi. 

Jadikan persatuan sebagai persatuan yang semestinya. Persatuan yang berdampak manfaat bagi orang-orang yang berada di dalamnya. Jangan biarkan persatuan dijadikan untuk mengambil keuntungan pribadi, atau keuntungan yang dibagi-bagi. Padahal keuntungan tersebut bukan pada porsi yang sebenarnya. Refleksi diri yuk!!!

#HariKesaktianPancasila
#AISEIWritingChallenge
#Juni2021Challenge

Salam Kenal
Salam Literasi
Salam Indrakeren
See You Tomorrow

2 Comments: