Assalamu'alaikum Warrohmatullahi Wabarokatuh
Silaturrahmi itu menambah rezeki, Amin
Selamat Pagi para Pejuang Pendidikan, semoga selalu sehat, semangat, dan bahagia dalam melakukan aktifitas setiap hari serta selamat berwisata membaca di blog sederhana ini.
Cek...Cek...Cek...
Test...Test...Test...
Satu...Dua...Satu...Dua...
Cek...Low...Cek...Low...
Satu...Dua...Tiga...Satu...Dua...
Bagaimana Teman-teman suara saya sudah terdengar jelas.!
Duet Suami Istri - Serumpun Padi
Diiringi suara Piano dan merduanya suara sang Istri, menjadi pembuka pertemuan malam ini. Sosok yang sering dibicarakan oleh beberapa Narasumber, serta sangat menginspirasi bagi kami para pemula dalam dunia menulis hadir pada malam ini.
TENTANG PROFESOR 😉
Prof. Richardus Eko Indrajit, seorang pakar teknologi yang berbakat. Tak hanya sebagai pakar, narasumber berbagai seminar, ia juga seorang akademisi sekaligus penulis puluhan judul buku dan ratusan jurnal ilmiah yang telah dipublikasikan tingkat nasional maupun internasional, serta sekarang sudah merambah menjadi Youtuber yang memiliki subscriber setia.
Motivasi singkat dari sang Profesor sebagai pembuka pertemuan malam ini, pada dasarnya menjadi penulis itu mudah. Termasuk menerbitkan hasil karyanya, yang penting adalah kemauan. Seperti pepatah, dimana ada kemauan, di situ ada jalan.
Perkenalan singkat dengan beliau juga langkah awal pada pertemuan ini. Sosok yang telah menerbitkan lebih dari 50 buku baik berbahasa Indonesia maupun bahasa Inggris ini terkenal dengan pertemanannya, dengan pertemanan tersebut akhirnya beliau dapat berkolaborasi.
Lulusan Teknik Komputer yang rajin menulis ini, memulai menulis karena sangat gemar membaca buku sejak kecil. Karena belajar Sastra juga yang membuat beliau banyak membuat puisi, pantun, dan gurindam untuk menggoda dan mendekati calon istrinya. Hasil dari banyak membaca dan menulis adalah berhasil menggaet artis sebagai istri. Hehehe....
PERTANYAAN PROFESOR 😊
Malam ini seluruh sesi selama dua jam adalah tanya jawab bersama Prof. Eko Indrajit. Malu-malu tapi mau, Mau bertanya tapi segan, Serba bingung dibuatnya. Hehehee, mungkin sedikit lebay, namun itu yang dirasakan. Jari sudah siap di atas keyboard, Otak sudah merangkai kata untuk ditanyakan, namun otot tidak sinkron sehingga pertanyaan tidak juga diluncurkan. Sampai akhirnya Prof. Ekoji yang bertanya... Jeng...Jeng...
Karena belum ada yang bertanya, ijinkan saya bertanya ke anda semua. Apakah yang anda harapkan dengan meluangkan waktu dua jam ini untuk bertemu secara virtual dengan saya?
Jawabannya saya tunggu ya, untuk memastikan saya dapat memberikan sesuatu untuk anda di kesempatan malam yang syahdu ini.
Tentunya para penghuni WAG Belajar Menulis ingin menjawab pertanyaan tersebut, apalagi Saya yakin, hampir seluruh penghuni WAG punya jawaban yang sama, yaitu ingin berkolaborasi dengan Prof. Eko Indrajit, namun apadaya malu menghalangi jawaban tersebut meluncur ke WAG.
ILMU DARI PROFESOR 😍
Pertanyaan mengantri untuk ditampilkan di layar WAG. Satu persatu pertanyan muncul kemudian dijawab dengan jawaban yang lugas dan cerdas oleh Prof. Eko Indrajit.
Bagi Prof. Eko kesempatan menulis bersama guru-guru hebat seluruh Indonesia dan bisa menerbitkan buku bersama, merupakan kesenangan yang luar biasa. Banyak penulis pemula atau penulis yang sudah banyak menulis takut menerima tantangan yang beliau berikan, memang tantangnya bukan main-main, menulis buku dalam waktu 2 minggu itu tantangan yang luar biasa. Namun Prof Eko menjelaskan pengalaman saat bertemu dengan Ibu Presiden Megawati, dalam pertemuan tersebut Ibu Megawati mengatakan "tulis apa saja yang ada di kepalamu. nischaya pasti ada manfaatnya bagi sejumlah orang di tanah air...."
Kata-kata Presiden Wanita tersebut membuat Prof Eko makin sering menulis. Kemampuan menulis dan membaca yang dikenalkan oleh sang Ayah semakin beliau kembangkan dalam bentuk tulisan-tulisan yang hebat. Referensi buku beliau juga tidak main main, Prof Eko membaca banyak karya sastra seperti Layar Terkembang, Siti Nurbaya, Perawan di Sarang Penyamun, dan lain sebagainya.
Cara menabung paling mudah adalah dengan cara berbagi, kalimat yang dijadikan motto hidup oleh beliau. Dengan cara menulislah beliau mengajarkan kepada kita untuk berbagi yang sederhana, karena dari tulisan tersebutlah yang dibaca oleh orang lain akan tersebar kepada orang lain. Cita-cita beliau untuk keliling Indonesia dibayarin orang lain berhasil menjadi kenyataan.
Semua orang bisa menulis, ini serius!!! Bahkan sekarang menulis lebih mudah karena tinggal buka laptop atau gawai, ketik sesuka kita dan sebarkan dengan mudah. Kalau kita senang ngobrol, berarti kita punya bakat menulis, karena yang kita obrolkan pasti bisa jadi bahan tulisan. Jika kita suka berpikir, berarti kita bisa menulis, tuliskan saja apa yang kita pikirkan.
Kita diberikan waktu 24 jam per hari, pasti banyak kegiatan yang kita sudah jadwalkan untuk dikerjakan. Kegiatan yang sudah terjadwalkan kadang suka kita jadikan alasan agar tidak menulis. Padahal untuk menulis cukup berikan waktu sebentar saja, cukup tuliskan 1 halaman sebelum tidur. tulis apa saja yang ada di kepala. Jika itu dilakukan selama 3 bulan, berarti kita sudah bisa membukukan tulisan tersebut.
Tiada Rotan Akar pun Jadi. Menunggu akan menghabiskan waktu yang sia-sia jika tidak melakukan kegiatan yang positif. Keterbatasan seringkali menjadi alasan untuk seseorang untuk bergerak maju, padahal disetiap keterbatasan ada banyak hal alternatif yang bisa dikerjakan. Misalkan dari pada menunggu dan mencemaskan Internet yang belum merata di Indonesia lebih baik kita BERKARYA DALAM KETERBATASAN. Karena beliau yakin semua pemangku jabatan di negeri ini akan melakukan yang terbaik untuk rakyat Indonesia. Merdeka !!!
Ibarat Roda yang berputar, kehidupanpun seperti itu. Rasa senang akan datang, dan jangan lupa Rasa terpurukpun harus disikapi dengan baik agar keterpurukan tidak cepat berganti dengan kesenangan lagi dan pertahankan lebih lama. Prof. Eko sering berkali-kali berada pada posisi terpuruk. Namun pikiran positif membuat keterpurukan menjadi motivasi untuk bangkit. Beliau selalu berfikir bahwa ada jutaan orang yang hidupnya tidak sebenruntung beliau, walaupun beliau dalam keadaan terpuruk. Instrospeksi dan senantiasa bersyukur atas apa yang diberikan Tuhan kepada kita. Tidak penting berapa kali kita jatuh, yang terpenting adalah berapa kali kita bangkit dan memberikan yang terbaik bagi orang lain.
Mengalir saja seperti air, tuliskan dalam bahasa yang sederhana selayaknya berbicara. Setelah jadi baru kita edit pelan-pelan, bahkan kita boleh meminta bantuan teman. Beliau mengawali menulis dengan cara tersebut. Menulis itu meninggalkan ilmu apalagi sekarang menulis sudah di Internet, Ada pepatah ALA BISA KARENA BIASA dan TAK KENAL MAKA TAK SAYANG, pasti tulisan kita cepat atau lambat akan dibaca oleh penduduk Indonesia yang jumlahnya jutaan.
Topik, Tema, Gaya Tulisan itu semua bisa kita pelajari dalam dunia menulis. Kita bisa menulis tentang topik apa saja, misalkan kita memiliki passion IT, buat tulisan IT pasti akan terasa mudah. Namun tidak menutup kemungkinan passion IT untuk menulis topik yang lain. Seperti Prof Eko dan Istri senang dunia Parenting, maka pengalaman parenting mereka yang dituliskan dan akan terlihat lebih natural. Jadi tulislah apa yang kita sukai, apa yang kita sedang pelajari atau kombinasi keduanya.
Setiap kegiatan pasti memiliki kesan, apalagi jika dalam moment yang spesial, pasti kita bisa menceritakan kesan tersebut dan dapat memotivasi kepada orang lain. Buku pertama yang Prof Eko tulis setelah pulang dari Amerika merupakan buku yang sangat berkesan untuk beliau. Dibalik buku tersebut ada perjuangan dalam menghadapi krisis 1998 dan banyak mahasiswa S2 yang kesulitan membeli buku-buku import, Akhirnya para mahasiswa di kelas beliau memintanya untuk meringkas semua buku-buku luar negeri yang dipakai kuliah S2. Jadilah buku pertama Prof Eko yang isinya bunga rampai 50 ringkasan tulisan. Kenapa berkesan? Karena ternyata banyak sekali yang senang dengan buku itu sampai dicetak berkali-kali oleh Elex Media Komputindo. Dari situlah kemudian motivasi beliau menulis menjadi meningkat pesat
Semua kegiatan apapun jika tidak ada dukungan keluarga hasilnya akan hambar. Kenapa hambar? karena tidak ada keterikatan dalam melakukannya. Keluarga juga merupakan hal terpenting untuk sang Profesor, Bagi beliau FAMILY IS EVERYTHING. Keluarga adalah SEGALANYA, dan keluarga adalah NOMOR SATU. Mereka sumber inspirasi, motivasi, dan energi saya. Melalui kehadiran merekalah beliau menemukan cinta Sang Maha Pencipta yang begitu luar biasa. Dari keluarga pula akan tercipta generasi yang memiliki karakter positif untuk masa depan
Klik Link ini, agar kita yakin menulis itu MUDAH
Seperti yang beliau tuliskan, MENULIS itu MUDAH. Apalagi di dunia yang serba klik atau geser seperti sekarang ini. Dahulu kala untuk membuat tulisan kita harus berkunjung ke toko buku satu ke toko buku lain. Sekarang tinggal klik mbahnya internet (sebut google), semua yang kita butuhkan akan disediakan. Media Social berkembang luar biasa, Youtube menjadi totonan utama, jadi mencari literasi pada zaman sekarang itu akan terasa lebih mudah.
Tulisan tidak dimuat, dicuekin, GAWAT !!! 😞 Dulu ada lagu Kasih Ibu yang ada kata-kata begini: "Hanya memberi, tak harap kembali. Bagai Sang Surya, menyinari dunia". Jadi saya tidak khawatir dengan tulisan saya dicuekin atau tidak, karena yang penting saya sudah mencoba memberi yang terbaik dari diri saya. Tulisan tidak dimuat? Sering sekali dulu ketika masih belajar menulis. Dan biasanya bukan karena tulisan kita jelek, tapi karena tidak selaras atau cocok dengan misi penerbitnya.
Tidak Mau Menulis Jangan Menjadi Guru, simple dan menohok sekali kutipan beliau. Menulis yang sudah dikatakan Mudah oleh beliau, namun masih ada saja orang yang memiliki ketakutan untuk memulainya. Prof Eko menjawab dengan lugas dan cerdas, Tidak usah paksa mereka. Tunjukkan saja karya-karya kita. Biasanya dalam hati mereka nanti akan kagum dengan yang kita lakukan, dan mereka akan minta diajarkan. Karena kalau motivasi itu dari dalam diri, akan lebih mudah mengajarkannya. We are what we think. Jadi kalau kita anggap susah, maka akan jadi susah. Tapi kalau kita bilang bahwa kita pasti bisa, akan menjadi mudah adanya.
Plagiatisme memang menjadi musuh bagi pekerja kreatif, salah satunya guru. Namun Plagaitisme dapat diatas dengan membuat tulisan dengan bahasa kita sendiri, menglir saja seperti yang beliau katakan. Jika itu dilakukan pasti tidak akan ada kata yang identik atau persis sama sehingga dinilai plagiat. Nah... Bagaimana jika kata-kata kita ada yang sama atau menyitir karya orang lain, kuncinya adalah tuliskan sumber tulisan yang kita tulis, sehingga tidak dianggap plagiat. Cara terakhir agar kita bisa mengetahui tulisan kita plagiat atau tidak, bisa di cek disini.
Terakhir tantangan dari Prof Eko adalah berkolaborasi dalam membuat tulisan dalam waktu yang singkat. Beliau juga memberikan caranya agar dalam menulis kita memiliki target tulisan yang jelas. Kunci pertama adalah pilih tulisan yang sesuai bidan kepakaran kita dan kunci kedua dibuthkan minimal 2 minggu. Satu minggu adalah membuat 50 halaman ringkasan dari apa yang saya sampaikan di Ekoji Channel, satu minggu berikutnya menambahkan 50 halaman dari berbagai sumber lain untuk memperkaya khazanah pembahasan.
Closing statement beliau sederhana "If you can dream it, you can do it". Ayo bergabung ke September Ceria, dan kita wujudkan mimpi bersama menjadi kenyataan.... Dirgahayu Indonesia yang ke-75. Merdeka !
Teman-teman tantangan sudah di depan, September sudah tinggal besok. Seperti kata Prof Eko "Bersama kita wujudkan mimpi menjadi kenyataan. Ayo Terus Menulis, Ayo Terus Mendukung, Ayo Terus Memotivasi. Ayo Terus Maju bersama untuk mewujudkan mimpi menulis buku menjadi nyata.
Wassalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Salam Literasi, Salam Indrakeren
Selalu keren
BalasHapusnuhun Ibu
HapusKerennnn...
BalasHapusSiip Ibu Keke
HapusKoper kotak isi duren
BalasHapusBlogger kocak, Indra keren
Makan rendang, nasi sebungkus
Tulisan nendang, ilustrasi bagus
Ikan kerapu tak punya capit
Jika ketemu kepengin nyubit
Cakkeeeppp
HapusKomplit pakai telur.
BalasHapusAyam, Daging, Ikan, Sayur dan Teh Manis dipakai juga gak Bu...
BalasHapusHehehe
Terimakasih Bu