Assalamu'alaikum Warrohmatullahi Wabarokatuh
Silaturrahmi itu menambah rezeki, Amin
Selamat Pagi para Pejuang Pendidikan, semoga selalu sehat, semangat, dan bahagia dalam melakukan aktifitas setiap hari serta selamat berwisata membaca di blog sederhana ini.
Ada sejak Indonesia belum merdeka
Kerupuk miskin ini sudah ada sejak tahun 1920-an. Tepatnya saat bangsa Indonesia sedang mengalami masa penjajahan dan perekonomian belum stabil. Berkat alasan itu pula krupuk ini dinamakan kerupuk miskin, karena saat itu harga minyak sangatlah tinggi, sehingga tidak bisa dibeli oleh masyarakat golongan kelas bawah.
Asli Cirebon
Panganan warna warni yang dijajakan pada jalur pantura ini merupakan panganan asli Cirebon. Panganan ini bisa kita beli dengan harga bekisaran Rp. 10.000 - Rp. 15.000, jika pandai menawar harga tersebut bisa berkurang hampir 50%-nya. Kerupuk ini selain memanjakan mata ketika melihat warnanya, rasanya juga gurih, apalagi jika ditambah sambal pecel ketika memakannya, pastinya tambah cihuyyy.
Dimasak dengan Pasir
Keunikan kerupuk dari Kota Udang ini adalah pada cara menggorengnya yang masih tradisional. Kerupuk digoreng dengan pasir, bukan minyak. Mungkin karena metode memasaknya yang masih tradisional disebut kerupuk melarat (miskin).
Meskipun terkesan tidak higienis tapi kenyataannya kerupuk ini digoreng dengan pasir yang bersih. Pasir yang digunakan adalah pasir gunung yang berwarna hitam. Pasir-pasir tersebut harus disangrai lalu dijemur sebelum digunakan agar kering dan bersih. Setelah dijemur, baru pasir akan dipanaskan dalam wajan lebar untuk dimasak menjadi pegganti minyak goreng.
So, jadi siapa yang sudah pernah mencicipi panganan warna warni ini? atau malah punya cerita tersendiri dengan si krupuk miskin. hiihihihihiii 😂
Salam Literasi, Salam Indrakeren
Jangan lupa klik link bonus ini yaa, teman-teman!!!!
#Day25AISEIWritingChallenge
#100katabercerita
#30hariAISEIbercerita
#AISEIWritingChallenge#warisanAISEI#pendidikbercerita
Saya juga suka kerupuk
BalasHapusToss, Sama Kita Bu...
HapusKalau nggorengnya pake minyak namanya jadi macem2 ya pak Indra, ada krupuk rambak, kerupuk gendar, krupuk udang dll.
BalasHapusMakan tanpa krupuk bagai cinta tanpa romantisme
...cie cie ....
Cie... Kang Mul
HapusAda sejak 1920,baru tahu, ternyata kerupuk dari jaman penjajah ya
BalasHapusheheheh... iya saya juga baru tau infonya Bu
Hapus