Ciledug - Pernah merasa Malu? Saya yakin semua manusia pernah merasa Malu. Pada dasarnya Malu merupakan sifat alamiah manusia. Menurut Mba' Google Malu adalah Sifat atau perasaan yang membentengi seseorang dari melakukan yang rendah atau kurang sopan.
Menurut Wikipedia lain lagi, Malu merupakan Salah satu bentuk emosi manusia. Malu memiliki arti beragam, yaitu sebuah emosi, perasaan, pernyataan atau kondisi yang dialami manusia akibat sebuah tindakan yang dilakukan sebelumnya, dan kemudian ingin ditutupinya.
Berbeda lagi dengan apa yang diungkapkan oleh pemilik channel Youtube Ngaji Literasi. Bapak Dr. Ngainun Naim mengatakan ada empat level malu dalam menulis. Kira-kira apa yaa empat level Malu dalam menulis itu. Beliau memaparkan sangat ringan sekali, jadi saya yang mendengarkan rekaman video tersebut bisa langsung memahaminya.
Paparan beliau untuk memulai menulis, setiap manusia harus melewati dua level negatif dan mendapatkan dua level positif dalam menulis. Apa saja empat level malu dalam menulis itu?
- Malu menulisLevel awal pada kegiatan menulis adalah Malu menulis. Setiap orang pasti bisa menulis, namun banyak yang tidak percaya diri untuk menulis. Bagaimana mungkin seseorang bisa menjadi penulis, jika untuk memulainya saja masih Malu. Manusia yang tidak bisa melewati level awal dalam menulis, bisa dipastikan tidak akan bisa menulis selamanya!
- Malu tulisannya dibaca orang lainNah pada level ini seseorang sudah mulai menulis, namun masih malu memperlihatkan tulisannya. Banyak alasana yang membua seseorang yang sudah menulis namun Malu tulisannya dibaca orang lain, misalnya : Malu karena tulisannya jelek, Malu karena ceritanya kurang bagus, atau Malu akan saran dan kritik. Hal seperti itu yang akan menghambat seorang yang sudah mulai menulis tidak bisa berkembang dan naik ke level berikutnya.
- Malu tidak merefleksi diriJika dua level awal merupakan Malu yang negatif. Level Malu yang ketiga merupakan Malu yang positif. Mengapa level ketiga merupakan level Malu yang positif ? Karena, pada tahap ini, seorang yang sudah menulis siap memperbaiki atau menerima saran kritik terhadap tulisan yang sudah ditulis. Sehingga penulis yang sudah menapaki level ketiga, bisa dikatakan sebagai penulis yang berkembang dan siap untuk belajar dari setiap masukan dari pembacanya.
- Malu, Jika tidak menulis
Masih ingat apa yang dikatakan Omjay, Menulislah setiap hari buktikan apa yang akan terjadi. Apakah saya sudah menulis setiap hari? Apakah yang membaca tulisan ini sudah menulis setiap hari? Jika belum mari menulis hari ini, agar kita tidak Malu, Jika tidak menulis.
Artinya, level keempat merupakan tahap tertinggi dalam kegiatan menulis. Kalimat Malu, Jika tidak menulis! Bukan berarti harus dilakukan setiap hari, namun paling tidak dalam diri kita sudah terbiasa untuk produktif dalam menulis.
Keren
BalasHapusTerimakasih Mba Dahlia
HapusMaster Indra, trimks tulisannya keren... Nah, itu ibu waktu belajar menulis thn 2016.Kalau sekarang terus saja menulis apa yg dilihat, dirasakan langsung ditulis
BalasHapusMantap Ibu Sri...
HapusPatut di ATM caranya!!!
Jadi mikir saya berada di level yg mana ya?
BalasHapusAyoooo ada diposisi mana....
HapusKeren tulisannya
BalasHapusTerimakasih Pak
HapusSaya malu tingkat berapa ya..?😟😎😉
BalasHapusAyoo tingkat berapa yaa Bu....
Hapussaya malu jika tulisan saya tidak ada yang komen...
BalasHapusTerus menulis...
HapusNanti komentar akan mengikuti, seiring kita menulis setiap hari
Berarti saya level 1,2, dan 3. malu nanti di kacangin, he he he
BalasHapusLevel berapa yaa Pak....
Hapushmmm, 4 bagaimana...
Memang keren Pak Indra. Betul saya kadang merasa malu orang lain baca tulisan sayaðŸ¤ðŸ¤ðŸ¤
BalasHapusAyooo naikkan levelnya Bu....
HapusSemoga bisa sampai level 4
terimakasih bu
BalasHapus