Kamis, 01 April 2021

Hari Kedua P2KPTK2 : Tugas 2 (Pembelajaran Jarak Jauh - HOTS)

Pelatihan Peningkatan Kompetensi Teknis Guru Jenjang SD Kelas Atas se-Jaksel memasuki hari kedua. Pelatihan kali ini benar-benar menarik, walaupun agak molor sedikit. Namun materi yang disampaikan menutupi kemoloran waktu di awal tadi.

Pelatihan yang dipandu langsung oleh Narasumber hebat bernama Ibu Rosmida dan Ibu Mutiara sangat cair. Materi tentang Pembelajaran Jarak Jauh dengan HOTS amat apik dibawakan. Sehingga para peserta merasakan betul manfaat dari materi hari ini.


Materi yang dibuka dengan pantun oleh Ibu Ros juga sangat baik untuk mencairkan suasana.
Satu Dua Tiga Empat Kucing melompat
Kucing melompat kesebrang kali
Selamat pagi Bapak Ibu yang hebat
Mari kita awali materi hari ini
Ditambah lagi dengan dua buah quote dari Bapak Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantoro serta diikuti dengan kalimat motivasi dari Bapak Menteri Pendidikan Indonesia Nadiem makarim.


Para peserta juga diajak bernyanyi semangat dengan irama Rasa Sayange, hal itu membuat kegiatan lebih berwarna dan menyenangkan.


Sudah ya seru-seruannya, karena sekarang saya ingin menuliskan materi yang Ibu Ros dan Ibu Mutiara sampaikan. Materi tentang HOTS mungkin sudah sering kita dengarkan, namun materi HOTS dalam Pembelajaran Jarak Jauh tentunya memiliki informasi lebih yang patut didengarkan.


Adaptasi PJJ 

Pembelajaran Jarak Jauh mugkin tidak pernah ada dalam waktu dekat. Namun wabah corona membuat PJJ datang lebih cepat. Semua lini pendidikan dipaksa unuk beradaptasi akan hal tersebut. Pemerintah, Pengawas, Kepala Sekolah, Guru, Siswa tidak ketinggalan Orangtua turut terlibat dalam PJJ ini. 

Pada awalnya pembelajaran dengan menggunakan gadget jauh panggang dari pada api, namun kali ini gadget merupakan sebuah keharusan. Semua pihak dipaksakan untuk hidup dalam kehidupan yang baru atau biasa disebut New Normal. Belajar dengan teknologi saat ini merupakan keharusan. Bukan hanya siswa yang harus paham namun gurunya mau tidak mau harus meningkatkan kompetensinya dalam berteknologi.

Peran Orangtua

Bagaimana dengan orangtua? Orangtua selama PJJ merupakan ujung tombak yang mendapatkan presentasi paling besar dalam keberhasilan PJJ. 


Dulu peran guru sangat besar sebelum masa covid, namun setelah covid melanda peran orangtua menjadi lebih besar. Oleh sebab itu kerjasama semua pihak harus terjalin dengan baik, sehingga PJJ dapat berjalan lancar.

Kurikulum Transisi

Tentunya dalam keadaan seperti ini, kurikulum tidak 100% dapat dijalankan. Kurukulum transisi yang diambil sebagai kebijakan dari pemerintah, Kurikulum ini menitik beratkan pada Kompetensi Dasar yang paling esensial yang harus diajarkan kepada peserta didik. 

Kurikulum yang tidak memberatkan siswa namun capaian kompetensi minimal tetap harus terpenuhi dengan penekanan ideologi pancasila. Bahkan Pak Mentri memiliki prinsip Program yang memiliki keleluasaan kepada sekolah untuk memberikan inovasi yang biasa digunakan untuk belajar.

Bagaimana Kurikulum Transisi?

Proses pembelajaran dengan kurikulum transisi bisa dilihat pada infografis di bawah ini :


Hal di atas dikuatkan dengan kebijakan pemerintah dalam pembelajaran jarak jauh. Kebijakan tersebut bisa dilihat pada gambar di bawah ini :


HOTS dalam PJJ

Kecakapan hidup abad 21 menuntut kita untuk mempersiapkan SDM yang kompeten. Hal itu dapat tercipta dengan mendidik peserta didik dengan kecakapan hidup yang akan datang. Agar mereka siap dalam bersaing dalam dunia global.

Diperlukan manusia yang dapat belajar untuk tahu, mau melakukan, menjadi sesuatu dan dapat hidup berdampingan denan sesama.

Maka kemampuan High Other Thinking Skill amat diperlukan dan perlu diberlakukan dari jenjang dasar hingga tinggi. Kemampuan siswa untuk berfikir kritis, creatif, berkomunikasi degan baik dan berkolaborasi.

Dengan adanya HOTS dalam pembelajaran, diharapkan pada masa yang akan datang akan tercipta para individu yang bukan hanya cerdas, namun juga kreatif, ceria serta tangguh dalam setiap keadaan.

Transisi dari LOTS ke HOTS

Prosesnya harus dinikmati, tidak bisa ujug-ujug pembelajaran HOTS diberikan kepada siswa. Tentunya perlu proses perlahan untuk merubah paradigma yang selama ini sudah mengakar. 

Perubahan memang tidak bisa terelakkan, maka proses yang digunakan unuk merubah hal tersebut harus diberitahukan kepada seluruh lini pendidikan. Agar tidak ada kesimpangsiuran dari informasi yang didapat. 

Perubahan bisa dilakukan dengan mngubah soal LOTS, MOTS menjadi HOTS dengan cara pemberian informasi terlebih dahulu dan diberikan beberapa latihan untuk mengasah pemikiran para siswa terhadap soal yang diberikan.

Serta soal yang dibuat harus kontekstual, sehingga mudah dipahami dan para siswa bisa menemukan jawabannya dengan melihat keadaan yang ada disekitarnya.

Jika hal tersebut dilakukan dengan proses yang benar, maka berpikir tingkat tinggi akan terwujud. Sehingga pada akhirnya pelajar Pancasila bisa diterapkan dalam kehidupan yang masa datang.

Penugasan

Diakhir pembelajaran Ibu Ros dan Ibu Mutiara memberikan penugasan kepada para peserta. Para peserta ditugaskan untuk menjawab empat pertanyaan tentang materi hari ini.


Para peserta diberikan waktu selama kurang lebih satu jam untuk mengerjakan tugas tersebut.

Namun sayangnya saya tidak masuk tepat waktu saat sesi kedua dimulai. Amat disayangkan memang! Saya baru masuk disaat kalimat terakhir dari Bapak Wima tersampaikan, "yang terpenting kita menerima tugas dari peserta didik, namun jika pengerjaannya dikerjakan orangtua, kita sebagai guru positif thinking saja" seperti itu pemaparan terakhir dari Bapak Wima Sutega.

Acara pelatihan hari ini pun berakhir dengan closing statement dari Bapak Ahmad Ropiyat, beliau mewakili para peserta mengucapkan terimakasih atas materi yang disampaikan hari ini, semoga apa yang naraasumber berikan menjadi ilmu yang berharga bagi para peserta. Tentunya ilmu yang bermanfaat pasti akan terus mengalir pahalanya sampai akhir zaman. Aamiin.

Salam Kenal
Salam Literasi
Salam Indrakeren


0 Comments:

Posting Komentar