Juna tersadarkan dengan bayangan dimasa lalu. Bayangan saat pertama kali berjumpa dengan sosok Ardi. Moment ketika tangannya ditarik paksa oleh Ardi merupakan moment yang paling diingatnya. Namun sebutan nama Ridwan menjadi tanya terbesar dalam benaknya. Siapa Ridwan? Apakah Ridwan sangat mirip dengannya?, sampai-sampai Ardi menariknya hingga begitu kuat.
“Kak..! “ Suara Cinta menghentikan lamunan Juna.
“Duduk Kak…!” Pinta Cinta kepada Kak Ardi yang sedari tadi berdiri dibelakang kursi Kak Juna.
“Kak, ini Kak Ardi!” Kata Cinta, memperkenalkan
“Iya … Aku ingat, kejadian di kedai Bakso” Juna menyela perkataan
Cinta
Cinta hanya bisa diam, karena
ternyata mereka berdua sudah saling kenal. Tidak seperti orang yang salig
kenal, tatapan Juna kepada Kak Ardi sangat dingin dan cendrung menyudutkan.
Berbeda dengan Kak Ardi yang selalu menampilkan muka yang tenang, seperti
menguasai keadaan.
“Bagaimana Kak Juna kenal dengan Kak Ardi” tanya Cinta
“Jadi begini, itu hanya kesalah pahaman saja” sela Ardi pada
pertanyaan Cinta.
Malam semakin larut, kondektur
bus Medan Jaya sudah memanggil semua penumpang untuk kembali menaiki bus. Termasuk
Cinta dan Juna yang mendengarnya langsung bangkit dari duduknya.
“Hati-hati yaa, semoga
perjalannya lancar sampai tujuan” Kata Ardi
“Locchhh… Kak Ardi tidak naik bus
lagi” tanya Cinta.
“Kak Ardi memang tujuannya hanya sampai Dumai, dua hari lagi baru menyusul
melanjutkan perjalanan” kata Kak Ardi.
“Oww… Baik kalo gitu, kami duluan. Assalamualaikum” Jawab Cinta.
“Menyusul…?” kata Juna
“…. “ Ardi hanya tersenyum
mendengar perkataan Juna.
Antrian menuju bus sudah
memanjang, Cinta dan Juna termasuk yang ada dalam antrian. Melangkahkan kaki
satu demi satu agar bisa naik ke bus secara bergantian. Ardi yang melihat dari
kejauhan, hanya bisa mengucap dalam hati. “Kita
akan berjumpa dalam mencari kebenaran!!”
#Jan09AISEIIWritingChallenge
Salam Kenal
Salam Literasi
Salam Indrakeren
0 Comments:
Posting Komentar