Selasa, 06 April 2021

Emosi bukan hanya Marah

Aaarrrrgghhhhh.... Marah nih saya, sakit hati saya!!! Perkara Emosi atau Esmosi saja harus mampir di otak saya. Gara-gara tema menulis huruf "E" yang terlintas di kepala saya malah Emosi. Jadinya saya emosi beneran nih! (😁 Jangan ketawa, meledek saya kau yellow 😡)

Emosi?

Kita sering mengartikan jika emosi itu sama dengan marah. Padalah jika emosi seseorang muncul tidak bisa dikatakan orang tersebut sedang marah. Karena menurut KBBI emosi merupakan (1) luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat; (2) keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis (seperti kegembiraan, kesedihan, keharuan, kecintaan); keberanian yang bersifat subjektif); (3) cak marah;

Mengolah Emosi

Siapkan peralatan yang akan digunakan. Racik semua bumbu agar tercipta kelezatan yang hakiki. Jangan lupa bahan pokoknya diolah sedemikian rupa. Terakhir campur semua menjadi satu hingga tersaji hidangan yang menggoyang lidah para penikmatnya. hahahhah.... ini adalah paragraf yang salah, anda boleh menertawakan saya. Ingat jangan pakai marah yaa! 😁😁, kalau pakai emosi boleh... loch! 😝

Berbicara tentang emosi, ups! menulis tentang emosi maksud saya, memang sangatlah kompleks karena banyak sekali teori tentang emosi yang selalu berubah. Menurut informasi yang saya dapat dari satupersen.net emosi adalah kondisi psikologi yang kompleks yang mencakup tiga komponen berebeda, yaitu pengalaman subjektif, respon fisiologis, dan respon perilaku. Wooowww... tinggi banget bahasanya yaaa.

Sederhananya emosi merupakan kumpulan perasaan terhadap sesuatu yang dipengaruhi respon situasi, perilaku serta kondisi tubuh kita. Ketiga hal tersebut mempengruhi emosi kita dengan caranya masing-masing.

Lalu bagaimana mengolah emosi. Jika emosi yang timbul adalah emosi positif, seperti kebahagian maka mengontrolnya akan sangat mudah. Namun sebaliknya jika yang timbul adalah emosi amarah, maka harus dikondisikan dengan situasi yang ada, seperti : 

  1. Yang pertama adalah kesadaran emosional. Ini maksudnya adalah harus bisa menyadari dan mengetahui emosi diri sendiri dan orang lain, bagaimana mereka mempengaruhi dan emosi apa yang muncul ketika berada di dalam suatu keadaan tertentu. Dengan menyadari kondisi emosional, kita dapat menilai diri lebih baik dan mengambil keputusan yang tepat dalam kondisi tertentu terlepas dari banyaknya emosi yang menghujani. Dengan menyadari dan mengetahui emosi orang lain, atau berempati, kamu dapat mengira-ngira tindakan apa yang dapat diambil dalam situasi tertentu. Terdengar sulit, tetapi kalau terus berusaha menajamkan hal ini, pasti bisa memiliki kesadaran emosi yang baik.
  2. Yang kedua adalah manajemen diri. Ini maksudnya adalah mampu untuk mengatur emosi yang sedang dirasakan, menghindari pemikiran impulsif, dan memanfaatkan emosi yang dirasakan untuk mengambil keputusan yang positif. 
  3. Yang terakhir adalah manajemen hubungan. Ketika kita sudah lebih mahir dalam mengatur emosi diri sendiri, bukan hal yang mustahil bagi kita untuk bisa mengatur hubungan dengan orang-orang di sekitar dengan lebih baik. Kita paham harus berempati pada orang lain. Hal ini akan memberikan informasi-informasi untuk membantu mengambil keputusan dalam menjalani hubungan dengan orang lain. 

Kesimpulannya !

Manusia diciptakan dengan emosi di dalam dirinya. Emosi tersebut bisa membuat seseorang merasakan perubahan dalam dirinya. Jika emosi kesenangan datang, maka orang sekitar pasti akan merasakan kebahagiannya. Namun jika yang datang adalah kebalikannya, yang harus dilakukan adalah mengontolnya agar tidak merugikan banyak pihak. Berfikir positif, bersabar, ikhlas serta perbanyak istighfar dalam mengambil setiap tindakan.

Salam Kenal
Salam Literasi
Salam Indrakeren
See You

#aprilchallengeLagerunal

0 Comments:

Posting Komentar